Mohon tunggu...
Candra Permadi
Candra Permadi Mohon Tunggu... Penerjemah - r/n

r/n

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Blue Bloods," Cerita Keluarga Polisi Reagan

4 Februari 2020   16:36 Diperbarui: 10 Februari 2020   12:14 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jamie dan rekannya Eddie Janko--popculture.com

Nicky dan Erin Reagan--tvfanatic.com
Nicky dan Erin Reagan--tvfanatic.com
Perasaan gemas itulah yang dirasakan Nicky Reagan, putri Erin, ketika ia mendapat tugas dari kampus untuk bisa merasakan kehidupan dunia nyata dengan berpatroli bersama Jamie dan rekannya. Kehidupan masyarakat umum yang terkadang nggak sesempurna kehidupan anggota keluarga Reagan yang bisa bertindak kapan pun ketika ketika melihat ketidakadilan di depan mata. Keluarga Reagan  bahkan kerap  bertindak  di luar batas kemanusiaan pada para terduga pelaku (dan aturan protokoler), sepanjang demi kepentingan korban.

Danny, bahkan, di episode pertama musim perdana Blue Bloods, tidak segan memasukkan kepala terduga tersangka ke dalam toilet demi mengetahui keberadaan anak yang bukan hanya sedang disekap tetapi juga butuh suntikan insulin sesegera mungkin. Tindakan yang boleh jadi berisiko, terutama kalau orang yang Danny masukkan kepalanya ke dalam toilet tadi, di kemudian hari, ternyata terbukti  tidak mengetahui keberadaan anak yang bersangkutan.

Kepedulian pada korban pada dasarnya ditunjukkan oleh semua anggota keluarga Reagan, meskipun, Frank dan Jamie yang lebih kalem, mungkin tidak akan menerapkan metode yang seekstrim Danny. 

Jika Danny nggak segan ngejitak orang tua yang tega menyakiti keluarganya sendiri, Jamie, yang punya latar belakang sebagai pengacara, selama itu tidak mendesak, lebih suka menunggu dan membaca situasi sebelum bertindak, terlebih korban (sekaligus pelapor dan anggota keluarganya menyangkal sudah menelepon 9-1-1) juga masih di bawah umur. Hanya saja, dengan pertimbangan yang sama, Nicky tidak punya kesabaran seluas pamannya.

Jamie dan rekannya Eddie Janko--popculture.com
Jamie dan rekannya Eddie Janko--popculture.com
Dengan berbekal empati dan rasa keadilan yang tinggi, Nicky berusaha meyakinkan korban untuk lebih berani bersuara dan menentang ketidakadilan yang dilakukan  siapa pun, termasuk ketidakadilan yang dilakukan ayah pelapor terhadap ibu dan adiknya. Sebuah dorongan yang sebenernya nggak salah, meski ujungnya pelapor tadi harus berurusan dengan polisi lantaran ia terbukti melukai ayahnya saat berusaha melindungi ibunya yang sedang dikasari ayahnya.

Meskipun tidak mendorong pelapor untuk melukai ayahnya, Nicky merasa tidak enak hati dengan kejadian itu, terlebih ibu pelapor yang sebelumnya dianiaya suaminya juga ikut menyangkutpautkan nama Nicky dalam kejadian ini.

Meskipun terkesan, secara teori, setiap tokoh utama, hanya mendapat porsi sekitar lima belas sampai dua puluh menit untuk menyelesaikan kasus pada tiap episodenya, kasus-kasus keseharian seperti ini yang membuat saya betah menikmati serial ini dari episode pertama, beberapa waktu ini.

Dari  semua kasus yang ditangani anggota keluarga Reagan, yang paling saya tunggu adalah kasus-kasus yang ditangani mantan pemeran Thomas  Magnum (dalam serial Magnum P.I. versi original), Tom Selleck. Sebagai komisaris polisi, Selleck maksud saya Frank Reagan, dikenal punya prinsip yang kuat tapi sama sekali nggak alergi sama masukan yang masuk akal. Prinsip Frank bisa dibilang kuat karena doi megang satu poin yang kayaknya belum berubah dari episode pertama.

Prinsip bahwa selama udah terbukti bersalah, pelaku kriminal mana pun layak dihukum biar nggak bawa pengaruh buruk buat lingkungan, termasuk pelaku "kenakalan kecil-kecilan" dan "pemakai narkoba". Pendapat Frank sendiri didasari pengalamannya sebagai veteran perang Vietnam sekaligus polisi yang memulai karier dari bawah, mulai dari seorang polisi patroli, detektif, hingga kepala divisi anti-narkoba, berpuluh tahun sebelum episode perdana diceritakan tayang. Jadi, Frank paham betul berbagai bentuk kejahatan dengan segala variasinya, berikut akibat yang ditimbulkan.

James Nuciforo, pengecek naskah sekaligus maen jadi asisten Frank Reagan (Wall of Celebrities)
James Nuciforo, pengecek naskah sekaligus maen jadi asisten Frank Reagan (Wall of Celebrities)
Pandangan Frank tidak selamanya disetujui putra-putrinya, termasuk Erin yang terkadang mendasarkan pendapat mengenai suatu masalah bukan (sekedar)  dari opini pribadi melainkan mewakili kebijakan kejaksaan, tempat di mana Erin bekerja. Erin berpendapat pelaku "kenakalan kecil-kecilan" dan "pemakai narkoba" lebih layak mendapat pengarahan (dan rehabilitasi) ketimbang hukuman penjara. Terlebih, kalau semua pelaku kejahatan masuk penjara, penjara akan penuh dan proses pembinaan jadi nggak maksimal.

Menariknya, serial ini bukan mengajak kita untuk memihak opini-opini yang disampaikan lewat serial ini, tapi memberikan gambaran dari berbagai sudut pandang atas situasi yang terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun