Mohon tunggu...
Candra Permadi
Candra Permadi Mohon Tunggu... Penerjemah - r/n

r/n

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Matlock, Cerminan Kejelian dan Kreativitas Serial Televisi Amrik Terkini

6 Desember 2024   17:02 Diperbarui: 7 Desember 2024   17:10 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Matlock (gambar sepenuhnya milik CBS)

Meski berbeda genre, perkenalan serial "baru" amrik Matlock, mengingatkan saya dengan perkenalan MasterChef Australia series 12 (tayang tahun 2020) lalu yang trio pembawa acara barunya justru diperkenalkan juri tamu, Gordon Ramsay, yang justru hanya akan mendampingi peserta kurang dari lima episode, dari total keseluruhan 61 episode yang ditayangkan kala itu.

Terlepas nama Gordon Ramsay yang memang menjadi fenomena global, cara masterchef Australia mengemas ulang acaranya terbilang unik dan masuk akal.

Matlock, serial bertema pengacara, termasuk yang menyalahi pakem reboot yang kerap dihadirkan kala menghidupkan kembali serial yang ngetren di zamannya. Alih-alih sekedar mengkreasikan sesuatu yang baru dari serial yang ngetren di eranya, serial atau tepatnya tokoh Ben Matlock yang tayang tahun 1986 (keliatannya saya belum lahir) justru dijadikan referensi bagi Madeline "Matty" Matlock (yang diperankan Kathy Bates) untuk memperkenalkan diri sebagai pengacara, yang kembali berpraktik sebagai pengacara di usia kepala tujuh, di usia yang tidak lagi muda, seperti halnya Ben Matlock, dengan tujuan yang bakal dimaklumi semua orang.

Referensi yang justru kadang bikin bingung mayoritas karyawan firma hukum masih berusia pertengahan 20-an atau 30-an seperti saya.

Menariknya meski baru tayang kurang dari tujuh episode, sambutan positif di satu atau dua episode awal bikin serial  ini sudah mengantongi izin untuk berlanjut ke musim berikutnya.

Tidak seperti Matlock versi awal yang lebih banyak membela tersangka kasus kriminal, yang yang pelakunya kadang disembunyikan wajahnya (dan menjadi pijakan bagi serial sejenis, termasuk lewat cara Ben Matlock turun ke lapangan mencari bukti dan berinteraksi dengan saksi), Matlock versi baru, meski tidak selalu, lebih banyak membahas pihak perorangan yang merugikan atau dirugikan oleh tempat yang bersangkutan bekerja.

Dari berbagai kasus yang ditangani, sejauh ini, sebagai orang yang awam hukum, saya belajar beberapa hal, misal bahwa pihak yang saling menjadi lawan, ternyata bisa diwakili oleh satu firma hukum yang sama, dengan dibatasi firewall agar informasi internal masing-masing pihak tidak dibagikan pada pihak lawan.

Dalam episode yang sama, saya juga mengenal istilah "Texas Two Steps" yang merupakan strategi yang digunakan perusahaan untuk mencegah perusahaan   tersebut memenuhi kewajiban yang belum dibayarkan (karena terbukti melakukan kelalaian), dengan memindahkan kewajiban tersebut pada anak perusahaan yang baru dibuat, kemudian anak perusahaan tersebut mengajukan permohonan pailit atau bangkrut

Meski istilah dan strategi yang digunakan para pihak pengacara menjadi bagian menarik yang asyik untuk dinikmati, justru benang merah utama yang dihadirkan jelang episode pertama berakhir, yang meski bukan elemen cerita yang unik, justru menjadi kunci cerita serial ini mendapat apresiasi positif, dan tentu saja elemen "satu episode  satu kasus" yang membuat serial televisi amrik, secara tradisional, bisa berlanjut antara 21 hingga 24 episode tiap musimnya, berbanding terbalik dengan serial platform. OTT yang rata-rata berepisode belasan yang tiap episodenya lebih berkesinambungan, layaknya drakor atau drama khas Inggris.

Cerita Matlock terasa lebih hidup lantaran interaksi antartokoh yang menarik dan alami, di mana Matty tidak selalu ngemong tapi kikuk ketika bertemu generasi yang lebih muda, tapi juga kerap frustasi ketika harus bertemu dengan kasus yang kerap tidak sejalan dengan keyakinan moral di masanya. 

Terlebih kehadiran tokoh Billy Martinez  yang luwes dan terbuka dan Sarah Yang yang terbilang kaku, dua associate muda, yang secara praktis menjadi rekan Matty dalam tim pengacara Olympia Lawrence, Junior partner, di tempat Matty bekerja membuat jalan cerita lebih kocak dan saling mengisi. 

Boleh dibilang serial seperti Matlock dan Tracker, yang lebih membumi, setidaknya di negara asalnya, menjadi strategi stasiun televisi untuk mengimbangi serial khas platform OTT yang rata-rata mengangkat cerita yang dulunya hanya bisa dinikmati lewat film atau cerita dengan detail  fantasi  atau aksi kompleks ke layar kaca, dengan jumlah episode yang lebih ringkas.

Terlepas rating episode perdana yang terdongkrak eforia kemenangan Kansas City Chiefs pada Super Bowl februari lalu tepat sebelum serial ini ditayangkan, episode perdana serial tracker memang menjanjikan di mana pada adegan pembuka, Colter Shaw, pemburu hadiah, yang dimainkan Justin Hartley, pemeran Green Arrow versi Smallville, terlihat melakukan pertolongan pertama, pada gadis, yang klo tidak salah, berhasil ditemukan setelah tersesat di gunung.

Seperti halnya Matlock, cerita kompleks namun sederhana khas Tracker, yang kadang melibatkan investigasi serius pada pihak yang menawarkan hadiah, yang kadang justru membuat pihak yang bersangkutan tidak nyaman, menjadi unsur menarik yang dinanti pemirsa lantaran pemahaman pihak pemberi hadiah terhadap subjek yang tidak dalam tanda kutip "harus diselamatkan" termasuk misalnya anak berkebutuhan khusus yang terjebak dalam suatu lingkungan, atau kuda pacuan yang dinyatakan hilang, justru kerap menjadi kunci Colter menaklukkan tantangan yang diberikan pihak pemberi hadiah itu sendiri.

Kehadiran dua serial yang tergolong baru dari stasiun TV CBS ini terbukti meredam protes akibat dihentikannya beberapa serial yang rata-rata sudah dibungkus, meski baru berusia dua hingga tiga musim, yang beberapa di antaranya merupakan reboot atau spin off atau kelanjutan serial yang sempat populer di eranya.

Usia serial yang tergolong bagus lantaran usia serial jadul seperti MacGyver atau S.W.A.T versi original rata-rata berusia lima hingga tujuh  musim. Mungkin hanya serial seperti Hawaii Five-O versi jadul yang punya musim sampai satu dasawarsa lebih.

Justru serial yang muncul belakangan seperti CSI atau Law and Order SVU yang punya masa edar lebih awet, bahkan sampai sekarang, meski versi kelanjutannya belum tentu mendapat sambutan yang serupa.

Serial CSI Vegas, misalnya, yang mencoba menghadirkan science populer, seperti serial originalnya, termasuk dengan menghadirkan tokoh awal serial tersebut, Gill Grissom, meski menarik, kurang mendapat greget yang sama, seperti saat serial tersebut ditayangkan di awal mana Grissom, kadang mengenalkan prinsip forensik sederhana, yang meski tidak selalu aplikatif, ikut membangun logika penonton bahkan sampai sekarang.

Meski dicoba lewat serial CSI Vegas dengan formula yang sama, kehadiran  peralatan forensik yang makin canggih serta cara reka ulang, yang sebenarnya amat CSI banget, justru bikin CSI sedikit kehilangan rohnya.

Salah satu spin off serial NCIS, yaitu NCIS Hawaii, yang sampai dibuatkan petisi agar bisa kembali, karena cerita aksinya yang unik, menarik, yang dipadu humor dan unsur lokal Hawaii justru ditamatkan lebih awal lantaran biaya produksi yang terbilang tinggi, dengan rating yang terbilang moderat.

Di sisi lain, serial seperti S.W.A.T yang sudah dinyatakan akan tamat dua musim lalu, justru berhasil diselamatkan hingga dua kali bahkan masih tayang musim ini atau bahkan bisa saja musim berikutnya lagi dan lagi.

Jalan cerita dilema polisi kulit hitam, yang sempat dibesarkan di pemukiman rawan kejahatan, yang senantiasa relate dengan masyarakat Amrik kebanyakan saat ini, sedikit banyak mampu mendulang rating yang lebih baik dan makin baik malahan saat serialnya dinyatakan hendak bubar di akhir musim kala itu.

Terlebih cara penyampaian aksi yang ringan dan simpatik khas serial dari televisi CBS, yang berbanding terbalik dengan serial-serial NBC yang lebih gelap dan berani, dengan back story yang lebih kelam khas misal lewat serial damkar Chicago Fire atau Chicago P.D. (yang saat ini sama-sama masih beredar), turut membuat serial ini mampu memperpanjang nafas, meski dari segi cerita dan tema serial dari dua stasiun tv yang berbeda ini tidak tergolong baru.

Serial yang relate dengan keseharian penontonnya memang saat ini tengah digemari, termasuk serial NCIS yang bercerita tentang kasus-kasus yang menimpa personel angkatan laut yang tidak selalu melibarkan cerita para bintara di baraknya, namun juga orang-orang di sekitarnya, termasuk kasus yang bisa jadi menerima keluarga atau kolega mereka, sedikit banyak membangkitkan sisi patriotisme masyarakat Amrik yang beberapa anggota keluarganya sedang berjuang di berbagai negara.

Kehadiran para tentara dan veteran ini, justru meredupkan, cerita-cerita khas yang muncul saat perang sedang mereda seperti X-Files yang muncul saat amrik dalam kondisi lebih kondusif, yang sayang tidak diikuti serial revivalnya pada tahun 2016 atau serial heroes, yang meski tetap amrik banget, termasuk menawarkan warna baru di eranya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun