Mohon tunggu...
candra nugraha
candra nugraha Mohon Tunggu... Penulis - Pegawai Swasta

seorang insan biasa yang menyukasi musik dan menulis

Selanjutnya

Tutup

KKN

Rumah Kosong

18 Juli 2024   16:17 Diperbarui: 18 Juli 2024   16:38 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KKN. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Brakkkk..

Mereka saling tatap satu sama lain, seolah tidak ada yang berani membuka pintu rumah dan melihat kondisi diluar sana. Candra sebagai ketua kelompok memiliki tanggung jawab penuh terhadap anggota kelompoknya, dengan berani dan tanpa perintah dari siapapun, Candra mencoba keluar untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi, dia membekali diri dengan membawa sebuah sapu dikhawatirkan ada orang yang jahil. ternyata diluar tidak ada apa-apa, bahkan bekas lemparan pun tidak ada. Candra terus berfikir apa yang sebenarnya terjadi, dia meyakini ini semua bukan ulah dari manusia.

Candra kembali masuk dan menutup pintu, dengan terdiam dia merasa heran lalu anggota kelompoknya mulai menanyakan perihal apa yang dia lihat diluar sana, belum sempat candra menjawab pertanyaan itu, tiba-tiba mereka mendengar suara anak ayam yang gaduh di sebuah kandang yang terletak di pinggir rumah, tidak hanya itu sayup terdengar seperti ada suara seorang perempuan tertawa. ketegangan dan rasa takut mulai dirasakan para Mahasiswa, mereka seperti di teror oleh sesuatu. Dalam kondisi seperti itu, tiba-tiba Ida berteriak histeris dan kemudian tertawa melengking, mereka menyadari Ida sudah kerasukan. Segera mereka membawa Ida masuk ke dalam kamar, Windra, Rosyid, Kaban mencoba menahan kaki dan tangan Ida karena terus memberontak. Candra berusaha menyadarkan Ida dengan membacakan lantunan Ayat suci, namun Ida terus berteriak. Mereka bingung karena tidak ada satu pun orang yang bisa di minta tolong, bahkan Kakek penjaga rumah itupun tidak menunjukan batang hidungnya.

Di saat suasana sedang genting, Rini teringat dengan Ustadz Sofwan. Akhirnya beberapa orang diantara mereka Rini, Nurhasanah, Siti dan Kaban mendatangi rumah Ustadz Sofwan untuk meminta pertolongan. Beruntung Ustadz Sofwan waktu itu belum tertidur karena baru pulang mengisi acara pengajian, setelah mendengar cerita Rini dan yang lain, Ustadz sofwan langsung ikut bersama mereka untuk mengobati Ida yang kerasukan. Sesampainya, Ustadz Sofwan bertanya kepada mahasiswa apakah mereka sudah mengadakan syukuran dan pengajian di rumah tersebut, ternyata memang belum karena ketidaktahuan dan kebiasaan warga disana jika menempati rumah harus syukuran terlebih dahulu sebagai bentuk menghargai keberadaan makhluk gaib yang menempati tempat itu, apalagi rumah tersebut sudah dibiarkan kosong cukup lama. Ustadz Sofwan mulai membacakan ayat-ayat Rukiyah, di bantu dengan mahasiswa yang membaca Ayat kursi, dengan kaki dan tangan yang masih di tahan, perlahan Ida mulai melemah sosok yang merasuki Ida sudah dipastikan keluar.

setelah beberapa Jam, Ida mulai tersadar dan bangun dia melihat Ustadz Sofwan dan teman-temannya sedang berkumpul disana. Ustad Sofwan memberikan nasehat agar besok malam diadakan semacam pengajian dan menyiapkan makanan seperti jajanan pasar, hal tersebut sudah menjadi kebiasaan warga desa itu. Keesokan harinya, setelah kejadian tadi malam Mahasiswa meliburkan diri dari Agenda program KKN, mereka fokus menyiapkan untuk acara pengajian nanti malam yang akan di pimpin langsung oleh Ustadz Sofwan. pengajian selesai dilaksanakan, sebelum Ustadz Asep pamit beliau berpesan, wilayah ini tidak jauh dari pantai selatan bisa jadi yang menganggu mereka kemarin adalah anak buah atau bawahan dari ratu pantai selatan, Ustadz Sofwan yakin setelah ini tidak akan ada lagi gangguan-gangguan, Ustadz Sofwan pun pulang.

Candra dan Teman-temannya melanjutkan program KKN, tidak terasa waktu sudah 30 hari dan mereka harus pamit untuk kembali pulang ke Bandung. Kepulangan Mereka membuat masyarakat terharu dan sedih, warga merasa kehilangan karena Mahasiswa ini banyak membantu masyarakat dalam segala bidang. Sebelum pulang mereka mendatangi Ustadz Sofwan, Pak Kades, Pak Asep dan tokoh masyarakat lainnya untuk pamit dan memberikan cinderamata sebagai kenang-kenangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten KKN Selengkapnya
Lihat KKN Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun