Mohon tunggu...
Candra
Candra Mohon Tunggu... Guru - guru

saya seorang guru dan merengkap seoarang kepala sekolah atau madrasah ,kebetulan saya juga hoby menulis dan senang membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Stasiun Terakhir

1 April 2023   13:10 Diperbarui: 1 April 2023   13:30 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stasiun kota  pagi hari (dok.pri)

" Emang pekerjaan Mbak sarah apa sih , sampai orang berbuat seperti itu ?" tanya ku semangat . " Aib ,pak Can !" kata itu keluar dari bibirnya . " Saya Wanita Penghibur Pak can !" sambil menutup mukanya dengan dua tangannya .Bagai tersambar petir di siang hari tak Kusangka Mbak sarah ,yang ku temui  selama ini adalah sorang "Kupu Kupu  malam " seperti Film yang sedang viral saat ini di bioskop -bioskop. Aku agak sedikit bergeser dari tempat ku berdiri .,Melihat ku seperti itu mbak sarah langsung memberikan Komentar pedas pada ku " Pak can , sama saja dengan yang lain , pasti meresa tidak nyaman bersama dengan saya,wanita kotor , dan penuh dosa !" Aku tak sanggup berkata kata . " jangan salah paham , Mbak sarah !" jawab ku denga suara tenang " saya tahu pekerjaan ku emang kotor bahkan terlalu kotor ,tapi ini terpaksa saya lakukan demi menyambung hidup ,aku dan Ibu yang sakit -sakitan "tuturnya dengan emosi  sambil menagis .Hujan masih turun dengan derasnya .sedaras  perkataan Mbak sarah kepada ku . Ada Sebagian orang yang melihat percakapan atau perdebatan kami namun mereka mungkin mengaggap ini perdabatan sepasang kekasih atau penganten baru .Aku juga tak habis pikir kenapa mbak sarah menumpahkan isi hati atau uneg - unegnya kepada ku . " Maafkan ,saya mbak Sarah !" jawab ku dengan suara pelan . sambil memberikan tissue kepada nya . " Mungkin seandainya saya berada di posisi mbak Sarah ,akan sama sikapnya ." Guman ku dalam hati. 

" Semua yang saya sayangi pergi , Pak Can , suami meninggal kecelakaan mobil beserta anak kami satu-satunya Seakan dunia runtuh, bagimana saya dan ibu menjalani kehidupan ini tidak ada yang mencari selain almarhum suami ,akhirnya ini jalan pintas yang saya ambil untuk makan sehari hari !" ujarnya dengan suara terisak isak . 

" Mbak Sarah , jangan putus asa !" jawab ku . " Apakah mbak Sarah Mau seperti ini terus ! " tanya ku .Mbak sarah menggelengkan kepala ,bertanda tidak mau . mulailah aku memberikan pencerahan kepada mbak Sarah .mbak Sarah memperhatikan  penjelasan yang aku berikan . " Allah Tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang merubahnya ." 

Mbak Sarah langsung memeluku sambil menagis terlihat dari air mata yang membuat bajuku basah terkena air matanya . " Terima kasih , Pak Can ,!" suaranya pelan terdengar di telinga ku. "Aku rapuh, aku bingung tidak ada tempat berdandar !" ujarnya sambil menempelkan dagunya di pundaku ."In shaa Allah, Allah akan kasih jalan keluar , dan saya juga akan bantu Mbak Sarah ." jawab menenangkan hatinya . 

Suara Kereta terdengar samar sanar sampai akhirnya terdengar kencang di Stasiun Pasar Minggu ,dan hujan pun sudah mulai reda .kami berdua berdiri di pinggir batas antrian  sampai kereta tersebut berhenti dengan Sempurna . Kebetulan ada satu tempat yang kosong ,Mbak Sarah duduk dan seperti biasa aku berdiri .ku lihat raut sedih hilang di wajah mbak Sarah ,dan berganti senyuman . 

Aku berharap Hidayah Allah masuk ke hati Mbak Sarah . Dan hari akan menjadi hari Terakhir dia bekerja sebagai Wanita Penghibur atau Kupu -- kupu malam . Di Stasiun Mangga Besar Kereta Berhenti . Mbak Sarah berpamitan dan langsung turun.untuk langsung menuju Rumah sakit tempat ibunya di rawat . Stasiun Ini  semoga menjadi  stasiun terakhir Mbak Sarah ,bekerja di lembah hitam tersebut . Dan Aku melanjutkan perjalan Kembali Menuju Stasiun Kota Juga Stasiun terakhir sebelum sampai kerumah .

Stasiun Kota , 27 januari 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun