Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Beban Puncak PLN Dipastikan Meningkat Selama Ramadan

16 Mei 2018   09:59 Diperbarui: 16 Mei 2018   11:48 829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: jabar.tribunnews.com

Menjelang ramadan 1439 H, ummat Islam Indonesia melakukan berbagai persiapan. Ibadah sakral yang dilaksanakan setahun sekali ini membuat muslim Indonesia menyambut bulan puasa tersebut dengan sangat antusias.

Memasuki bulan ramadan yang diperkirakan jatuh pada hari Kamis (17/5) besok. Kesiapan ummat Islam pun semakin matang, mulai dari menyiapkan perlengkapan buat ibadah shalat teraweh, membersihkan rumah sampai menyetok kebutuhan dapur untuk kebutuhan seminggu kedepan. 

Meskipun ibadah puasa ini rutin dilakukan setiap tahunnya, namun nuansa semangat menyambut ramadan selalu berbeda. Maklum, setiap muslim pasti menginginkan adanya peningkatan kualitas ibadah dari tahun sebelumnya sehingga antusiasme penyambutan pun selalu lebih baik. 

Biasanya pada bulan ramadan walaupun tidak makan atau pun minum namun tingkat konsumsi masyarakat terhadap barang/jasa selalu meningkat. Jika melihat data BPS, bahkan permintaan terhadap bahan pokok pada bulan ramadan dari tahun ke tahun trennya cenderung meningkat.

Begitu juga halnya dengan konsumsi energi gas. Pertamina jauh-jauh hari sudah menghitung tingkat kebutuhan pasar terhadap gas rumah tangga dan pelaku usaha mikro, serta menyiapkan stok lebih dari biasanya sebagai langkah antisipasi. 

Bagaimana dengan PLN? 

Tidak bisa dipungkiri bahwa tingkat ketergantungan masyarakat terhadap energi listrik sangat tinggi bahkan saat ini listrik telah menjadi kebutuhan pokok. Artinya tanpa energi listrik semua aktivitas sehari-hari otomatis terhenti. 

Bila kita perhatikan tidak ada sudut kehidupan manusia modern zaman sekarang ini yang tidak teraliri energi listrik. Mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali semuanya terhubung dengan listrik. 

Karena begitu pentingnya peran energi listrik bagi masyarakat, maka permintaan terhadap listrik setiap tahun mengalami kenaikan yang cukup signifikan, baik dari sisi jangkauan jaringan maupun jumlah konsumsi energi listriknya. 

Menurut Direktur Utama PLN Sofyan Bashir, Indonesia masih kekurangan pasokan listrik bila dibandingkan dengan tingkat kebutuhan masyarakat terhadap terhadap permintaan pemasangan baru dan penambahan daya. 

Sehingga kekurangan energi listrik ini menjadi perhatian pemerintah. Seperti diketahui bahwa pemerintahan Jokowi-Jk sedang membangun pembangkit listrik baru yang mampu menghasilkan 35.000 megawatt energi listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri. 

Meningkatnya konsumsi listrik pada bulan ramadan telah mendorong PLN untuk memperbaiki layanan dan memastikan semua sumber daya bisa digerakkan. 

Dibeberapa daerah, kepala kantor wilayah PLN sudah menyatakan bahwa PLN sudah siap menyuplai kebutuhan listrik selama bulan ramadan tanpa pemadaman kecuali emergency, seperti bencana alam, patah tiang, atau hal-hal lain yang membuat listrik memang harus padam. 

Upaya pihak PLN untuk memuaskan pelayanan bagi pelanggannya patut kita berikan apresiasi. Namun berdasarkan pengalaman penulis, pernyataan pimpinan PLN seperti di atas sangat normatif dan sudah biasa, hari-hari normal atau diluar ramadan pun statement-nya begitu. 

Namun faktanya, listrik selalu padam bahkan tanpa ada pemberitahuan sebelumnya kepada masayarakat. Lamanya pemadaman pun bisa sampai 3-4 jam per hari, jika tidak padam pada siang hari, berarti dipadamkan pada malam hari. Kenyataan tersebut seperti sudah menjadi budaya perusahaan PLN.

Di sisi lain, masyarakat juga harus cerdas dalam menggunakan listrik, apalagi biayanya juga mahal. Gunakan listrik seperlunya dan mematikan lampu yang tidak perlu. Dengan cara ini, maka akan membantu PLN dalam mengatasi tambahan beban puncak apalagi saat malam hari. 

Dari beberapa sumber informasi yang dirilis oleh berbagai media online, perkiraan tambahan beban puncak dalam bulan ramadan berkisar 10-20 persen dari beban puncak yang ada. Dari segi waktu, beban mulai naik dimulai sejak pukul 17.00 sampai pukul 06.00 pagi atau setelah shalat subuh. 

Bila kita melihat aktivitas masyarakat muslim selama ramadan, misalnya kebiasaan bertadarrus Al-Quran di surau atau di masjid-masjid selepas shalat teraweh dilakukan pada malam hari, maka masuk akal jika beban puncak terjadi pada malam hari. 

Sementara pada siang hari aktivitas masyarakat justru sedikit menurun, bahkan ada tradisi di beberapa daerah yang melewati bulan ramadan dengan tidak terlalu banyak bekerja di siang hari, mereka lebih memfokuskan diri pada ibadah puasa. 

Namun apapun yang terjadi, yang pasti bulan ramadan kali ini haruslah lebih baik dan berkualitas dari tahun sebelumnya. Kita berharap PLN bisa melayani masyarakat dengan baik dan begitu sebaliknya, masyarakat harus cerdas dalam menggunakan listrik selama bulan ramadan demi untuk kepentingan bersama.[]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun