Mohon tunggu...
Candra Henaulu
Candra Henaulu Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pena Sebagai Senjata "Zaman Now"

22 November 2017   13:06 Diperbarui: 22 November 2017   13:09 768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia punya ribuan hal yang masih terbenam dibumi nusantara,negeri ini menyimpan banyak sekali kekayaan mulai dari kekayaan sumber daya alam,budaya dan adat istiadat serta keragaman suku dan manusianya.Keragaman inilah yang harusnya menjadi kekuatan untuk bisa kita maksimalkan dalam rangka membela bangsa dan negara ini. 

Negara Indonesia punya jumlah penduduk yang besar,ekonomi yang  diprediksikan akan meningkat serta bonus demografi besar yang nantinya menanti Indonesia dimasa yang akan datang.indonesia berpeluang menjadi negara yang besar jika semua potensi yang ada bisa di kelolah dengan baik dan benar lewat ide dan gagasan yang mampu mempersatukan. Sadar atau tidak sadar kita saat ini lagi berperang dengan bangsanya sendiri melalui pemikiran dan lainnya.

Tempo dolo pejuang Indonesia berjuang dengan bambu runcing dan senjata untuk mempertahankan  dan memperjuangkan kemerdekaan bangsa kita Indonesia.Pengorbanan yang mereka abdikan menyeluruh tanpa pamrih sampai nyawa mereka rela korbankan untuk memerdekakan bangsa ini, 

Tekad yang kokoh ,serta jiwa nasionalisme yang mempersatukan sehingga akhirnya  para pendiri bangsa ini kemudian berhasil mengantarkan Negara ini pada gerbang kemerdekaannya. Dan sekarang sejarah mereka telah melukiskan sebagai penjuang dan pahlawan yang mati dengan jasa besar untuk perubahan bangsa. Begitulah gambaran perjuangan bela negara yang di jalankan oleh para pejuang masa lalu

Namun memasuki era baru senjata perjuangan bangsa ini bukan lagi bambu runcing, senjata K47,tank dan pesawat karena perang baru yang sekarang dihadapi oleh bangsa ini yaitu perang yang terberat yaitu perang melawan bangsa sendiri,hal ini seakan telah diprediksikan oleh  Soekarno melalui kata singkat dalam pidatonya "Perjuanagan saya lebih mudah karena  melawan penjajah tapi perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri".

Perang itu adalah perang melawan kemiskinan,perang ideologi,perang ekonomi dan bahkan baru-baru ini ada istilah perang media semuanya terbungkus dalam satu konteks perang besar yang disebut perang proxy (Proxy War).Perang inilah yang saat ini mengancam bangsa indonesia maka sebagai generasi muda kita harusnya memaksimalkan semua potensi yang ada dalam diri kita untuk berjuang dalam perang ini.

Lalu kalau gak ada senjata,tank dan pesawat terus alat apa yang kita gunakan ? ayo mikir. Ya itu jawabannya mikir,saat ini kita punya sumber daya manusia yang banyak dan nantinya di tahun 2030 kita ada yang namanya bonus demografi,dimana jumlah usia produktif lebih tinggi dari usia tua,dimana ide-ide dan tenaga segar dari anak-anak muda akan mewarnai bangsa ini dengan karya mereka,salah satu bentuk penuangan ide adalah menulis

Dengan kata lain senjata kita saat ini adalah pena yang menulis ide kita yang nantinya akan menjadi action besar dan merubah pola pikir pembaca dan para penikmat buku pergerakan mimpi.Dengan pena kita bisa menulis banyak hal dari kisah inspiratif,ide,kritik,saran ,opini dan bahkan saran dan kerja kita tentang Indonesia yang lebih baik. Memang tak bisa dipungkiri bahwa pena telah menjadi media kita untuk kembali menjadi bangsa besar bangsa yang merdeka dari penjajahan ideologi jahat dan segala permasalahan bangsa saat ini.SELAMAT BERJUANG PARA PEJUANG LITERASI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun