Mohon tunggu...
Candra Dewi
Candra Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

hobi saya menonton drama korea

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nilai-nilai dalam Tri Hita Karana

21 September 2023   14:26 Diperbarui: 21 September 2023   14:40 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tri Hita Karana berasal dari kata Tri yang berarti tiga, Hita yang berarti kebahagiaan, kedamaian dan kesejahteraan, serta Karana yang berarti sebab. Oleh karena itu Tri Hita Karana dipahami sebagai tiga penyebab kebahagiaan. Dimana filosofi ini mempunyai konsep yang mampu menjaga keberagaman budaya dan lingkungan, agama, suku dan adat istiadat keluarga dalam menghadapi hantaman globalisasi dan homogenisasi. 

Pada hakikatnya hakikat ajaran Tri Hita Karana menekankan pada tiga hubungan manusia dalam kehidupan di dunia. Ketiga hubungan tersebut meliputi hubungan dengan manusia lain (pawongan), hubungan dengan lingkungan alam (palahan), dan hubungan dengan Tuhan (parhyangan) yang saling bergantung. Setiap hubungan memiliki pedoman hidup yang menghargai aspek lain di sekitarnya dan orang-orang di sekitarnya.

Nilai-nilai Tri Hita Karana merupakan nilai-nilai inti yang dikembangkan dalam filosofi Tri Hita Karana, khususnya keseimbangan atau keselarasan. Nilai keselarasan dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu kebajikan (siwam), kebenaran (satyam), dan keindahan (sundaram). Ketiga nilai tersebut tidak dapat dipisahkan namun yang ditekankan adalah pada pengamalannya. Nilai kebenaran diutamakan pada ranah parhyangan, kebajikan pada ranah Pawongan, dan keindahan pada ranah Palemahan. Rincian lebih lanjut mengenai nilai-nilai dikembangkan dari masing-masing dimensi Tri Hirta Karana.

  • Parahyangan adalah hubungan harmonis antara manusia dengan Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan).
    • Agama :Ketaatan dan ketaatan terhadap ajaran agama yang dianutnya, diwujudkan dalam bentuk ritual keagamaan, mensyukuri Kerohanian, dan menunjukkan integritas seseorang sebagai agama serta keyakinannya kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa (Tuhan).
    • Kerohanian : Upaya mencari makna hidup dengan mendekatkan diri kepada Tuhan melalui perbuatan sebagai bentuk pengabdian kepada-Nya, mengakui bahwa segala ciptaan Tuhan diatur oleh hukum alam sebagai wujud kemahakuasaan Ida Sang Hyang Widi Wasa, menghargai perbedaan sebagai kehendak Tuhan, menunjukkan perilaku amanah dan mempunyai kemampuan menguasai diri serta hidup mandiri.
  • Pawongan adalah hubungan harmonis antar manusia (antar manusia)
    • Sastra : Semangat solidaritas diwujudkan dalam bentuk saling membantu, menunjukkan kesantunan dan kesopanan dalam berbicara dan berperilaku dengan teman, saling menghormati, memiliki empati dan kepedulian terhadap sesama, mampu bekerja sama secara terbuka, mampu menjalin gotong royong.
    • Hubungan : Berkomunikasi dengan orang lain dan lingkungan sekitar, bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas yang diberikan dan menunjukkan sikap bangga dan patriotik.
    • Demokrasi : Demokrasi dalam tindakan, Mengakui persamaan martabat, menghormati hak dan kewajiban setiap orang, Mengakui bahwa setiap orang adalah unik dan akan sempurna jika dibandingkan dengan orang lain, Menghargai perbedaan cara pandang dan pengakuan atas kemampuan dan prestasi setiap orang untuk kemajuan bersama.
    • Nasionalisme : Mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri sendiri dan kelompok, menunjukkan toleransi terhadap masyarakat yang berbeda suku, ras, agama dan golongan, serta menghormati dan bangga terhadap budaya daerah dan budaya nasional Indonesia.
  • Palemahan adalah hubungan harmonis antara manusia dengan alam atau lingkungan hidup
    • Estetika lingkungan : Merupakan hasil kesadaran dan sikap manusia terhadap lingkungan dengan mengamalkan pola hidup indah, bersih, sehat serta memaknai tata ruang sesuai letak dan fungsinya. Menunjukkan kepedulian terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar serta memanfaatkan lingkungan secara bijaksana dan bijaksana.
    • Ekologis : Memandang manusia sebagai bagian dari alam bukan sebagai penguasanya, memanfaatkan sumber daya alam secara ekonomis dan bijaksana, melakukan kegiatan yang menunjukkan kepedulian terhadap alam dan lingkungan hidup, mengembangkan rasa ingin tahu terhadap fenomena alam dan alam serta melakukan kegiatan melestarikan lingkungan alam yang ada disekitarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun