Mohon tunggu...
candra tobing
candra tobing Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis Lepas

Seorang muda dari utara pulau sumatera yang berjuang untuk terus mengasah kemampuan menulisnya dengan dua hal membaca dan mendengar. Seorang melankolis yang tidak sanggup untuk berkhotbah. Mungkin ini adalah alternatif yang tepat. -anak Antropologi paling jelek-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Konten Ini Bermuatan SARA, Jangan Dibaca!

16 Agustus 2016   19:11 Diperbarui: 16 Agustus 2016   19:21 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku mengambil hp yang sedari tadi tersimpan di saku baju. Sebuah ponsel pintar keluaran terbaru yang baru saja ku tebus. Sementara ponsel pintarku dulu yang kini sudah tampak usang, resmi ku jual kepada temanku. Aku memang seorang penggila gadget.

Tak perlu waktu lama selepas aku membuka password hp milikku, langsung saja ku buka sebuah aplikasi. Ku arahkan ponselku ke setiap sudut jalanan. Layar itu masih tampak kosong. Sambil terfokus menatap ke arah layar handphone, aku mulai hilang konsentrasi. Pikiranku terguncang. Emosi oleh karena wanita yang tadi ku jumpai kembali menghampiri.

“SARAAA..”

Aku teriak sangat kancang yang tentu saja memecah keheningan sepanjang jalan. Emosiku mencapai puncaknya ketika mengingat wanita itu. Sara, seorang gadis yang membuat aku marah begitu luar biasa. Nama gadis itu begitu indah, namun bersebrangan dengan apa yang ia lakukan padaku. Dialah gadis yang ku kenal sejak aku kecil. Sedari dulu sifatnya tak pernah berubah kepadaku.

Aku begitu marah oleh karena kepelitannya. Sudah berulang kali kupinta padanya monster pokemon, tapi ia tak mau memberi kepadaku. Padahal ia sudah berhasil mengumpulkan banyak monster. Sangat berbeda dengan diriku. Tidak pernah sekalipun aku menemukan monster mungil itu mampir pada layar ponselku.

Sara, kenapa kamu begitu pelit. Kau sangat yakin bahwa pokemon tak sepantasnya diberikan. Sementara tidak denganku. Itu hanyalah permainan. Soal memberi adalah hal yang sangat wajar, Sara.

Dasar kau, SARA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun