Masyarakat Aceh kembali dikejutkan oleh berita terdamparnya Ikan Paus berukuran raksasa di perairan kawasan Aceh Timur pada hari Minggu, 17 Juni 2018.
Kabar tersebut dengan cepat beredar dari mulut ke mulut dan group-group WhatSapp. Sampai beberapa pekerja berita pun mencoba mencari tahu kepastian dan konfirmasi kebenaran kabar tersebut ke berbagai pihak.Â
Alhasil informasi terdamparnya Ikan Paus di Aceh Timur dibenarkan oleh warga yang melaporkan kabar tersebut ke salah seorang wartawan dari sebuah media di Banda Aceh.Â
Meskipun begitu, secara lebih detail belum dapat diinformasikan ke masyarakat apa penyebab terdamparnya hewan mamalia tersebut. Apakah di bawa arus atau Ikan Paus tersebut mengalami masalah navigasinya.
Memang dalam dua tahun terakhir, perairan Aceh kerap mendapatkan Ikan Paus yang terdampar. Pada akhir tahun 2017 terdapat  10 ekor Ikan Paus jenis Sperma yang terdampar di kawasan Ujung Kareung Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar.Â
Diantara beberapa ekor Ikan Paus yang terdampar tersebut dapat diselamatkan oleh tim terpadu BKSDA Aceh, LSM, FKP Unsyiah dan elemen masyarakat lainnya dengan cara mendorongnya kembali ke laut. Namun beberapa yang lain tidak dapat tertolong dan akhirnya mati, lalu dikuburkan dipantai kawasan perairan Ujung Kareung.Â
Adapun kronologi terdamparnya Ikan Paus di Aceh Timur menurut informasi yang beredar di group Whatsapp Konservasi Laut Aceh "Update dari Aswadi dan Firdaus KOFAKAHA. @Dhaus infonya seekor paus sperma terdampar Update dari Aswadi dan Firdaus KOFAKAHA. @Dhaus infonya seekor paus sperma terdampar tanggal 15 juni 2018 subuh, di Seneubok, Idi Cut, Aceh Timur. Langsung ditarik oleh nelayan. Pada penarikan pertama Ikan Paus ke laut  namun Ikan Paus tersebut kembali ke pantai. Penarikan kembali Ikan Paus siangnya baru tidak kembali lagi."
Ditambahkan oleh anggota group yang lain bahwa diduga penyebab terdamparnya Ikan Paus di Aceh karena beberapa faktor. Prediksi utama adalah kelimpahan makan akibat perubahan suhu air dratis atau thermocline, gejala ini sama persis diteluk Tomini hanya disana sering muncul paus dengan dengan jenis berbeda bahkan orca.Â
Kondisi topografi bawah laut disana berbeda dengan Aceh mereka pada pinggiran cenderung berperairan dalam ratusan meter atau kebanyakan drop off. Sedangkan perairan utara Jawa dan utara Sumatera berperairan dangkal berpasir sehingga semakin mendekati pantai semakin hangat perairannya semakin berlimpah makanan , semakin hangat perairan semakin disukai hewan pada saat saat tertentu utk bersponing kondisi membuat Ikan Paus-paus terjebak bahkan kapal tradisional sekalipun.
Ini sekilas pengamatan untuk kebenerannya perlu diteliti dengan pengambilan data autentic. Untuk Aceh sangat berguna agar tidak muncul tahyul atau karangan berita tak berdasar dikaitkan dengan bencana alam.
Berkaitan dengan fenomena banyaknya Ikan Paus terdampar di perairan Aceh memang sempat menjadi isu dikalangan masyarakat bahwa hal ini pertanda akan terjadi tsunami kembali sebagaimana pernah terjadi pada tahun 2004 lalu.Â
Sehingga sempat terjadi kepanikan dan kekuatiran, apalagi bagi mereka yang masih trauma dengan musibah besar yang menewaskan ratusan ribu orang dan kehilangan tempat tinggal serta sanak keluarga.Â
Namun hal itu sudah dibantah oleh Prof. Adlim, Dekan Fakultas Kelautan dan Perikanan Unsyiah, bahwa tidak benar pihaknya pernah mengatakan informasi demikian, sehingga masyarakat tidak perlu kuatir atau resah, itu berita yang tidak berdasar atau hoaks.Â
Ini adalah fenomena alam yang dapat dijelaskan dengan ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu Tim Terpadu Penangangan Ikan Paus Terdampar Provinsi Aceh perlu melakukan kajian yang mendalam untuk mengetahui penyebab seringnya Ikan Paus terdampar di perairan Aceh. Sehingga nantinya masyarakat dapat mendapatkan informasi yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan. []
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI