'Apakah kalian sudah mengerti isi Surat Alma'un?'
'sudah..,' jawab santri-santrinnya.
'apakah kalian sudah mengamalkannya?'
'belum.'
'berarti kalian belum mengerti. Mengerti itu berarti mengamalkannya.'
Agama sebagai pengalaman menjadi kategori yang lebih penting daripada agama hanya sebagai rumusan atau pemahaman. Seseorang tidak cukup memikirkan atau merasakan agamanya saja. Melainkan harus hidup di dalam agamanya. Karena jika tidak, agama baginya tidak lebih dari sekedar fantasi atau filsafat kosong. Karena, ujung dari suatu keyakinan adalah tindakan, tanpa tindakan berarti kita belum yakin.
Intelektualitas jalanan, atau pemahaman yang diperoleh langsung dari pengalaman, berkaitan dengan cara berpikir asosiatif. Yaitu cara bpikir berdasarkan dari pengembangan melalui interaksi atau hubungan dengan pengalaman. Jadi untuk memahami konsep, ia memakai metode coba-coba. Prinsipnya, kita tidak harus benar dalam setiap langkahnya, tapi kita harus selalu berusaha mencari jalan keluar.
Sesederhana apa pun sbuah teori, ia tetap tidak bisa menggantikan proses pengalaman.
Proses belajar mengalami 4 tahapan:
1. kita tidak sadar bahwa kita bisa,
2. kita sadar bahwa kita tidak bisa,
3. kita sadar bahwa kita bisa,
4. kita tidak sadar bahwa kita bisa.
Contoh: anak-anak yang tinggal di tepi pantai mungkin tidak sanggup menerangkan aturan yang mereka patuhi ketika berenang, meskipun mereka akan bisa berenang dengan sangat baik.
Tindakan adalah langkah terkhir dan penentu dalam seluruh proses pembelajaran.