Mohon tunggu...
Alim Muhammad
Alim Muhammad Mohon Tunggu... Ilmuwan - Inspirational Author

Public Article

Selanjutnya

Tutup

Nature

Gerakan Hutan Hijau sebagai Upaya Pelestarian Flora dan Fauna Hutan Lindung oleh Generasi Milenial Bangsa

11 Februari 2023   14:19 Diperbarui: 11 Februari 2023   14:30 1068
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1.  Ilustrasi Benih Pohon candraaksara.id

Gerakan Hutan Hijau sebagai Upaya Pelestarian Flora dan Fauna Hutan Lindung oleh Generasi Milenial Bangsa - candraaksara.id

Surabaya 11/02/23 13:32 WIB

Gerakan Hutan Hijau sebagai Upaya Pelestarian Flora dan Fauna Hutan Lindung oleh Generasi Milenial Bangsa - Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang dilintasi garis khatulistiwa. Memiliki kekayaan alam yang melimpah, dengan tingkat keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia menjadikan Indonesia terkenal akan kawasan hutan yang luas dengan beragam flora dan fauna di dalamnya sehingga dikenal sebagai paru-paru dunia (heaven on earth). Indonesia berkontribusi terhadap penyediaan kapasitas oksigen dunia, melalui hutan nusantara. Hutan memang menyediakan beragam manfaat bagi kehidupan, sebagai cadangan oksigen yang besar untuk manusia bernapas. Hutan menjadi penyerap air alami sehingga meminimalisir terjadinya banjir dan longsor. Hutan merupakan tempat tinggal bagi flora dan fauna Indonesia. Hutan adalah aset penting bagi suatu negara dan dunia yang sepatutnya dilestarikan.

Namun, seiring dengan perkembangan teknologi dan membludaknya populasi manusia yang kian melesat, kini kawasan hutan kian menyempit. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2020 menyatakan luas hutan Indonesia secara hukum (de-jure) yaitu 120,5 juta hektare. Luas ini meliputi hutan konservasi 21,9 juta hektare, hutan lindung 29,6 juta hektare, hutan produksi terbatas 26,8 juta hektare, hutan produksi biasa 29,2 juta hektare, serta hutan produksi yang dapat dikonversi 12,8 juta hektare. Jumlah tersebut sangatlah jauh tertinggal dibandingkan dengan jumlah luas hutan beberapa tahun sebelumnya. Fenomena tersebut menjadi suatu permasalahan yang serius bagi pemerintah maupun masyarakat demi kelangsungan hidup yang lebih baik masa kini dan masa depan. Pesona alam yang dulunya beragam meliputi flora dan fauna lambat laun rusak dan hilang di telan zaman. Indonesia termasuk negara dengan tingkat kepunahan spesies flora dan fauna tertinggi di dunia. Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor internal maupun eksternal, diantaranya:

  • Faktor Internal : bencana alam seperti kebakaran hutan, tsunami, gunung meletus.
  • Faktor Eksternal: akibat ulah tangan manusia seperti penebangan liar, penggundulan hutan, perburuan liar hewan dilindungi.

Gambar 2. Ilustrasi Penanaman Benih Pohon candraaksara.id
Gambar 2. Ilustrasi Penanaman Benih Pohon candraaksara.id

Faktor-faktor tersebut berdampak langsung pada rusaknya kelestarian lingkungan yang dapat berujung malapetaka bagi masa yang akan datang jika tidak segera dibenahi. Tidak mustahil jika generasi masa depan akan kehilangan hutan sebagai sumber pokok kelestarian lingkungan. Hal ini terjadi bukanlah omong kosong belaka tetapi fakta yang terjadi saat ini di indonesia. Fakta menunjukkan bahwa luas area hutan Indonesia kian menipis, beralih fungsi menjadi lahan industri dan kegiatan dengan motif ekonomi lainnya. Pemerintah seharusnya dengan sigap mengupayakan berbagai cara guna untuk menjaga kelestarian lingkungan dengan tujuan terlangsungnya kehidupan flora, fauna, serta wilayah hutan semakin terjaga. Perlu digaris bawahi bahwa program tersebut tidak akan berhasil jika tidak adanya kesadaran antara masyarakat dan pemerintah akan lingkungan. Hal ini perlu disadari terutama pemuda sebagai agen perubahan. Generasi muda atau kini biasa dikenal generasi milenial.

Pemuda Indonesia mempunyai peran sebagai agen perubahan yang diwujudkan dengan pendidikan karakter, sumberdaya ekonomi, kepedulian terhadap sesama, IPTEK, seni dan budaya, serta kepedulian terhadap lingkungan hidup. Generasi milenial merupakan tombak kemajuan suatu bangsa. Berperan sebagai agen perubahan, generasi milenial diamanahkan dengan tanggung jawab atas bangsa ini di masa depan. Pemuda Indonesia, menjadi harapan emas sebuah bangsa juga mengenai masalah hutan indonesia yang gundul. Generasi milenial harusnya punya kesadaran lebih mengenai isu permasalahan yang terjadi akhir-akhir ini, melalui gagasan dan ide pemikirannya. Selain peranan untuk mencetak preastasi yang gemilang, pemuda juga diharapkan bisa menjadi contoh yang baik untuk upaya kepeduliannya terhadap lingkungan hidup dan alam sekitar. Terlebih dalam hal penyelamatan dan pelestarian lingkungan hidup.


baca selengkapnya di : Gerakan Hutan Hijau sebagai Upaya Pelestarian Flora dan Fauna Hutan Lindung oleh Generasi Milenial Bangsa

Akibat permasalahan yang terjadi mendorong generasi milenial untuk melakukan perubahan terutama dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Melalui “Gerakan Hutan Hijau” diharapkan bisa membawa dampak baik serta menumbuhkan kesadaran masyarakat akan lingkungan. Sasaran utama dari gerakan hutan hijau adalah para pemuda, dan masyarakat. Tujuan utama dalam gerakan ini yaitu sebagai upaya penanggulangan dan pencegahan kerusakan alam yang terjadi serta pelestarian flora dan fauna Indonesia. Gerakan Hutan Hijau dimulai dari diri sendiri dengan menanamkan rasa kepedulian terhadap kelestarian alam sekitar. Memulai dengan hal-hal sederhana yang memberikan manfaat, baik terhadap masyarakat maupun terhadap lingkungan alam, seperti: gemar menanam benih pohon di lahan kosong, baik di area sekitar tempat tinggal maupun hutan yang gersang. Dengan gemar menanam pohon akan berdampak positif pada kelestarian alam juga memetik nilai perekonomian bangsa. Udara akan tetap segar, bencana banjir yang kerap melanda seperti di daerah lain juga bisa di minimalisir (Wahyuni & Samsoedin, 2012).

Melalui Gerakan Hutan Hijau, diharapkan para pemuda makin gencar dan aktif dalam pelestarian ekosistem lingkungan dan wilayah hutan. Berbagai upaya dilakukan untuk mengurangi dampak negatif akibat rusaknya ekosistem serta menanggulangi bencana yang akan terjadi di masa yang akan datang. Upaya yang akan digalakkan dalam Gerakan Hutan Hijau, diantaranya:

  • Melakukan Penghijauan Kembali di Hutan Tandus (Reboisasi)
  • Reboisasi adalah kegiatan menanam kembali hutan-hutan yang sudah rusak  atau gersang, guna mencegah hutan gundul. Dengan upaya tersebut, hutan akan kembali hijau dan akan tetap hidup yang kemudian akan menjadi lestari.
  • Menerapkan Sistem Tebang Pilih
  • Salah satu manfaat hutan bagi manusia adalah sumber ekonomi dengan pohon di dalamnya. Meski begitu tidak sedikit manusia yang menyalahgunakan manfaat tersebu. Salah satunya dengan menebang pohon sembarangan hanya demi memenuhi ekonomi mereka tanpa memikirkan dampak yang terjadi setelahnya. Dengan upaya sistem tebang pilih dapat mengurangi rusaknya hutan.
  • Menerapkan Sistem Tebang – tanam.
  • Sesuai dengan tujuan utama yaitu menghijaukan kembali kawasan hutan, salah satu cara  yaitu dengan menanam pohon setelah dilakukan penebangan. Dengan perbandingan 1 : 3, menebang satu pohon kemudian menanam kembali tiga benih pohon. Dalam upaya tersebut diharapkan dapat menanggulangi permasalahan terjadinya hutan gundul.
  • Melakukan Penebangan Secara Konservatif
  • Melakukan penebangan pohon yang sudah tidak berproduktif lagi merupakan salah satu upaya untuk mengurangi penebangan pohon yang masih bermanfaat untuk keberlangsungan kehidupan di sekitarnya. Disamping itu, menebang pohon yang sudah tidak berproduktif dapat memberikan lahan untuk dilakukan kembali penanaman pohon dalam proses penghijauan serta dapat melestarikan kawasan hutan tersebut.

Gambar 3. Ilustrasi Penanaman Benih Pohon candraaksara.id
Gambar 3. Ilustrasi Penanaman Benih Pohon candraaksara.id

baca selengkapnya di : Gerakan Hutan Hijau sebagai Upaya Pelestarian Flora dan Fauna Hutan Lindung oleh Generasi Milenial Bangsa

DAFTAR PUSTAKA

Rahma, Adenis8ba Aulia. (2020). Potensi Sumber Daya Alam dalam Mengembangkan Sektor Pariwisata di Indonesia. Jurnal Fakultas Program Pendidikan Vokasi Jurusan Bisnis Digital & E-Commerce, Universiats Brawijaya, 12(1), 1411 – 9862. https://doi.org/10.22146/jnp.52178

Kusmana, Cecep. Hikmat, Agus. (2015). Keanekaragaman Hayati Flora Di Indonesia (The Biodiversity of Flora in Indonesia). Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, 5(2), 187-198. https://doi.org/10.19081/jpsl.5.2.187

Haryati, Sri. Armawi, Armaidy. Supraja, Muhammad. (2016). Peran Pemuda Dalam Mengelola Kawasan Ekowisata Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Masyarakat Desa (Studi tentang Pemuda Pengelola Desa Wisata Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah). Jurnal Ketahanan Nasional, 22(2), 117-136. http://jurnal.ugm.ac.id/JKN

Mukhlishah, Nurul. Harlina. Amran. Syam, Agus Salim. (2019). Penyuluhan Pentingnya Perawatan Hutan Kota Dengan Pola Pelibatan Pemuda Dan Remaja. Journal of Character Education Society, 2(2), 39-46. http://journal.ummat.ac.id/index.php/JCES

Elistania. Yusran. Fauzi, Nabil Ahamad. Asnelly, Afri. (2019). Peran Pemuda dalam Melestarikan Kearifan Lokal untuk Kelestarian Lingkungan Pada Era Globalisasi. Prosiding Konvensi Nasional X: Asosiasi Ilmu Hubungan Internasional Indonesia (AIHII). 10/2019

-

Baca artikel lainnya dan kunjungi : Blogspot Candraaksara.id

Katalog       : candraaksara.id

Instagram : candraaksara.id

Gmail          : candraaksara.id@gmail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun