Mohon tunggu...
Candra Permadi
Candra Permadi Mohon Tunggu... Penerjemah - r/n

r/n

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Perjuangan Pantang Menyerah Oklahoma City Thunder

23 Desember 2019   07:45 Diperbarui: 24 Desember 2019   09:03 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
CP3, Gallo, Adams (clutchpoints)

Jika ada yang bertanya, tim NBA mana yang masih bermain ketat hingga empat sampai dua menit jelang pertandingan terakhir, rasanya Oklahoma City Thunder (OKC) bisa masuk itungan.

Itungan di atas kertasnya jelas, tim yang dipimpin Chris Paul ini,  dari empat belas kali kekalahan, sembilan di antaranya hanya tertinggal kurang dari enam poin empat menit jelang pertandingan tersisa.

Bahkan, dari sembilan "kekalahan berkualitas" tersebut enam sampai tujuh pertandingan di antaranya terbilang ketat hingga satu menit atau tiga puluh detik terakhir jelang game berakhir, termasuk ketika melawan tim dengan rekor paling meyakinkan di NBA musim ini Milwaukee Bucks yang sempat mereka samakan kedudukannya 114-114, 30 detik jelang quarter keempat berakhir, serta Clippers, tempat sebagian pemain OKC musim ini bernaung.

Channel: Christian Lopez

Tiga puluh detik jelang pertandingan berakhir, Chris Paul, mantan playmaker Clippers, malah sempat membuat OKC unggul 96-97. Bukan mustahil, pada dua game tersebut OKC bisa unggul, andai kata Danilo Gallinari memasukkan tembakannya. Bucks, Clippers, dan Lakers adalah tim-tim terbaik NBA (dilihat dari posisi klasemen) yang pernah mereka hadapi sejauh ini.  

Gallinari, Chris Paul, dan Shai Gilgeous-Alexander (SGA), meskipun pemain bagus memang kurang dikenal sebagai closure, pemain yang bisa menutup pertandingan di detik-detik terakhir layaknya Steph Curry, Damian Lillard, atau James Harden yang nyaris selalu bagus di babak reguler. Kebetulan ketiganya adalah tipe pemain yang bisa menembak tembakan tiga angka dari jarak jauh pisan (nyaris setengah lapangan), kapan pun mereka mau, terutama saat melihat celah.

Tipe-tipe pemain seperti ini biasanya otomatis punya dua senjata lain, operan tak terduga, sama kemampuan menyerang bawah jaring yang lebih dari lumayan.

Channel: Freedawkins

SGA memang pemain bagus. Kemampuan bertahan dan keseimbangan saat menembaknya bahkan sudah teruji saat masih bermain bersama Clippers, namun kemampuannya menyelesaikan serangan di menit-menit terakhir belum sepenuhnya teruji.

Pun dengan Chris Paul. Meski punya tembakan tiga angka mematikan, visi yang bagus, serta keseimbangan paten saat menembak, CP3 kurang dikenal sebagai pemain yang jago menyelesaikan serangan lewat lay up, meski mid-range jump shot-nya dikenal sebagai salah satu yang terbaik di NBA.

Padahal, kemampuan menyerang bawah jaring adalah salah satu cara mendapatkan tembakan bebas karena mau tidak mau biasanya pemain lawan akan melanggar pemain yang mencoba menyerang bawah jaring.

Terlepas dari hasil yang terkesan kurang menggembirakan, hasil yang diperoleh OKC terbilang luar biasa, terlebih buat tim yang konon nggak serius berjuang masuk delapan besar NBA.

Visi OKC musim ini memang jelas. Mereka sama sekali tidak berencana berpartisipasi di babak playoff. Bahkan meski sudah punya draft pick lebih dari 12 buah hasil dari mengirim Paul George ke Clippers dan mungkin Russell Westbrook ke Houston Rockets, OKC masih ingin lebih, terutama dengan mengirim Steven Adams, Danilo Gallinari, dan Chris Paul ke tim yang meminati.

Dua nama pertama terbilang banyak peminat, meskipun untuk Gallinari, mungkin OKC harus mengorbankan draft pick-nya lantaran Gallo punya riwayat cedera terutama 3-4 musim belakangan.

Bukan rahasia umum, tim lain bersedia menampung pemain lain bergaji besar asal mereka juga diuntungkan. 11-12 dengan Chris Paul (CP3). CP3 agak sulit mendapat peminat karena faktor usia dan gajinya yang di atas 38 juta dollar per musim untuk dua musim ke depan.

Dengan anggaran gaji yang nyaris sudah terisi penuh, hanya tim-tim papan bawah yang salary cap-nya masih lapang yang bisa menampung, itu pun mesti ditambah  salah satu atau dua draft pick milik OKC yang bejibun banyaknya itu.

Miami Heat memang sempat dijagokan memakai jasa CP3, tapi melihat penampilan Kendrick Nunn yang konsisten rasanya niat tersebut urung terjadi.

nba trade machine (espn.com)
nba trade machine (espn.com)
Jazz di sisi lain punya peluang yang sama. Terlebih Mike Conley dan Dante Exum tampil belum sesuai harapan. Setidaknya klo Conley masuk, OKC tetap punya guard berpengalaman untuk mendampingi para guard muda OKC yang musim ini tampil bagus.

Meskipun mengawali perjalanan dengan 10 kali kalah pada 15 pertandingan pertama, terhitung hari ini, sebelum melawan Clippers lagi, OKC malah nangkring di peringkat 7 (14 kali menang-14 kali kalah) wilayah barat.

Capaiannya bahkan lebih bagus dari Phoenix Suns dan Minnesota Timberwolves yang bagus di awal-awal musim serta Kings yang ngebet banget lolos babak playoff karena udah belasan taun absen.

Terkadang, komposisi pemain di atas kertas memang berbicara banyak. Komposisi pemain OKC memang berimbang di atas kertas, mereka punya Steven Adams, center raksasa yang terbilang langka di NBA jaman sekarang.

Tinggi, besar, kekar dan otomatis agak sulit ditaklukan jika sudah berpatroli di bawah jaring. Adams makin sulit ditaklukan karena OKC punya CP3, SGA, dan pemain asal Jerman Dennis Schroder untuk bermain pick and roll. 

Pick and roll bisa dibilang adalah permainan kombinasi minimal dua pemain untuk membuka ruang tembak entah bagi guard yang megang bola atau big man yang bertugas memisahkan pemegang bola dari pemain yang berusaha merebut bola dari tangan guard.

Bukan rahasia umum, semakin kekar dan lincah screener-nya, pick and roll akan semakin efektif, terlebih jika guard yang bermain jadi pendribel bola juga punya, setidaknya midrange yang bagus.

Setidaknya serangan OKC jadi sulit ditebak, apakah mau menyerang lewat guard, atau dioperkan terlebih dulu ke big man yang siap ngedunk apabila memang bebas dari kawalan pemain lawan.

Bukan kebetulan juga klo Clippers emang punya empat guard yang emang lincah dan punya tembakan yang bagus dalam diri CP3, SGA Schroder, dan Abdel Nader.

Belum lagi Gallinari terbilang bugar setelah tiga atau empat musim sebelum ini lebih sering berkutat dengan cedera.

Dengan posturnya yang tinggi dan jago tembak, Gallinari bukan hanya screener yang bagus saat harus bermain pick and roll. Kalaupun tidak terlibat langsung dalam proses pick and roll, pemain dengan visi sebagus CP3 bisa mengoper bola ke Gallinari yang biasanya sudah nangkring cantik di area tembak tiga angka apabila ngeliat big man dan dirinya sulit mendapat ruang tembak yang bagus karena ditempel ketat pemain lawan.

Channel: NBA

OKC makin sulit ditaklukan karena, mereka bukan cuma punya starter tapi juga pemain cadangan yang tangkas, sebut Terrance Ferguson serta Hamidou Diallo yang tengah cedera. Dari bangku cadangan, mereka juga masih punya Nerlens Noel, pelapis Adams yang ga kalah bagus.

Buat saya, terutama di posisi big man, komposisi OKC bahkan terbilang lebih dalam ketimbang Minnesota Timberwolves, yang meski punya banyak big man bertenaga, posturnya terbilang nanggung untuk disebut big man.

Praktis dengan punya  Noel, Nader, dan Schroder, OKC setidaknya punya tiga pemain yang bisa diandalkan dari bangku cadangan terutama saat para pemain utama mereka rehat sejenak.

Schroder, meskipun dinilai kurang cocok jadi pemain utama, karena dinilai punya postur yang terlalu kecil dan mudah dilewati lawan, meski punya penempatan posisi yang bagus saat bertahan, jadi jaminan mutu, OKC bakal mendapatkan setidaknya 15 poin dari tusukan maupun tembakan tiga angkanya.

Darius Bazley dan Luquentz Dort, rookie mereka juga tampil lumayan musim ini, terutama dari bangku cadangan, meski raihan poinnya belum istimewa-istimewa amat.  

Setidaknya mereka berdua turut membantu OKC memenangi sembilan dari tiga belas partai terakhir, terutama melawan tim-tim yang ada di luar peringkat delapan besar.

Bazley (3 and d), Schroder (scoring guard), dan Noel (big man) memberi gambaran klo tim NBA yang bagus biasanya punya pemain dengan posisi yang sama dengan ketiganya di bangku cadangan.

Bukan mustahil, dengan setidaknya rotasi delapan pemain yang mereka punya, OKC bisa finish di peringkat delapan besar jika terus konsisten

Terlebih jadwal mereka, terutama perempat terakhir musim ini terbilang bersahabat di mana lawan mereka di atas kertas rata-rata adalah tim papan atas yang terhitung hari ini sedang nyaman nangkring di posisi empat besar wilayah masing-masing atau tim papan bawah yang sedang berjuang untuk mengalah sebanyak mungkin demi peluang mendapat draft pick urutan nomor kecil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun