Sebagai orang yang sama sekali ngga bisa masak, sebenernya saya heran. Bisa-bisanya saya ngefans sama acara Masterchef Australia yang di negeri asalnya tayang lima kali seminggu dan per musim rata-rata tayang sampai 60 episode lebih dikit ini. Â
Kebenaran, Masterchef Australia terbilang unik. Acara ini bukan cuman pernah ngundang Gordon Ramsay buat jadi mentor sekaligus juri (dua musim lalu) dan musim ini (yang akan mulai tayang sekitar dua minggu lagi), tapi juga termasuk franchise yang klo ngga salah sempat menjamu Dalai Lama dan Pangeran Charles, meski sewaktu episode Pangeran Charles tayang, nggak sedikit pun digambarnya klo Pangeran Charles mencicipi hidangan yang diolah peserta (padahal iklannya udah mengudara jauh-jauh hari #eh).
Bintang tamu Masterchef emang termasuk yang nggak maen-maen, bahkan pengisi theme song Masterchef, Nyonya Orlando Bloom, konon bakal hadir tahun ini, Â tapi buat para penikmat Masterchef Australia, tontonan utama yang bikin betah justru bukan itu.
Sejak mulai rada rajin ngintip dari musim ke-6 atau ke-7 (bulan ini musim ke-12 mulai tayang), saya ngerasa Masterchef Australia secara umum emang banyak ngasih inspirasi sekaligus komen nyinyir tapi kocak.
Masterchef, terutama Australia, termasuk tayangan yang bisa dibilang suportif. Ketiga juri, George Calombaris, Gary Mehighan, Matt Preston adalah sosok juri yang suportif. Mereka selalu punya cara yang menarik andai kata menu yang disampaikan peserta nggak enak. Entah bilang kurang bumbu sedikit, teksturnya agak aneh atau kurang pas, atau sedikit gosong, meski juri kayak Matt Preston emang suka makan makanan yang ada sensasi gosong-gosong dikit. Kebetulan juga Matt Preston memang seorang wartawan dan kritikus makanan dari Inggris yang udah lama tinggal di Australia.
Tantangan-tantangan yang dihadirkan di Masterchef Australia pun menarik dan sebenernya nggak beda dengan versi Amerika dan Kanada (kebetulan versi Kanada memang mengadaptasi  versi Amerika). Versi Amrik sendiri sebenernya baru mulai tayang setahun setelah versi Australia mengudara dan Masterchef sendiri diadaptasi dari program dengan judul sama di Inggris sana. Hanya saja dalam perkembangannya, terutama Masterchef Australia ngembangin gayanya sendiri.
Masterchef Australia (dan Amrik), setiap minggunya,  pasti ada  mystery box challenge  (tantangan kotak misteri) di mana peserta wajib menggunakan biasanya minimal satu bahan makanan yang memang disediakan juri. Bahannya pun beragam, dari yang umum dijumpai di dapur sampai buah ajaib yang bentuknya nggak karuan dan belum pernah kita cicipi seumur hidup tapi konon rasanya mirip timun. Kadang isi kotaknya aneka varian coklat juga ada.
Mystery box challenge sendiri sebenernya nggak saklek-saklek amat begitu aturannya. Terkadang peserta, ditantang buat belanja dengan nominal tertentu dan diolah sesuai dengan kreativitas peserta masing-masing. Sekitar musim ke-6 sampai ke-9, kebanyakan peserta biasanya bikin mie, pasta atau sejenisnya mengingat dalam tantangan mystery box challenge ini bukan cuman mengharuskan peserta make bahan yang emang udah disediakan tapi juga pasti harus dipadukan dengan bahan makanan dasar  yang nyaris selalu disediakan dalam tantangan ini kayak telur, gula, tepung, minyak, cuka, susu dan keju. Bahan yang mau tidak mau akan peserta olah menjadi roti, mie, atau pasta, bahkan sampai saat ini. Pemenang tantangan kotak misteri biasanya dapet kesempatan untuk milih bahan utama yang harus ditonjolkan di tantangan uji kreasi (itu dulu) dan mulai dua musim belakangan, pemenang tantangan kotak misteri langsung bisa naik ke balkon (versi amrik) atau galang (gantry, versi australia, padahal ya sama aja maksud dan wujudnya) dan berhak ikut tantangan imunitas esok lusanya.Â
Kenapa lusa? Karena sehari setelah tantangan uji kreasi biasanya diisi buat tantangan eliminasi buat peserta yang masakannya kurang sedep (baca: kurang cocok sama lidah para juri #eh).Â