Dengung pendidikan karakter di Indonesia bagaikan suara seruling di pentas idola musik dangdung. Dari segi iramanya kadang naik kadang turun, mengalun menurut lagu yang dinyanyikan. Begitulah perumpamaan keinginan pemerintah dalam mengimplementasikan pendidikan karakter.Â
Namun tidak apa-apalah, yang penting niat pemerintah untuk meletakkan dasar pendidikan bagi generasi Indonesia sudah mulai terlihat. Indikasi tersebut dapat diamati pada kurikulum, mempersiapkan tenaga pendidik, dan strategi pembelajaran dan model pembelajaran yang dijalankan.Â
Pendidikan karakter ditengarai saat ini sangat tepat bagi Bangsa Indonesia yang sedang terancam dengan berbagai budaya negatif modernisasi. Akibatnya generasi muda bangsa terpengaruh secara negatif melalui berbagai macam cara.Â
Untuk menguatkan anak bangsa dari dampak buruk modernisasi dan globalisasi, perlu dilakukan pola penangkal yang kuat sebagai langkah preventif. Sedangkan untuk memiliki kemampuan menghalau, anak-anak bangsa perlu dididik dengan menanamkan moral yang baik dan sifat tanggung jawab.Â
Strategi itulah yang dijalankan oleh salah satu sekolah dasar di Banda Aceh. Murid-murid kelas VI diberikan tugas untuk menjaga kebersihan ruang belajar mereka. Anak-anak tersebut diberikan pemahaman bahwa menjaga kebersihan merupakan tanggung jawab bersama.Â
Oleh guru pembimbing, mereka diminta untuk membentuk beberapa kelompok dalam satu kelas. Setiap kelompok terdiri 4-5 orang murid. Mereka bergabung baik murid laki-laki maupun perempuan. Lalu kelompok yang sudah terbentuk dibuatkan daftar nama masing-masing sesuai grup.Â
Daftar nama setiap kelompok atau grup tersebut ditempel di depan kelas agar semua anggota grup dapat melihat dan mengetahui siapa saja anggota grupnya.Â
Dalam setiap grup diketuai oleh seorang pemimpin (leader) yang membawahi rekan-rekannya. Biasanya ketua grup dipilih atau ditunjuk oleh anggota grup itu sendiri. Setelah semua setuju, merekapun patuh pada ketua terpilih atau yang ditunjuk.Â
Agar grup lebih terkoordinir dan mempunyai organisasi yang baik, ketua grup dapat mengangkat seorang petugas untuk bagian catat-mencatat. Bisa disebut sebagai sekretaris grup. Fungsinya adalah untuk membantu ketua kelompok dalam mengorganisasikan grup mereka.Â
Setelah semua fungsi organisasi dan perangkat sudah terbentuk secara lengkap. Guru pembimbing mengarahkan semua ketua grup yang ada di kelas untuk menyusun program kerja grup dalam menjaga kebersihan dan keindahan kelas atau ruang belajar.Â
Mereka dipandu untuk melakukan musyawarah dalam kelompok masing-masing. Tidak dibolehkan ketua dan sekretaris grup mengambil keputusan sendiri-sendiri. Semuanya harus berdasarkan hasil musyawarah atau rapat.Â