Mohon tunggu...
Candra Permadi
Candra Permadi Mohon Tunggu... Penerjemah - r/n

r/n

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Final Wilayah NBA: Defense adalah Kunci

29 Mei 2022   20:43 Diperbarui: 1 Juni 2022   12:38 741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
curry (straits times)

 

Suka tidak suka, doyan tidak doyan, defense adalah kunci permainan tim NBA masa kini. Bahkan untuk Golden State Warriors, tim yang punya basis fans luar biasa di seluruh dunia, karena permainannya yang menghibur Lewat akurasi tembakan tiga angka Steph Curry dan Klay Thompson.

Warriors bisa mencetak tembakan tiga angka dengan begitu mudah, bukan hanya karena mereka punya duet penembak jitu terbaik di dunia, tapi karena mereka melepaskan tembakan saat pertahanan tim lawan belum terbentuk sempurna.

Beruntung, mereka punya Draymond Green, forward yang bisa bermain sebagai center maupun playmaker, yang mesti tinggi badannya tidak sesemampai center kebanyakan yaitu hanya 201 cm, dengan kakinya yang lincah dan tubuhnya yang gempal.

Green mampu menjaga pemain mana pun di NBA, yang nota bene lebih cepat atau lebih tinggi dari Green, meski pemain yang bersangkutan rata-rata bertinggi mendekati atau mendekati 210 cm.

Skill itulah yang juga dimiliki pemain bertahan terbaik musim ini Marcus Smart yang juga gempal dan tercatat hanya bertinggi 191 cm. (NBA highlight )

 

Di game kelima (terakhir) babak final wilayah antara Golden State Warriors melawan Dallas Mavericks beberapa hari lalu, keunggulan Warriors di 9-2 quarter awal justru dicetak lewat serangan balik, di mana Jalen Brunson gagal mencetak angka di bawah kawalan Draymond Green.

Menariknya, poin-poin awal yang dicetak Warriors pada game tersebut pun bukan dari tembakan tiga angka melainkan lewat umpan Curry atau Green pada Kevon Looney yang bergerak bebas tanpa kawalan di bawah jaring.

Kalaupun terkawal, Looney masih lebih kekar ketimbang pemain center Dwight Powel yang notabene lebih tinggi ketimbang Looney.

Bukan hanya menunggu tembakan lawan luput, Warriors bisa berinisiatif merebut bola dengan menempel pemain pendribel bola dengan satu hingga dua pemain mulai dari tengah lapangan, dengan risiko, apabila bola tidak berhasil direbut, pemain tim lawan justru akan lebih leluasa mengkreasikan serangan karena jarang antar pemain Warriors yang terlalu lebar.

Mavericks di quarter awal senantiasa bisa mendekati perolehan angka Warriors lewat serangan Doncic di bawah jaring. Sayang, Mavericks kesulitan melampaui perolehan angka Warriors lantaran umpan Doncic kepada penembak jitu Mavericks lebih sering luput

Begitu juga tembakan tiga angka Warriors. Defense ketat Reggie Bullock dan Dorrian Finney-Smith membuat Warriors tidak mampu mencetak tiga angka seleluasa biasanya. Hanya saja dengan akurasi tembakan Steph Curry yang luar biasa, para pemain Warriors, terutama Looney, jadi lebih mudah mencetak angka lantaran konsentrasi pemain lawan tertuju pada Curry dan Klay Thompson.

Perolehan angka jelang akhir quarter awal juga tidak terlalu besar di mana Warriors unggul 21-17. Meski terlihat ketat, tim tamu Dallas Mavericks kesulitan mencetak angka lantaran para pencetak angka Mavericks cenderung statis menunggu umpan di sekitar lingkar luar tembakan tiga angka.

Di quarter berikutnya, Warriors bisa memperlebar jarak keunggulan dengan kisaran delapan poin, lewat serangan kombinasi di bawah jaring, baik itu lewat penetrasi langsung atau diumpankan kepada pemain yang bergerak bebas tidak terkawal.

Kebetulan, Warriors terkesan lebih mudah mencetak angka karena Mavericks tidak punya pemain yang punya kemampuan mengeblok serangan pemain lawan di bawang jaring. 

Maxi Kleber memang sempat mengeblok tembakan Curry saat sedang mencoba memasukkan bola ke dalam jaring. Hanya saja Kleber dan Mayoritas pemain Mavericks bukan pemain berpostur kokoh tinggi menjulang yang siap menngeblok bola begitu pemain Warriors melakukan penetrasi.

Di sisi lain, selain Draymond Green, Warriors punya Andrew Wiggins atau Kevon Looney, atau Nemanja Bjelica yang sesekali mengeblok bola atau setidaknya pasang badan agar bola tidak terlalu mudah masuk bawah jaring.

Selain itu skema permainan kedua tim di quarter kedua ini cukup kentara. di mana, bagi Warriors,  begitu tembakan pemain Mavericks luput, para pemain selalu ingin cepat-cepat mengarahkan bola di jantung pertahanan lawan di mana satu pemain dibiarkan selangkah di depan pemain lain saat melakukan serangan balik.

Sedang di sisi lain, para pemain Mavericks justru lebih banyak menunggu di area tiga angka ketika memulai serangan, menunggu operan matang para playmaker.

Tanpa umpan antar pencetak tiga angka yang cepat, serangan Mavericks jelas  lebih mudah dijinakkan para pemain Warriors yang seolah tidak kenal lelah mengejar bola dan menutup ruang pemain lawan. 

Keunggulan Warriors makin melebar di pertengahan quarter kedua menjadi 51-38 lantaran Bjelica mampu mencegah penetrasi Doncic dan memulai serangan balik di mana begitu tembakan Doncic luput dan dioperkan ke Curry, beberapa saat kemudian Bjelica sudah berada di depan mencocor bola hasil umpan dari Curry.

Sewaktu masih dilatih Luke Walton (mantan asisten Warriors) di Sacramento Kings, Bjelica sebenarnya juga dimainkan dengan cara yang sama oleh Walton. Hanya saja, efektivitasnya tidak sebagus di Warriors  lantaran Kings tidak memiliki pemain yang memiliki kemampuan menarik perhatian pemain lawan sebagus Curry (biasanya disebut gravitasi klo di sepak bola dan NBA).

Warriors makin menjauh begitu serangan yang dibangun Spencer Dinwiddle di bawah jaring langsung dikepung empat pemain Warriors sekaligus dan dengan mudah dicomot Steph Curry.

Seperti kita tahu, begitu bola sudah di tangan Curry, keunggulan tim Warriors kemungkinan besar melebar meski bukan Curry yang mencetak angka. Kali ini, Moses Moody, pemain muda berusia 19 tahun, yang mencetak tembakan tiga angka dari pojok kanan pertahanan lawan begitu menerima umpan dari Curry dan keunggulan menjadi 56-38.

Dengan keunggulan kurang lebih 15 poin, alih-alih berusaha diimbangi, para defender Mavericks justru beberapa kali dua langkah di belakang pemain Warriors yang mencoba menyerang langsung di bawah jaring.

Di sisi lain, meski penetrasi pemain Mavericks menghasilkan angka, angka yang dihasilkan tidak selamanya mudah.

Mavericks sendiri berhasil menipiskan angka 52-69 di akhir quarter kedua lewat umpan penetrasi Doncic kepada Dinwiddie yang berdiri anggun di pojok.

Praktis dengan keunggulan 18 poin, tim tamu yang sudah ketinggalan 3-1 dalam format best of seven makin kesulitan mencetak angka dan membalik ketertinggalan.

Hooper Highlight 

Berbeda dengan Warriors yang relatif lebih mudah melaju ke final NBA musim ini, pertandingan antara Miami Heat dan Boston Celtics tidak diduga bakal seseru ini, Ketika sudah unggul 3-2 dan tinggal membutuhkan satu kemenangan lagi di kandang sendri untuk bisa lolos ke final, tim tuan rumah justru kewalahan menghadapi Miami Heat, yang bahkan sudah dihina dina oleh fans-nya sendiri di fansite khusus Miami Heat. Bukan hanya dianggap sudah habis, Heat yang tampil meyakinkan di babak reguler dianggap tim dibangun dengan cara yang salah.

Mereka dibangun dengan skema dan tipe pemain yang salah. Berbeda dengan Boston Celtics yang skemanya sudah jelas dari awal, di mana starternya rata-rata kekar, jago tembak, dan rata-rata bertinggi 203 cm, kecuali Marcus Smart.

Dengan skema, riwayat prestasi (juara NBA 17 kali) dan basis cuan eh fans yang fanatik, netizen budiman dan media jelas lebih mengunggulkan Celtics (klo dari segi cuan Heat masih lebih gede dan Celtics ada di urutan 15 dari 30 tim), termasuk di game ketujuh besok pagi.

Hanya saja, Miami Heat masih menunjukkan semangat  membara lewat Jimmy Butler 47 poin dengan akurasi di atas 50%

Di quarter awal, tim tamu bisa unggul cepat 12-5 lantaran Heat beberapa kali menerapkan zone defense 3-2 atau 2-3 tergantung jumlah pemain yang berada di samping Jayson Tatum pendribel bola.

Tanpa pergerakan pemain yang bergerak tanpa bola, umpan  lebih rentan diserobot. Terlebih, jika Heat menerapkan zone defense 3-2, di mana dua defender tangguh Jimmy Butler dan PJ Tucker yang musim lalu juara bersama Milwaukee Bucks. Siap menyerobot umpan yang dikirimkan Tatum pada pemain di sebelahnya.

Terlebih meski Boston Celtics punya shot blocker lebih dari satu, para pemain Heat yang sedang melakukan serangan balik dengan cerdik bisa mengoper bola pada pemain yang berlari di belakang mereka.

Saat menyerang, tembakan-tembakan pemain Heat makin sulit dijinakkan karena pemain yang lebih jangkung biasanya berperan sebagai screener atau pelindung yang mencegah pemain lawan menutup ruang gerak penembak jitu saat menembak tiga angka. Selain itu, screener juga memudahkan pemain berkecepatan tinggi berpenetrasi untuk memasukkan bola dengan menghalangi pemain lawan yang berusaha mengeblok bola.

 Smart dilanggar Adebayo sewaktu Adebayo jadi Screener Butler (dok NBA)
 Smart dilanggar Adebayo sewaktu Adebayo jadi Screener Butler (dok NBA)

Dengan banyaknya pemain yang berlari berdekatan dengan pemain yang memegang bola, peluang Heat mendapat bola rebound jauh lebih besar.

Peran screener ini biasanya diemban Bam Adebayo, center yang perawakan dan visinya sedikit mirip dengan Draymond Green (versi lebih ramping dan lebih tinggi).

Sayang, Bam tidak bisa dimainkan seperti Green lantaran tidak semua starter Heat merupakan penembak jitu yang mampu bergerak bebas tanpa bola.

Bahkan Butler, meski punya postur dan tembakan dua angka meyakinkan, akurasi tembakan tiga angkanya tergolong biasa.

Di sisi lain, Celtics kesulitan mencetak angka lantaran, playmaker Celtics, Jayson Tatum dipaksa berduel satu lawan satu tanpa bantuan screener yang bisa memberi ruang tembak setidaknya satu langkah di belakang pemain lawan.

Celtics mulai bisa sedikit mengimbangi dan melepaskan diri dari jebakan Zone defense, begitu Tatum lebih berperan sebagai screener ketimbang playmaker.  

Dengan menjadi screener, Tatum  siap mengeksekusi tembakan begitu menerima umpan dari pendribel bola atau diumpankan lagi pada pemain seperti Rob Williams, yang berdiri bebas tanpa kawalan. Atau kalaupun dikawal Bam Adebayo, ia masih bisa melepaskan diri lantaran punya keunggulan tinggi badan.

Pada kedudukan 17-9, zone defense Heat lagi-lagi efektif karena Butler menjaga dan siap menyerobot bola yang diumpankan Tatum pada pemain di sebelahnya. Beruntung serangan balik Butler tidak membuahkan hasil dan giliran Jaylen Brown yang mencetak tembakan tiga angka sebelum pertahanan Heat terbentuk sempurna,

Defense Celtics tidak kalah bagus. Meski tertinggal lima angka, para pemain Celtics berusaha mencegah permainan screen Heat dengan menugaskan satu pemain untuk berdiri di depan pemain Heat yang bertugas menjadi screener, sehingga dindin pemisahnya tidak jadi terbentuk.

Kalaupun ingin mengoper ke bola ke pemain yang lebih bebas, para pemain Celtics kesulitan karena dikepung tiga pemain. Satu di depan pemain yang bersangkutan dan dua di kiri dan kanan. Kalapun umpan playmaker terkirim, penerima umpan cenderung menerima umpan dengan posisi tidak nyaman sehingga akan sulit mencetak angka atau menerima bola.

Saat melakukan serangan balik, tidak seperti Warriors, para pemain Celtics cenderung berlari bersebelahan dengan pendribel bola, agar lebih mudah menerima umpan atau mendapat bola rebound andai kata tembakan pendribel bola luput,

Heat cenderung lebih sering unggul di quarter pertama lewat aksi Butler, baik saat memotong umpan pemain Celtics  atau berpenetrasi melepaskan umpan pada para shooter yang sayangnya sering terlambat ditutup para pemain Celtics.

Celtics sendiri berhasil mempertipis ketertinggalan dengan memanfaatkan kengototan Smart yang bertugas sebagai benteng pertahanan pertama yang siap menyerobot bola dari dribel pemain lawan. Setidaknya, selepas kedudukan 25-18, Smart beberapa kali bersedia mengorbankan badannya untuk merebut bola dan dilanggar pemain lawan agar bisa memperoleh tembakan bebas. Kebetulan kedua tim berhak mendapatkan lemparan bebas karena tim lawan sudah melanggar mereka lebih dari empat kali. Kebetulan juga akurasi lemparan kedua tim pada game keenam kali ini sama-sama di atas 89%.

Tertinggal tujuh angka, di quarter kedua, Celtics mengganti taktik dengan banyak menginstrusikan Tatum bergerak tanpa bola menuju jaring, untuk memperbesar peluang mencetak angka dengan cara klasik atau setidaknya mendapat lemparan bebas lantaran dilanggar saat sedang berusaha menembak.

Taktik tersebut berhasil lantaran Tatum mencetak 7 angka dan mempertipis ketertinggalan jadi 32-31.

Di sisi lain, Heat kesulitan mencetak angka lantaran para pemain yang berpenetrasi rata-rata dijaga dua orang. Satu di bawah jaring dan satu orang yang mengejar dari belakang. Terlebih Adebayo yang lebih efektif sebagai playmaker justru lebih banyak berada di bawah jaring di bawah kawalan Williams yang jauh lebih tinggi.

Heat sendiri mulai kembali unggul empat poin begitu Bam ditarik dan diganti Max Strus yang bisa menembak tiga angka.

Dengan adanya Strus, penjagaan terhadap Butler jadl lebih longgar lantaran satu pemain lawan menutup ruang gerak Strus yang ada di area tiga angka.

Celtics sendiri makin kesulitan mencetak angka lantaran pemain berpengalaman seperti Butler dan Kyle Lowry tahu bagaimana dilanggar pemain Celtics yaitu dengan cara berada di dekat pemain yang gerakannya terlalu agresif saat menjaga pemain lawan,

Kebetulan cara tersebut diperagakan kedua tim saat kedudukan 40-33 untuk keunggulan Heat di pertengahan quarter kedua.

Serangan Heat banyak yang luput lantaran tembakan pemain Heat yang banyak dibantu Screener luput di hadapan pemain yang tingginya 3-6 cm di atas para pemain Celtics dan serangan balik Celtics luput lantaran tiga pemain yang berlari mundur dan melebar mengikuti kecepatan  pemain yang tengah melakukan serangan balik.

Celtics sendiri baru berhasil unggul untuk pertama kalinya setelah mereka mulai menyerang memanfaatkan penetrasi dan keunggulan fisik Jaylen Brown.

Satu menit jelang quarter kedua berakhir, tim tamu kembali menempel perolehan angka lewat umpan Butler kepada Adebayo yang berlari dari belakang, setelah tembakan satu lawan satu Celtics luput.

Di quarter ketiga, perolehan angka cenderung berimbang, Celtics mencetak angka lewat tembakan Tatum dan Marcus Smart lewat umpan Horford.

Tim tamu sendiri bisa mengimbangi perolehan angka lewat tembakan Bam Adebayo kini lebih banyak dijaga Horford, dan Butler yang berhasil melewati penjagaan Rob Williams.

Selepas itu, tim tamu unggul 12 poin dengan kedudukan 58-70, beberapa di antaranya lewat tembakan tiga angka Straus dan Victor Oladipo, yang ditempel tidak terlalu ketat pemain Celtics.

Oladipo mungkin tidak dijaga terlalu ketat karena lebih sering cedera dua musim terakhir sehingga kebugaran dan akurasi tembakannya agak diragukan.  

Selepas timeout, Celtics mencoba memperpendek jarak lewat serangan langsung di bawah jaring. Tapi tim tamu tetap menjaga keunggulan kurang lebih tujuh hingga delapan poin lewat tembakan Butler yang tidak jarang luput di sisa quarter ketiga. Quarter ketiga sendiri ditutup dengan skor 75-82.

Di quarter keempat, kedua tim lebih banyak langsung menyerang pertahanan lawan. Celtics bisa menyamakan kedudukan karena Tatum sempat melepaskan  dua tembakan tiga angka.

Celtics sendiri akhirnya berhasil unggul untuk kedua kali pada menit 4:41, dengan skor 97-94, setelah sebelumnya unggul pada kedudukan 46-44.

Sayang, Celtics harus kehilangan momentum saat kedudukan 99-99, di mana Jaylen Brown yang mendapatkan dua lemparan bebas justru gagal memasukkan keduanya.

Di sisi lain Butler justru sukses memasukkan satu tembakan bebas yang didapat setelah dilanggar saat memasukkan bola ke dalam jaring, kurang dari dua menit sebelum quarter keempat berakhir.

Berusaha mengejar ketertinggalan Celtics justru lebih sering menembak di bawah kawalan pemain lawan meski ruang tembak tidak terlalu lapang.

Game ketujuh boleh dibilang akan menarik. Dari segi pengalaman, Miami Heat jelas diunggulkan. Terlebih Heat baru dua musim lalu menembus partai final NBA. Meski dari sisi komposisi pemain Celtics lebih diunggulkan karena punya komposisi pemain yang lebih muda, merata, dan berpengalaman empat kali menembus partai final wilayah timur dalam enam musim terakhir, meski tidak pernah melaju hingga partai puntjak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun