Mohon tunggu...
satria kurniawan
satria kurniawan Mohon Tunggu... -

Hidup adalah sebuah perjalanan dan petualangan. ketahuilah perjalanan yang panjang itu adalah menuju surga Allah SWT... Mari Berpetualang...

Selanjutnya

Tutup

Money

Membangun Ekonomi Kerakyatan yang Masif

11 Oktober 2018   09:56 Diperbarui: 11 Oktober 2018   11:08 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Dengan begini, RW tersebut akan mendapatkan harga beras yang jauh lebih murah, karena membeli dalam jumlah besar dan barangnya sudah pasti terjual sesuai data awal tadi. Dan pastinya akan mendapatkan untung. Nah untungnya tersebut digunakan untuk menyantuni warga masyarakat sekitar yang kurang mampu.

Itu baru Beras, kebutuhan lain seperti Gula, Garam, bawang merah, bawang putih, cabai, telor, mie, tepung, kentang, sayur -- mayur, buah -- buahan, daging ayam, daging sapi, Ikan laut, sabun cuci, sabun mandi, pasta gigi, susu, listrik, pulsa, air galon, paket data dan lain -- lain yang nantinya akan didata juga. Dan dari data yang diperoleh tiap RW akan dibelikan langsung ke pabrik -- pabrik / peternak/ petani / nelayan supaya mendapatkan harga yang lebih murah. Disini kita bisa memutus rantai distributor/ makelar. Karena bisa langsung membeli ke petani.

Nah kedepanya kalau di tingkat RW ini sudah terbentuk dan berhasil, maka dibentuklah usaha tersebut dalam lingkup Desa yang merupakan kumpulan dari tiap -- tiap RW. Bakal menjadi usaha yang sangat keren dan besar, usaha RW kita bisa bersaing dengan *Indoma**, Alfa***, dan Superin**.

Saat ini yang paling mudah mengkoordinasikan pendataan kebutuhan tiap kepala rumah tangga itu menggunakan WA Group, nanti kalau memang ada sarjana IT yang baik hati dan peduli dengan gerakan ekonomi kerakyatan berupa usaha bersama ini dengan membuat sebuah aplikasi, maka akan lebih mempermudah pendataanya. Inti dari usaha kerakyatan ini adalah kebersamaan. Menghadapi kondisi saat ini kitapun harus cerdas. Untung dari usaha ini harus merata ke masyarakat, jangan hanya jatuh kepada orang -- perorang. Depan perumahan saya itu ada 2 toko Indoma** dan 2 toko Alfama** eh ternyata keempat -- empat toko itu pemiliknya 1 orang, hahahaha...

Rukun Tetangga merupakan sebuah organisasi terkecil pada masyarakat dan bersentuhan langsung. Karena anggotanya juga tetangga kanan kiri kita, maka dengan niat membentuk suatu gerakan ekonomi kerakyatan dan membantu keluarga yang kurang mampu, saya kira hal ini patut dicoba. Jumlah desa di Indonesia per 2016 adalah 83.184 jika rata rata tiap desa itu ada 200 RT maka kita memiliki sekitar 16.636.800 usaha baru. Rukun tetangga merupakan organisasi masyarakat yang diakui dan dibina oleh pemerintah untuk memelihara dan melestarikan nilai-nilai kehidupan masyarakat Indonesia yang berdasarkan kegotongroyongan dan kekeluargaan serta untuk membantu meningkatkan kelancaran tugas pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan di desa dan kelurahan. Maka dimulai dari RT inilah kita turut andil dalam membangun ekonomi yang nantinya akan berdampak kepada negara. Sekian, kurang lebihnya mohon maf.. (satria kurniawan)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun