Selalu saja ada hal yang menarik terjadi setiap harinya sepanjang ramadan. Dalam bidang ekonomi dan bisnis, tercatat begitu banyak pelaku usaha mikro dan rumah tangga meraup keuntungan dari bisnis menu buka puasa yang mereka jalankan. Meskipun hanya menjual kue dan takjil namun permintaannya sangat tinggi.
Hampir setiap daerah, secara bisnis tingkat pembelian makanan oleh masyarakat selalu meningkat sepanjang bulan ramadan. Hal ini dapat kita lihat dari kesibukan aktivitas ekonomi pelaku usaha mikro dan rumah tangga relatif tinggi.Â
Sebagaimana kesibukan salah seorang penjual Mie Caluek, Abu Bakar (50) tahun di kawasan pasar Kampung Baru Banda Aceh dalam melayani calon pembeli setiap harinya selama bulan ramadan.Â
Dengan dibantu oleh 4 karyawannya, Abu Bakar mampu menyediakan hampir 150 kg lebih makanan berbahan mie setiap sore hari sebagai penganan berbuka puasa. Dari jumlah tersebut Abu Bakar dapat menjual Mie Caluek sebanyak 40 kg.Â
Bagi warga Aceh dan Banda Aceh pada khususnya, Mie Caluek menjadi makanan yang sangat akrab dengan lidah mereka. Hampir setiap hari warga selalu menyediakan kuliner tersebut diantara menu berbuka, tidak lengkap rasanya tanpa ada Mie Caluek.Â
Di Banda Aceh, yang menjual mie ini tidak hanya Abu Bakar, masih banyak penjual lainnya yang bertebaran di seluruh kota juga menyediakan Mie Caluek sebagai kuliner dagangan mereka. Bayangkan jika ada 500 meja penjual dengan rata-rata 2-3 kg Mie Caluek, maka jumlah yang dihabiskan  bisa mencapai 1.000-1.500 kg per hari.Â
Tingginya minat warga Banda Aceh mengkonsumsi Mie Caluek sejauh ini belum ada hasil penelitian yang menjelaskan penyebabnya. Namun sejauh pengetahuan saya, Mie Caluek memang sudah sejak lama telah menjadi makanan yang digandrungi oleh masyarakat Aceh terutama daerah pantai timur utara (Banda Aceh - Aceh Tamiang).Â
Bahkan Mie Caleuk ini juga selalu dijual di kantin-kantin sekolah di hampir seluruh sekolah yang ada di Aceh, nah mungkin karena sejak remaja warga Aceh sudah sering mengkonsumsi Mie Caleuk, maka kuliner ini menjadi sangat favorit.
Mungkin Anda bertanya-tanya apa sih Mie Caluek itu? Sebenarnya makanan tersebut terbuat dari mie lidi biasa. Mie berwarna kuning yang dijual dalam kemasan plastik, biasanya berat per bungkus 1 kg. Harganya bisa 10-15 ribu setiap bungkus, ini masih mentah.Â
Nah proses selanjutnya mie lidi tersebut direbus dengan tingkat panas 100 derajat celcius dalam wadah rebusan atau wajan tempat memasak. Jangan terlalu lama di rebus karena bisa menyebabkan mie terlalu lembek dan lengket sehingga tidak enak di makan. Namun angkatlah kira-kira mie lidinya sudah terlihat agak kenyal dan tidak terlalu keras.Â
Setelah proses rebusan selesai dilakukan, tiriskanlah mie lidi dengan menggunakan saringan agar air rebusan bisa dibuang. Biarkan pendinginan kira-kira 10 menit sampai tangan Anda dengan mudah dapat memegang atau menyentuhnya.Â
Kemudian langkah berikutnya adalah menyiapkan bumbu mie lidi untuk menjadi Mie Caluek. Biasanya orang Aceh sangat suka makan mie ini dengan sambal cabai yang sangat pedas. Maka siapkanlah bumbu cabai seperti sambalado sebagai ramuan  Mie Caluek. Â
Namun ada juga yang seleranya berbeda, Mie Caluek dibumbui dengan bumbu kacang seperti bumbu pecal dan gado-gado. Sebagian ada yang mengkreasikan dengan kuah lontong atau menjadi mie rebus bahkan ada yang menyajikannya seperti spageti.
Tidak masalah karena ini soal selera. Menikmati Mie Caluek dengan lontong sayur dan atau merebusnya dengan bumbu yang banyak juga sangat enak bagi mereka yang senang makan Mie Caluek.Â
Lalu mengapa ada istilah caluek? Caluek itu adalah kosa kata dalam bahasa Aceh. Caluek dapat diartikan dengan mengambil makanan dengan comot menggunakan tangan langsung tanpa pakai sendok. Jadi Mie Caluek dapat digambarkan sebagai makanan yang berasal dari mie lidi lalu diberi bumbu khas Aceh dan ditaruh dengan menggunakan tangan si penjual atau si penyaji. Semoga kebayang ya, hehe.Â
Maka itulah disebut Mie Caluek. Dan sampai sekarang brandnya ya seperti itu. Memang berbeda dengan Mie Aceh. Jadi kalau Anda ke Aceh jika mau makan Mie Caluek maka tinggal pesan, tidak perlu menunggu lama.Â
Apalagi sebentar lagi lebaran, pasti kuliner yang paling merakyat di Aceh adalah Mie Caluek. Makanan ini dijual oleh banyak orang dan dibeli oleh banyak orang juga. Mulai dari pelosok desa sampai ke kota. Mie Caluek telah menjadi ikon baru kuliner masyarakat Aceh.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H