Pertama: bahwa setiap orang beriman mesti berpikir bekal apa yang dapat dibawa pada hari esok (maksudnya adalah hari akhirat). Kata beliau "apapun yang kita lakukan hari ini pasti berpengaruh terhadap hari esok. " oleh sebab itu, maka kita perlu melakukan berbagai kebaikan agar hari esok kita juga baik.Â
Kedua: sebagai lembaga pendidikan (bukan lembaga pengajaran), Politeknik Kutaraja terbuka peluang besar untuk menyusun sebuah kurikulum yang dapat mencetak alumni yang baik, berakhlak mulia, dan memiliki skill. Dosen harus mampu mendidik para mahasiswa sehingga mereka menjadi mahasiswa yang baik.Â
Menurutnya persoalan di Indonesia sekarang adalah kurangnya jumlah orang baik, berakhlak mulia. Kalau orang pintar dan memiliki IQ tinggi banyak. Orang yang memiliki skill di Indonesia juga banyak. Oleh karena itu hendaknya di Politeknik Kutaraja nanti melahirkan orang-orang yang baik dan cerdas, orang baik dan memiliki skill, orang baik dan berkompetensi.
Pengusaha daring terkaya di Tiongkok tersebut ternyata dia lebih senang bekerja dengan orang-orang yang walaupun memiliki kecerdasan biasa-biasa saja, namun memiliki moral yang baik, akhlak yang baik, daripada mereka yang cerdas, ber-IQ tinggi, juara kelas, namun moral dan akhlaknya buruk.Â
Ternyata Jack Ma tidak mau bekerja dengan orang-orang atau karyawan yang tidak memiliki karakter yang baik. Oleh sebab itu Ilham mengharapkan agar dosen bisa mendidik dengan mengedepankan karakter, baru setelah itu skill, kompetensi, dan lain sebagainya.Â
Hampir satu jam penceramah menyampaikan tausiyahnya, membuat para hadirin dan undangan merenung tentang bagaimana mempersiapkan masa depan. Bahwa dengan mendidik memungkinkan orang memperoleh investasi pahala bagi hari esok mereka. Jika ada sedeqah jariyah yang terus mengalir pahalanya bagi yang memberikan, begitu dosa jariyah hendaknya dapat dihindari agar tidak dilakukan.Â
Apalagi zaman teknologi informasi seperti sekarang ini. Berseleweran berbagai macam di WA dan media sosial, hendaklah jangan langsung di-share. Tapi lihat pesan dan isinya apakah berpotensi sedeqah jariyah atau dosa jariyah?
Pada akhir acara, ditutup dengan doa bersama dan pembagian santunan bagi anak yatim yang diserahkan oleh Ketua YPSIK, Abdul Manaf, SE., Ak.Â
Salam.[]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H