Mohon tunggu...
candrani yulis
candrani yulis Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Kritik Kompas : Infografis; Sabtu, 24 Oktober 2015

2 November 2015   09:38 Diperbarui: 2 November 2015   11:38 1097
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Koran Kompas dalam menyampaikan berita, biasa menyajikan dengan karya desain grafis berbentuk infografik. Infografik sendiri berasal dari penggabungan dua kata, yaitu informasi dan grafik, merupakan representasi grafis dari komunikasi (Inigopatria, 2014: 22). Namun, dalam praktik infografer tidak sepenuhnya menerapkan kaidah desain komunikasi visual. Padahal, pemikir desain harus bisa memecahkan masalah komunikasi visual secara verbal dan visual (Tinarbuko, 2015:58). Para Dekaver dituntut mampu memberikan kritik sekaligus solusi dalam rancangannya. Kritik sendiri berarti memberikan penilaian (Kwant, 1975 :5). Kritik DKV ialah ilmu yang mempelajari tentang penilaian terhadap perancangan pemecahan komunikasi atau komunikasi visual, dimana komunikasi tersebut nantinya menyampaikan pesan verbal maupun pesan visual.

Identifikasi Dan Deskripsi

infografis ini terdapat pada koran KOMPAS; Sabtu, 24 Oktober 2015. Terletak pada bagian subtema PENDIDIKAN &KEBUDAYAAN, hal 11. Infografik tersebut sebagai data visual penunjang berita berjudul Pendidikan Belum Merata, yang bersumber dari Badan Pusat Statistik Semester 2 (September) tahun 2014. Judul dari infografik sendiri ialah KARAKTERSTIK RUMAH TANGGA MISKIN DAN TINGKAT PENDIDIKAN (%) oleh Ismawadi. Infografik berukuran 9 x 7 cm, dengan penyajian penggabungan hasil karya fotografi dan desain grafis. Media yang digunakan ialah kertas koran berukuran 32x57 cm.

Pada latar belakang, terlihat karya yang dihasilkan oleh pihak KOMPAS sendiri, yakni Hendra A Setyawan. Foto tersebut bergambar rumah-rumah orang miskin, dan dibelakang rumah tersebut terdapat gedung tinggi bertingkat. Penyajian infografiknya sendiri menggunakan bentuk diagram batang, berisikan angka perbandingan antara rumah tangga miskin dengan tingkat pendidikan dalam persen. Garis koordinat vertikal menunjukkan angka kelipatan sepuluh, sebagai prosentase rumah tangga miskin dan tidak miskin. Angka tersebut mulai dari 0, 10, 20, 30, 40, dan 50. Sedangkan garis horizontal berisi status pendidikan, antara lain; tidak tamat SD, SD, SMP, SMA, PT.

Jenis tipografi yang digunakan yakni Sans Serif –Arial. Dengan ukuran judul 12 pt. angka pada garis koordinat vertikal 7 pt; keterangan pendidikan pada garis horizontal 8 pt; untuk angka pada diagram batang 12 pt; keterangan warna 8 pt. Sedangkan untuk keterangan sumber, foto, dan infografik pada bagian bawah berukuran 8 pt.

Pada judul menggunakan huruf uppercase, berwarna hitam dan tebal. Pun pada keterangan foto, infografik menggunakan uppercase. Pada tipografi didiagram sendiri, menggunakan warna putih dengan outline hitam. Sisa tulisan yang lang lain menggunakan warna hitam lagi.

Warna pada infografik sendiri ialah warna foto abu-abu sebagai background. Untuk diagram batangnya, menggunakan warna merah sebagai keterangan rumah tangga miskin, dan warna biru untuk rumah tangga tidak miskin.


CMYK yang digunakan

Tata letak dibagi menjadi 3. Pertama, bagian atas untuk judul. Kedua, bagian tengah untuk diagram batang. Ketiga, pada bagian bawah untuk sumber dan keterangan.

Intepretasi

Infografik yang disajikan adalah infografik dalam bentuk diagram batang. Diagram batang sendiri sesuai dengan fungsi informasi yang ingin disajikan, yakni mengenai perbandingan angka dalam status sosial dan pendidikan. Infografik pada media masa, khususnya media cetak, memiliki fungsi dasar yaitu memvisualkan informasi untuk mendukung pemberitaan (Inigopatria, 2014:22). Isi dari infografik menunjukkan jumlah rumah tangga miskin berbanding lurus dengan pendidikan. Semakin rendah tingkat pendidikan maka status rumah tangga miskin semakin banyak.

Warna kontras yang digunakan untuk infografik sendiri ialah warna merah dan biru di atas latar belakang abu-abu. Warna merah dan biru adalah warna kontras komplementer (kontras dua warna) yang justru cocok untuk pewarnaan pada sesuatu yang menghendaki ingin cepat terlihat, misalnya untuk desain grafis (Sanyoto, 2009:38). Sehingga kedua warna tersebut mampu menyampaikan informasi perbandingan antara rumah tangga miskin dengan rumah tangga tidak miskin. Pada latar belakang sendiri terdapat foto rumah warga miskin dan gedung tinggi pula. Ini semacam memperkuat intepretasi dari keterangan infografik mengenai rumah tangga miskin dan tingkat pendidikan.

Selanjutnya mengenai tipografi. Tipografi Sans Serif adalah tipografi tanpa kait. Jenis ini digunakan untuk kemudahan mengenali huruf (legibility) dan keterbacaan suatu teks (readability) (Rustan, 2011:74). Pada judul, penggunaan style tegak / roman dan bold dengan ukuran paling besar mampu memberikan penekanan mengenai judul infografik sendiri. Bold  sendiri berguna untuk member emphasis / penekanan pada sebuah atau beberapa kata (Rustan, 2011 : 82). Warna hitam yang digunakan juga sesuai dengan kesan yang ingin menunjukkan ketegasan.

Beberapa huruf lain menggunakan warna putih dengan out line hitam berukuran sedang. Alasannya tentu untuk kenyamanan membacanya, karena keadaan latar belakang yang abu-abu. Sedangkan sisa huruf yang lain menggunakan ukuran huruf yang jauh lebih kecil berwarna hitam. Fungsinya tentu untuk menyampaikan pesan verbal yang penting, namun isi pesan tersebut masih dirasa minoritas dari pada pesan yang lain. Ukuran besar diantara ukuran kecil, nantinya dapat menciptakan dominasi dan akan menarik perhatian terlebih dahulu (Sanyoto, 2009 : 117).

Tata letak yang dipakai memanfaatkan tiga bagian. Atas untuk ruang judul berukuran sedang, tengah ruang infografik berukuran lebar, dan sisi ruang kecil di bawah sebagai keterangan. Kembali lagi ini dimaksudkan kepada fungsi penekanan informasi mana yang dirasa penting disajikan. Sehingga prinsip kecenderungan target audience dalam membaca tentu pada area layout yang mencolok dan lebar (Rustan, 2008 :106).

Kritik dan Redesain

Tentu dalam dalam penciptaan desain infografik tidak sepenuhnya mudah. Dalam infografik yang diamati terdapat beberapa kekurangan. Yakni backgraound foto dirasa mengganggu dalam penyampaian pesan verbal dan visual. Pesan verbal seperti keterangan angka dan tulisan menjadi tidak terlihat. Pun dengan warna merah dan biru menjadi turun karena bersanding dengan warna abu-abu, kekontrasan menjadi terganggu.

Selanjutnya, sebagai kritik yang bertanggung jawab, maka redesain yang dibuat tentu mampu memacahkan masalah tersebut. Solusinya, mengubah warna background atau mengganti foto dengan kondisi yang sesuai tanpa merusak isi infografik di dalamnya. Warna tipografi sendiri akan disesuaikan dengan tingkat readability dan legibility nantinya.

Namun, tidak serta merta infografik tersebut dirasa buruk. Kelebihan infografik ini ialah kesederhanaanya dalam menyampaikan informasi angka dalam bentuk diagram batang yang sesuai. Prinsip emphasis layout dan kontras warna biru dengan merah juga termasuk dari bagian yang perlu diapresiasi. Pemilihan tipografi Sans Serif juga dirasa tepat untuk dipilih.

Kesimpulan

Kesimpulan yang ditemukan dalam infografik ini ialah penyampaian informasi berita dalam sebuah halaman menjadi lebih kuat karena ada aspek visual. Dengan infografik tersebut, kita dapat memperindah halaman, dengan pengaruh visual kuat dan konten yang ringkas dapat menarik audience dalam membaca. Disinilah peran seorang desainer dalam mengatur komposisi, warna, dan tipografi yang dibutuhkan dengan berkolaborasi dengan pihak lain, seperti wartawan atau narasumber lainnya yang mampu memberikan informasi yang benar guna mereprentasikan berita dalam bentuk kreatif.

Lampiran 

 

Sebelum Redesain 

Hasil Redesain Infografik

Daftar Pustaka

KOMPAS, 2014, Indonesia Dalam Infografik, Jakarta : PT. Kompas Media Nusantara

Kwant, R.C, 1975, Manusia dan Kritik, Jakarta Selatan : Mahaka Publishing

Rustan, Surianto, 2008, Layout, Dasar dan Penerapannya, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Rustan, Surianto, 2010, Font dan Tipografi, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Sanyoto, Sadjiman Ebdi, 2009, Nirmana Elemen Seni dan Desain, Yogyakarta : Penerbit Jalasutra

Tinarbuko, Sumbo, 2015, Dekave- Desain Komunikasi Visual Penanda Masyarakat Global, Yogyakarta : Penerbit CAPS

 

 

CANDRANI YULIS R

DKV ISI YOGYAKARTA

1312285024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun