Mohon tunggu...
Candra Aditama
Candra Aditama Mohon Tunggu... Teknisi - Tentang

Mencari Ilmu dan Kebenaran

Selanjutnya

Tutup

Politik

Untuk Apa Aku Disini

24 Juni 2010   19:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:18 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pidato Rachel Corrie Ketika Masih Kelas 5

I’m here for other children I’m here because I care I’m here because children everywhere are suffering and because 40.000 people died each day from hunger I’m here because those people are mostly children We’ve got to understand that the poor are all around us in where we ignoring them We’ve got to understand that this death are preventable We’ve got to understand that the people in third world countries think and care and smile and.. cry just like us. We’ve got to understand that they are us, we are them My dream is to stop hunger by the year 2000 My dream is to get the poor are change My dream is to save 40.000 people who died each day My dream can and will come true if we are looking tothe future and see the light that shines there

Sebuah pidato yang sangat dewasa untuk ukuran anak sekecil itu. Hampir nangis denger nya. Waktu aku kelas 5 kemudian ditanya " Kalo udah gede mau jadi apa ?". Lalu ku jawab "Aku ingin jadi guru". Sama seperti teman-temanku. Tak pernah terpikirkan olehku untuk berbicara sehebat Rachel Corrie. Aku egois sama seperti para koruptor. Tak pernah aku menghargai pengorbanan para pahlawan yang telah membawa Indonesia semakmur ini. Yang aku lakukan hanya merusaknya. Atau tidak pernah menjadi sesuatu yang berguna bagi orang lain. Yang aku pikirkan hanya diriku sendiri. Bahkan aku tak pernah puas dengan diriku sendiri. Mereka adalah orang orang yang mengorbankan semuanya demi orang lain. Berkorban untuk orang yang mungkin tidak mereka kenal dan tidak pernah mengenal mereka. Untuk orang yang mungkin malah membenci mereka. Lalu disini tiba-tiba kita melihat orang-orang yang menumpuk harta untuk dirinya sendiri.  Merampok dan mencuri untuk berfoya-foya. Tanpa mau melihat tetangga sendiri kelaparan, sakit , dan terkena bencana. Hitung saja berapa milyar triliun uang yang sudah disikat para koruptor, baik yang sudah tertangkap maupun belum.Hmm..bisa dibilang cerita naif.. Sedikit melihat bagaimana para pahlawan kita berjuang hingga mati di medan perang. Apa itu untuk dirinya sendiri ?? Apa untuk menimbun harta untuk dirinya??  Apa mereka lakukan itu agar mereka bisa bercumbu rayu dengan pelacur ??. Atau apakah mereka lakukan itu agar kita bisa dugem ?? Agar kita bisa free sex ?? atau agar kita bisa make Ganja ?? Bung Tomo

Bismillahirrohmanirrohim..MERDEKA .. !!! Saudara-saudara, Tukang-tukang Becak, Saudara-saudara, Bakul-bakul Soto, Bakul-bakul Tahu, Saudara-saudara, Orang-orang Madura, Tukang Rombengan, Saudara-saudara, Wong-wong kampung Suroboyo, Saudara-saudara, Arek-arek Suroboyo, Pemuda-pemuda Suroboyo, Dan Saudara-saudara, semua pemuda-pemuda Indonesia yang tergabung di pasukanyya masing-masing di Surabaya. Habiskanah lawan kita. Pertahankanlah kota kita ini. Tuhan akan beserta kita. Insya Allah Saudara-saudara, Kemenangan akhir, pasti kita akan mencapainya. ALLAHU AKBAR...ALLAHU AKBAR.. *jiah..ini mah jaman perjuangan, masak jaman sekarang mau tereak2 gitu di budaran HI. Mau jadi pahlawan kesiangan ? ( paling tidak kita punya semangat untuk melanjutkan cita-cita para pahlawan *materi pelajaran waktu SD* ) Demi kita para generasilah mereka berjuang mati-matian, dengan harapan kita menjadi generasi yang bisa dibanggakan. Namun sayangnya kita lahir di ranjang emas. Yang banyak di cita-citakan generasi kita  adalah, kapan aku punya BB ? Kapan ya aku punya Lamborghini ( kalo ini ane juga pengen) ? Ntar malem Dugem dimana nih ?
Jika ternyata esok hari kamu tak lagi bangun dari tidurmu, apa kamu akan merasa bangga dengan apa yang telah kamu lakukan ?. Aku takut berubah hingga aku sadar bahwa ulat yang menggelikan harus melewati proses metamorfosis untuk bisa menjadi kupu-kupu yang indah. Aku takut takdir hingga aku tersadar bahwa aku memiliki kekuatan untuk merubahnya. Aku takut gelap hingga aku bisa melihat bintang yang bersinar diantara gelap malam. Aku takut mati hingga aku sadar bahwa kematian bukanlah sebuah akhir, namun merupakan sebuah awal.
Sebut aja aku munafik, dulu sebutan munafik untuk orang orang yang jahat, sekarang kan kadang-kadang sebutan munafik untuk orang-orang yang punya prinsip. Sebut aja aku miskin, emang aku dari keluarga ga punya. Sebut aku bodoh, naif banget kalo lu baru tau. Inspirasi dari : Bunga.Kamboja

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun