Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dari Syariat Islam sampai Toleransi di "Pantai Bali" Aceh

4 Juni 2018   11:25 Diperbarui: 4 Juni 2018   13:44 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indahnya Pantai Bali Aceh saat Sore Hari (dokpri)
Indahnya Pantai Bali Aceh saat Sore Hari (dokpri)
Seperti halnya Pantai Bali yang terletak di pinggiran Kota Sigli Kabupaten Pidie. Pantai ini ramai dikunjungi warga, bukan hanya warga setempat bahkan dari luar kota. Seperti dari Banda Aceh atau dari Medan. 

Pantai Bali menjadi tempat tujuan wisata laut yang enak untuk dikunjungi, selain pantainya bersih juga ombaknya sangat ideal untuk pengunjung yang suka mandi. 

Beda Pantai Bali yang ada di Aceh dengan pantai di pulau Bali, tentu sangat jauh sekali. Di Pantai Bali Aceh tidak ada tradisi bule berjemur di pantai dan tidak diizinkan mengkonsumsi minuman keras (beralkohol). 

Meskipun begitu, pengunjung pantai Bali Aceh ini sangat beragam. Mulai dari yang beragama Islam, Kristen sampai Budha dan Hindu. Entiknya pun begitu, ada Aceh, Jawa, Batak dan entik Tionghoa. Semua berbaur jadi satu saling menikmati indahnya panorama Pantai Bali Aceh. 

Di Pantai Bali Aceh Meskipun fasilitas sederhana, namun nyaman untuk dikunjungi (dokpri)
Di Pantai Bali Aceh Meskipun fasilitas sederhana, namun nyaman untuk dikunjungi (dokpri)
Hampir tidak pernah terjadi keributan atau selisih paham antara sesama pengunjung tersebut meskipun masyarakatnya sangat heterogen. Disinilah kita bisa melihat bentuk toleransi yang paling nyata dalam kehidupan masyarakat Aceh. 

Ayo sahabat Kompasianer senusantara, silakan berkunjung ke Pantai Bali di Kota Sigli Aceh, hanya butuh sekitar 2,5 jam saja dari Kota Banda Aceh dengan biaya transport darat Rp50.000,-

Sekian dulu ya. Kapan-kapan kita sambung lagi. Wasalam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun