Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ziarah Kubur sebagai Agenda Penting Kegiatan Lebaran

17 Juni 2018   10:15 Diperbarui: 18 Juni 2018   09:51 1008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto: jabar.tribunnews

Salah satu prasyarat diterima puasa seseorang oleh Allah Swt yaitu berbakti kepada kedua orang tua mereka, tidak menyakitinya dan selalu menyayangi keduanya. 

Karena begitu pentingnya hubungan antara anak dan orang tua, maka seseorang tidak boleh luput untuk memberikan perhatian dalam perkara ini. Jangan sampai karena berbagai kesibukan, seorang anak lupa kepada orang tua mereka. 

Bahkan dalam ajaran Islam ditegaskan bahwa ridha Allah ada bersama ridha kedua orang tuanya. Ini bermakna, jika orang tua tidak memberikan restu dan doa bagi anak-anak mereka niscaya anak-anak tersebut selalu dalam murkanya Allah Swt. 

Oleh sebab itu, seorang anak wajib memperlakukan kedua orang mereka dengan baik dan lemah lembut agar hati mereka tidak tersakiti, karena selain dosa besar, menyakiti hati orang tua membuat hidup mengalami kesulitan.

Rasulullah Saw dalam riwayatnya mengatakan kepada para sahabat jika mereka masih memiliki ibu, maka memelihara dan merawat mereka merupakan jihad dihadapan Allah. 

Pernah Rasulullah meminta seorang sahabatnya yang ingin ikut berperang bersamanya untuk kembali ke rumah karena diketahui orang tersebut masih memiliki seorang ibu yang sangat membutuhkan perhatiannya.

Untuk mewujudkan kebaktian kita terhadap kedua orang tua terutama ibu pada zaman modern ini dapat dilakukan dengan berbagai cara. Jika mereka masih hidup, maka kita bisa tinggal serumah dengan kedua orang tua kita. 

Memberi mereka makan dan berusaha untuk memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya jika orang tua kita tidak memiliki pendapatan sendiri. Seorang anak wajib menyisihkan sebagian dari pendapatan mereka untuk diberikan kepada orang tuanya. 

Bukan hanya memberikan kebutuhan fisik seperti makan dan minum, seorang anak juga turut memberikan perhatian dan kasih sayang yang tulus sebagaimana mereka pernah memelihara dan menyayangi kita di waktu kita masih kecil. 

Berkata dengan kata-kata yang baik dan lemah lembut sangat dianjurkan dalam berkomunikasi dengan kedua orang tua kita. Tidak boleh kita berkata kasar dengan nada suara keras dan membentak karena sikap demikian dapat menyakiti hati mereka. 

Seorang anak laki-laki tidaklah lebih penting dalam memberikan perhatian dan kasih sayang melainkan kepada kedua orang tua mereka bukan isterinya. Meskipun istri dan anak-anak mereka juga penting. 

Namun jika seorang laki-laki lebih mendahulukan istrinya ketimbang ibu kandungnya maka hal ini bisa menjadi penyebab tidak diterima amalan puasa yang dilakukan selama bulan ramadan. Oleh karena itu seorang suami harus memahami dan menjelaskan dengan baik kepada isterinya mengapa posisi ibu sangat penting bagi seorang laki-laki. 

Ada yang mengatakan istri bagi seorang suami merupakan perempuan kedua dalam hidupnya sedang perempuan pertama adalah ibu-ibu mereka, jangan sebaliknya karena terlalu mencintai istrinya, seorang suami lupa terhadap ibu kandungnya sendiri. Jika itu terjadi, maka dosa besarlah yang ia terima.

Mungkin kalau kedua orang tua masih hidup tentu lebih mudah untuk memelihara dan merawat mereka sebagai bentuk berbakti kepadanya. Namun bagaimana jika mereka sudah meninggal? Apakah hubungan antara anak dan orang tua terputus? 

Nah inilah yang dilakukan oleh sebagian besar ummat islam selama lebaran Idul Fitri. Berziarah ke kubur orang tuanya merupakan salah satu bentuk berbakti kepada mereka bagi orang tua yang sudah meninggal dunia. 

Biasanya waktu berziarah dilakukan menjelang hari raya, bisa sehari sebelum lebaran atau setelah shalat id usai dilakukan. Kedua waktu tersebut tidak menjadi masalah. Yang terpenting adalah memperhatikan tata cara yang telah ditunjukkan oleh Rasulullah Saw. 

Beberapa hal yang dilakukan oleh masyarakat muslim terutama di Aceh ketika berziarah ke kubur adalah membaca Al-Quran, berdoa dan tabur bunga. Mengenang jasa orang tua sambil mendoakan mereka adalah cara yang paling baik dilakukan saat menziarahi kubur. 

Di Aceh pada umumnya warga berziarah pada saat hari raya atau setelah shalat id dilakukan, lalu beramai-ramai mendatangi kuburan orang tua atau leluhur sambil membawa air yang sudah dicampuri bunga dan wewangian untuk cuci muka dan menyirami kuburan. 

Ada pula yang membaca Al-Quran terutama surat yasin dan disertai dengan tahlil, tahmid dan doa memohon ampunan terhadap arwah almarhum orang tua mereka. 

Begitulah cara kita berbakti kepada kedua orang tua jika mereka sudah meninggal dunia. Dan hal itu tidak ada halangan untuk dilakukan. Sekiranya pun tidak sempat berziarah ke kubur karena berbagai alasan, kita tentu masih bisa memanjatkan doa setiap selesai melakukan shalat lima waktu setiap harinya. 

Dengan demikian hubungan seorang anak dengan orang tuanya tidak akan terputus sampai kapanpun walau sampai dunia berakhir. Sehingga kewajiban berbakti kepada mereka tidak ada batasnya. 

Wasalam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun