Rasanya baru kemarin Atlanta Hawks selangkah lagi melangkah ke final. Berbekal pemain senior serbabisa, Hawks meraih rekor kemenangan terbanyak musim 2014/15 lewat umpan-umpan cepat para starter senior setinggi minimal 201 cm (kecuali point guard) yang diakhiri tembakan tiga angka salah satu dari mereka berlima yaitu  Kyle Korver (SG), DeMare Carroll (SF), Al Horford (C), Paul Millsap (PF) dan si mungil Jeff Teague (PG).Â
Bukan hanya para starter yang  pandai bermain cepat, para pemain Hawks dari bangku cadangan kala itu justru bisa meningkatkan tempo permainan kala para starter beristirahat sejenak jelang akhir quarter ganjil hingga awal quarter genap lewat kecepatan pemain mungil yang lebih muda, Thabo Shefolosha, Kent Benzemore, dan Dennis Schroder.
Sayang, meski bermain kompak, tim legendaris Hawks gagal melewati hadangan Cleveland Cavaliers lewat dominasi Lebron James karena dinilai tidak memiliki pemain egois yang mampu membuat perubahan di pertandingan ketat seperti babak playoff.
Sekarang, berbekal pemain dan skema yang sama sekali berbeda, tim muda Hawks mampu mengukir jejak yang sama dalam waktu relatif singkat, meski memulai babak playoff dari peringkat lima.
Sejak menggantikan Lloyd Pierce jelang pertengahan babak reguler musim lalu, pelatih Nate Mcmillan berhasil memaksimalkan komposisi pemain yang sudah dibangun Pierce dan manajemen sejak tahun 2018, bahkan lebih lama lagi, jika dihitung sejak dipilihnya John Collins pada tahun 2018.
Channel: HNB Media
Mcmillan berhasil memaksimalkan potensi tim dengan lebih mengandalkan penetrasi dua point guard mungil yang bukan cuma jago menusuk pertahanan lawan, tapi juga mengumpan dan menembak dengan jumlah dan akurasi di atas rata-rata minimal tidak tertulis pemain NBA yaitu berkisar antara enam tembakan per pertandingan dengan akurasi 37,5% serta 3,5 assist per pertandingan (yang tentu saja bisa jauh lebih tinggi untuk para point guard setidaknya 7 assist per pertandingan).
Itulah kelebihan rata-rata yang dimiliki pemain mungil seperti Trae Young draft nomor lima tahun 2015 dan Lou Williams, penerima setidaknya tiga kali sixth man of the year, pemain cadangan terbaik, yang selalu produktif mencetak angka meski bermain sebagai pemain cadangan.Â
Satu kelebihan Wllliams adalah kemampuan membaca gerak badan pemain bertahan saat Lou sedang akan menembak.Â