Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dengan Semangat Idul Fitri, Mari Kita Bersihkan Hati Menuju Indonesia Bermartabat

15 Juni 2018   12:09 Diperbarui: 15 Juni 2018   18:09 691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam tausiyahnya hampir satu setengah jam tersebut, khatib mengajak seluruh jamaah senantiasa menjaga kebiasaan baik yang telah dilakukannya selama ramadan dan meneruskannya sejak bulan syawal ini sampai seterusnya. Kebiasaan shalat berjamaah pada awal waktu perlu terus dijaga, begitu juga dalam menjaga makanan dan pola makan. 

Iqbal Muhammad menekankan, puasa yang benar sesuai tuntunan Allah dan Rasul Nya akan membuat seseorang menjadi lebih sehat, karena puasa dapat membentuk pola makan sesorang jadi lebih teratur dan terkontrol. 

Dengan mampu mengendalikan hawa nafsu terhadap makanan, maka dapat terhindar dari penyakit. Oleh sebab itulah mereka yang berpuasa akan selalu sehat. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah yang mengatakan siapa yang berpuas maka dia akan sehat. Berpuasa itu sehat, begitu pesan Rasulullah SAW. 

Selain itu, nilai ramadan yang perlu diteruskan dalam bulan syawal dan bulan-bulan lainnya adalah tetap menjaga kebersihan hati, tidak memiliki sifat iri, dengki dan buruk sangka kepada siapapun apalagi berburuk sangka kepada Allah. Sebab penyakit hati dapat menghapus pahala puasa yang telah dikerjakan. 

Jika itu terjadi maka seseorang hanya memperoleh lapar dan dahaga saja selama bepuasa. Sedangkan pahalanya sudah terhapus bersamaan rasa dengkinya terhadap orang lain. 

Khatib kemudian memberikan sebuah contoh, mengilustrasikan satu hadits Rasulullah yang mensinyalir tentang betapa banyak orang yang berpuasa namun mereka tidak mendapatkan apa-apa dari puasa mereka kecuali lapar dan dahaga, maka hendaknya kita tidak termasuk dalam golongan tersebut, begitu pintanya. 

Hampir satu jam lebih beliau membaca khutbah, namun para jamaah terlihat sangat antusias dan kusuk mendengarkannya. Dengan memberikan contoh-contoh yang mudah dipahami oleh para jamaah, membuat tausiyah Idul Fitri di Mesjid Peudaya kali ini semakin khidmat. 

Para Jamaah Saling Bermaaf-maafan Setelah Melakukan Ibadah Shalat Idul Fitri di Masjid Peudaya Padang Tiji
Para Jamaah Saling Bermaaf-maafan Setelah Melakukan Ibadah Shalat Idul Fitri di Masjid Peudaya Padang Tiji
Menjelang bagian terakhir dari rangkaian pelaksanaan ibadah lebaran tersebut, Iqbal Muhammad sedikit menyinggung tentang turunnya Al-Quran pada malam 17 ramadan yang didalamnya terdapat begitu banyak hikmah. 

Al-Quran bukan saja sebagai pedoman hidup manusia (muslim) yang kalau dibaca akan mendapatkan pahalanya namun juga bisa menjadi obat bagi orang-orang yang beriman. Tidaklah Al-Quran itu diturunkan melainkan menjadi obat.

Dengan membaca Al-Quran, maka seluruh penyakit akan diangkat oleh Allah, bukan hanya penyakit batin tetapi juga penyakit fisik. Lalu beliau menceritakan sebuah kasus tentang seseorang yang terkena penyakit jantung kronis dan divonis oleh dokter bahwa usianya hanya bertahan enam bulan saja. 

Namun dengan rutin membaca Al-Quran dan rajin melaksanakan shalat malam, perempuan yang tadi mendapatkan vonis akan meninggal dunia oleh dokter ternyata Allah balikkan kondisinya menjadi sehat walafiat dan dipanjangkan usianya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun