Mohon tunggu...
Canggi Makmur
Canggi Makmur Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pelajar

Artikel sederhana dan simple

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ahok, Yesus dan Penistaan Agama

18 Maret 2017   15:44 Diperbarui: 18 Maret 2017   15:47 908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ada juga Ust Felix Shiauw yang mengadakan demo tolak Ahok karena Kafir, beliau juga mengatakan ingin mengubah UU di Indonesia yang memberikan kesempatan untuk non-muslim untuk memimpin. dan masih banyak lagi, 

bahkan ada yang dalam ceramah mengatakan kalau kafir adalah seburuk-buruknya makhluk, (waduh) berarti saya lebih menjijikan dari anjing bahkan mungkin kotoran anjing dong. Wong saya dihina seburuk"nya makhluk. wkwwkwkwkwkwkwk. tapi tak apa saya sama sekali tidak marah kok. 

Jadi bagi saya jelas, apa yang dikatakan Ahok justru adalah supaya Kitab Suci tidak dinistakan untuk kepentingan apapun. Tidak dijadikan pembenaran bagi siapapun untuk menghina ataupun melakukan diskriminasi. 

Diskriminasi ? Ya diskriminasi, sebab melarang umat non muslim untuk menjadi pemimpin adalah diskriminasi bagi kaum minoritas yang mau berbakti kepada Negara. Tidak dipilih tak apalah tapi bila menolak dengan alasan agama di negara yg berlandaskan PANCASILA jelas adalah diskriminasi. Kami sama-sama bayar pajak buat negara, sama-sama belajar PPKN saat sekolah, diajarkan untuk cinta pada Negara. Tiba-tiba saat kami ingin berbakti kami ditolak karena kami bukan Islam. Dalam hal ini kadang saya merasa kami dijadikan seperti Warga Negara kelas 2.

Saya rasa sekian dulu tulisan saya. Mgkn kapan" akan saya lanjutkan. Saya bukan fanatik Ahok saya juga bukan pembenci Islam. Saya hanya berharap kita bisa lebih bijak dalam menghadapi masalah. Semoga ke depan Indonesia bisa lebih baik. Saran dan kritik saya tunggu. Mohon tidak menanggapi dengan caci maki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun