Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menciptakan Ekosistem Kampus Religius, Mungkinkah?

15 Agustus 2018   16:08 Diperbarui: 15 Agustus 2018   20:20 1070
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibarat rumah makan, titik strategisnya adalah didapur. Kekuatan rumah makan sangat tergantung pada kemampuan koki dan menu yang diciptakannya. Begitu juga sebuah lembaga pendidikan seperti kampus, keunggulan dan sekaligus kelemahannya sangat ditentukan oleh muatan kurikulum. Atau dengan kata lain, kurikulum itulah dapurnya kampus. 

Secara teori, kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU nomor 20 tahun 2003; PP nomor 19 tahun 2005).

Jadi grand design model dalam menciptakan dan menghasilkan lulusan dari serangkaian proses yang dilakukan oleh sebuah lembaga pendidikan dimulai dari kurikulum. Dari sinilah bermula sebuah produk pertama kali diolah. Atau alat mengolahnya menggunakan bantuan kurikulum. 

Untuk menciptakan sebuah kurikulum memang bukanlah perkara mudah. Apalagi jika dikaitkan dengan fenomena saat ini dan tantangan yang akan dihadapi pada masa mendatang. Tentu membutuhkan pemahaman yang mendalam yang harus dimiliki oleh penyusun kurikulum. 

Namun begitu, faktor muatan materi kurikulum menjadi faktor utama yang dapat mempengaruhi keseluruhan sebuah kurikulum. Sehingga jika sebuah lembaga pendidikan sudah bertekad ingin menciptakan ekosistem kampus religius, maka muatan agama, tauhid, keimanan, harus mendapatkan prioritas. 

Dosen dan Pengajar

Unsur kedua yang turut menjadi kunci agar ekosistem kampus bernuansa religi dapat diciptakan adalah kemampuan dosen dan para pengajar. Dimana keilmuan mereka tidak hanya terbatas pada disiplin ilmu masing-masing namun juga memiliki pemahaman agama yang baik sebagai ilmu utama pendamping.

Sangat penting untuk disadari oleh seluruh warga kampus bahwa dosen dan mahasiswa merupakan dua pilar kekuatan utama pada sebuah lembaga pendidikan kampus. Jika pincang salah satunya, maka tujuan kurikulum tidak akan tercapai bahkan cenderung mengalami kegagalan. 

Oleh karena itu dosen haruslah menjadi idola atau panutan bagi warga kampus lainnya terutama mahasiswa. Mereka harus dapat memberikan contoh dan tauladan yang baik bagi mahasiswanya. Baik secara lisan maupun dalam perbuatan. 

Secara lisan dosen harus dapat memberikan contoh komunikasi yang baik, santun, ramah dan mencerahkan. Tidak boleh sekali-sekali seorang dosen memperlihat gaya komunikasi yang tidak beretika, kasar dan penuh amarah yang tidak jelas. 

Intinya bahwa dosen dapat merepresentasikan pendidikan religius dalam lingkungan kampus, pendidikan religius yang dimaksud adalah pendidikan yang mengajarkan nilai-nilai agama secara umum, apapun agamanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun