Mohon tunggu...
Candra Permadi
Candra Permadi Mohon Tunggu... Penerjemah - r/n

r/n

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Perjalanan Tim-Tim NBA dari Sudut Pandang Cleveland Cavaliers

5 Januari 2025   20:11 Diperbarui: 7 Januari 2025   16:57 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Duo Mitchell-Garland (Spectrumnews)

Dengan permainan yang kerap mengandalkan tusukan dan umpan tajam ke pojokan, posisi Wade yang paling "tidak aman", lantaran  pelatih Kenny Atkinson memiliki banyak opsi pemain dengan berbagai gaya tipe permainan mulai dari Levert, Okoro, atau Max Struss, yang musim lalu didatangkan dari Miami Heat berkat visi, akurasi tembakan, serta defense ala Miami Heat yang dikenal rela jatuh bangun demi memperebutkan bola.

Mantan anak asuh King Kenny di Golden State Warriors, Ty Jerome, juga bisa bermain di posisi small forward/combo guard bersama atau bergantian dengan dengan Mitchell dan/Garland lantaran, meski terkesan kalem, dribel dan pergerakan Jerome terbilang luwes dan bisa tiba-tiba tampil mematikan apabila bebas tak terkawal di pojokan. 

Meski permainan Cavs di lapangan tidak selamanya sesederhana itu (atau bahkan lebih sederhana dari itu), begitulah gambaran umum permainan Cavs yang boleh jadi membedakan dengan tim lain.

Dengan bahasa sederhana, boleh dibilang, dari komposisi Cavs tersebut, sebagai playmaker produktif, Donovan Mitchell dikelilingi empat defender, di mana dua  di antaranya merupakan shot blocker.

Skema yang kurang lebih mirip juga diterapkan di Los Angeles Clippers lantaran James Harden yang kurang jago defense dikelilingi empat defender paten, termasuk center jangkung Ivica Zubac yang jago ngeblok bola, forward tangkas alumni Dallas Maverick, Derrick Jones, playmaker bertipe defensif kurang jago tembak, Kris Dunn, serta guard yang juga produktif Norman Powell.

Tim Muda Detroit Pistons juga diuntungkan karena punya konstruksi tim yang mirip. Dari bangku cadangan Detroit Pistons, shooter murni, Malik Beasley bisa menunjukkan kemampuannya dengan lebih lepas lantaran dikelilingi empat pemain yang sama-sama jago defense, mulai dari playmaker produktif Cade Cunningham  (198 cm), big man kekar jago ngeblok Jalen Duren (208 cm), forward berpengalaman dengan jump shot akurat Tobias Haris, saudara kembar Amen, Ausar Thompson (198 cm) yang dikenal juga sebagai pengumpan jitu, guard produktif yang sedang cedera Jaden Ivey (193 cm), serta putra legenda Miami Heat Tim Hardaway, Tim Hardaway Jr. (196 cm) yang dikenal kurang jago nembak. 

Meski kerap kehabisan bensin di awal-awal musim, terutama antara enam hingga tiga menit akhir quarter keempat, penampilan Pistons mulai stabil sejak Ausar kembali dari cedera dan ketidakhadiran Ivey tidak begitu kentara lantaran Ausar dan guard Wendell Moore cukup bisa mengisi peran Ivey dengan cukup baik. 

Meski belum terlalu terlihat hilalnya, tim muda Portland Trail Blazers tampaknya mengikuti jejak Pistons di mana setidaknya tiga atau empat kali keunggulan mereka tiba-tiba menguap di menit-menit akhir dengan alasan yang bisa dipahami. Peran pemain senior bernilai kontrak besar di Blazers masih tergolong besar untuk tim yang menjalani proses rebuilding seperti Blazers, meski pemain tersebut punya postur dan gaya permainan yang sesuai dengan identitas Blazers selama ini sebut saja forward kekar tajam  Jerami Grant (201 cm) dan duo big man sekaligus, Rob Williams yang lebih bertenaga dan DeAndre Ayton yang lebih luwes dan skillful. 

Padahal di posisi yang sama, Blazers sudah memiliki beberapa pemain muda potensial sebut saja guard tangkas bertenaga Shaedon Sharpe (196 cm) dan Toumani Camara (201 cm), yang  bersama pemain baru mereka Deni Avdija (Washington Wizard, 206 cm) diberi kebebasan menembak tembakan tiga angka lebih banyak dari musim mereka sebelumnya untuk mengasah ketajamannya, serta big man Donovan Clingan yang didraft musim ini. 

Terlebih di posisi playmaker, mereka punya pemain binaan mereka sendiri Anfernee Simons yang hobi melepaskan tembakan satu lawan satu dengan pemain lawan serta rookie tangkas Scoot Handerson yang skill ofensifnya masih terlihat mentah di musim keduanya di NBA.

Tim-tim yang lebih matang sejatinya menerapkan skema serupa tapi beda seperti halnya  Boston Celtics dan New York.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun