Menangkal Hoaks
Melihat begitu masifnya penyebaran hoax di sekitar kita, maka dituntut bagi penerima informasi agar lebih selektif dan kritis dalam menyaring setiap berita yang disajikan baik di media sosial maupun media mainstream.
Untuk meminimalisir penyebaran hoax, kita sebaiknya mempelajari terlebih dahulu apa yang menyebabkan hoax sangat mudah tersebar di jagad informasi publik. Dengan demikian kita dapat mencari solusi atau cara-cara untuk menangkalnya.
Menurut Guru besar Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran, Bandung, Deddy Mulyana, menyebut ada faktor utama yang menyebabkan informasi palsu (hoax) mudah tersebarnya di Indonesia.Â
Faktor itu yakni karakter asli masyarakat Indonesia yang dinilai tidak terbiasa berbeda pendapat atau berdemokrasi secara sehat. Kondisi itu merupakan salah satu faktor mudahnya masyarakat menelan hoax yang disebarkan secara sengaja. "Sejak dulu orang Indonesia suka berkumpul dan bercerita.
Sayangnya, apa yang dibicarakan belum tentu benar. Sebab budaya kolektivisme ini tidak diiringi dengan kemampuan mengolah data."
Budaya masyarakat Indonesia yang sangat sosialis dan kolektif tersebut ternyata menjadi strategi yang sangat tepat bagi penyebar hoax untuk membangun solidaritas yang bersifat menentang ditengah-tengah masyarakat yang emosional dan labil.Â
Indikasi ini bisa dilihat bagaimana pesan (hoax) berantai dikirim secara terus menerus di media sosial kepada setiap orang.
Untuk itu, masyarakat perlu terus diedukasi untuk bisa mengidentifikasi secara sadar perihal berita sesat alias "hoax" yang kini masih tersebar luas di dunia maya.Â
Dengan meningkatkan kemampuan literasi ilmu pengetahuan kepada masyarakat terutama pengguna internet dan media sosial, maka hoax dengan sendirinya akan hilang.Â
Motonya: Tingkatkan kecerdasan, maka Hoax akan hilang. Dan mulailah dari diri sendiri, keluarga dan teman-teman dekat.[]