MUI hanya memberikan Fatwa yang pelaksanaannya tergantung tiap muslim mau mengikutinya atau tidak.
Dalam hal fatwa saya tidak mau berkomentar benar atau salah nanti saya bisa-bisa dicoment AA Gym Jangan melampaui batas. ( Iya AA saya tidak mau melampaui batas )
Saya hanya merasa kalau MUI terlalu naif dalam memberikan fatwa. Naif ?? Karena sebagai Bapaknya Umat Islam di Indonesia, Â mestinya mereka bisa memprediksi tentang razia natal yang dilakukan Ormas ( FPI dan GNPF ) apalagi saat" politiik memanas seperti ini.
Wong saya saja sudah mengira masa situ enggak.
Mestinya saat memberikan fatwa sebagai ( orang tua ) MUI bisa mengedukasi masyarakat untuk tidak menghakimi umat islam yang lain. Soalnya bila ada salah paham saya rasa MUI sedikit banyak juga salah dong, wong salah anak, bapak sedikit banyaknya juga ikut menanggung.
Dan apabila memang terjadi pemaksaan mestinya pelanggaran itu dilaporkan kepada pihak yang berwenang.
Sebagai umat kristiani bila saya boleh jujur saya tidak masalah bila saat Natal saya tidak mendapat selamat Natal dari teman-teman muslim, saya juga tidak masalah bila mereka menganggap memakai topi santa adalah dilarang dalam Islam.Â
Saya hanya tidak suka bila ada segerombolan orang yang pake baju koko ( baju Cina ) tiba-tiba datang ke Mall melarang orang pake topi santa dan bando rusa. Jujur saya takut dan kaget karena akhirnya itu terjadi di Surabaya yang identik dengan NU. ( hidup NU ).
Akhir kata Selamat Natal 2017 nanti buat teman" yang merayakan nndan buat yang masih semangat razia, selamat sibuk saja. :DÂ
sekian dulu tulisan saya, semoga bisa ditanggapi dengan bijak dan tanpa mencaci. bila ada yang salah mohon maaf. kritik dan saran monggooo.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H