Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tradisi Unik Adat Perkawinan Suku "Aneuk Jamee" Aceh

5 Juni 2018   06:11 Diperbarui: 5 Juni 2018   19:53 5753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mempelai menggunakan pakaian adat dan dipayungi dengan payung berwarna kuning. Rombongan dibagi kedalam beberapa kelompok masing-masing, termasuk didalamnya rombongan pemukul gendang.

Beberapa meter dari depan rumah pengantin mulailah tarian dan pukulan gendang bergema, kemudian disambut dengan tarian gelombang dari pihak dara baro (pengantin wanita), sampai pengantin pria dijemput didepan pintu pagar rumah dara baro dan dibawa kedalam didudukkan pada pelaminan yang telah disiapkan.

Sesampai di dalam rumah, dan pengantin disilakan duduk pada tempat yang telah disediakan, acara selanjutnya kepala kampong selaku ketua adat menyerahkan cerana berisi mahar (biasanya sampai 10-20 mayam emas) dan bawaan lainnya kepada kepala desa setempat untuk diperiksa dan diteruskan kepada penghulu atau khadi (petugas nikah) dan prosesi nikah.

Pada sesi terakhir acara, kepala desa dari pihak linto baro (pengantin pria), menyerahkan mempelai kepada kepala desa setempat. Kemudian linto dibawa ke ruang tengah dengan melalui kain kuning terbentang dan diinjakkan telur ayam.

Kaki mempelai dicuci oleh seorang tua dan setelah itu ia dinaikkan ke atas pelaminan yang disambut dengan bersalaman oleh calon isterinya. Dalam acara bersanding tersebut kedua mempelai makan bersama saling suap sampai tujuh kali dan disaksikan ole semua hadirin.

Malam Pertama

Di malam pertama, mempelai laki-laki dijemput oleh beberapa orang wanita tua dengan membawa bungkusan sirih adat. Mempelai itu dibawa ke rumah pengantin wanita dengan ditemani dua orang temannya.

Setibanya di rumah dara baro, mereka dipersandingkan dan makan bersama lagi. Selesai makan, kedua mempelai turun ke serambi muka untuk beramah tamah dengan teman-temannya dan tetangga terdekat.

Malam pertama ini, suasana dihiburi dengan berbagi permainan rakyat seperti, kaba sunggah banban, ratoh, debus, kasidah rebana, dll. Menjelang tengah malam, baru kedua pengantin baru tersebut  memasuki kamar tidur.

Telah menjadi adat, tradisi pula bahwa setiap mempelai laki-laki haru pulang ke rumahnya sebelum fajar, diantar oleh kawannya yang turut bermalam di rumah itu (hal ini hanya untuk satu malam saja).

Menjelang (Tueng Dara Baro)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun