Mohon tunggu...
Candra Permadi
Candra Permadi Mohon Tunggu... Penerjemah - r/n

r/n

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Peran Pemain Cadangan

25 November 2018   17:36 Diperbarui: 26 November 2018   10:16 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tim wilayah barat yang lebih banyak menang di 10 game terakhir ada delapan, timur empat

NBA tidak bisa dilepaskan dari pemain cadangan. Tiga sampai lima pemain bahkan tujuh pemain boleh dimainkan pelatih selama para starter rehat. Mereka inilah yang memastikan sebuah tim bisa tetap kompetitif selama 48 menit.

Waktu main mereka sebenarnya tidak banyak, biasanya lima sampai dua puluh lima menit, bahkan bisa lebih kalau memang permainan mereka menyatu dengan pola permainan yang dirancang pelatih dan lawan yang dihadapi.

Contoh paling mudah adalah Houston Rockets musim lalu. Mereka rata-rata merotasi delapan pemain tiap pertandingan. Clint Capella, PJ Tucker, trevor Ariza, James Harden, Chris Paul, Nene, Eric Gordon, dan Gerrard Green. Rotasi ini tergolong ramping tapi efektif mengingat tiap tim lazimnya merotasi Sembilan sampai sebelas pemain tiap pertandingan.     

Dari delapan nama yang disebutkan di atas, tiga nama terakhir adalah tiga pemain cadangan. Nene biasa dimainkan sewaktu Capela rehat, sedang Gordon dimainkan apabila Paul atau Harden mengambil nafas sejenak. Green seperti bisa kita tebak biasa dimainkan sewaktu   Tucker atau Ariza duduk di bangku cadangan. Hanya saja formasi itu pun tidak saklek. Gordon bisa saja dimainkan Bersama Harden dan Paul apabila pelatih Mike D'antoni ingin tempo permainan lebih cepat dan serangan dari luar lebih tajam.

Green tepuk tangan <rocketswire.usatoday.com>
Green tepuk tangan <rocketswire.usatoday.com>
Menariknya rotasi delapan pemain yang saya sebutkan di atas  tidak muncul sejak awal musim. Nama PJ Tucker mulai jadi pilihan di tempat utama sejak paruh kedua berjalan 12 pertandingan. PJ Tucker mengisi peran Ryan Anderson yang cedera waktu itu.

Anderson sendiri adalah pemain yang mahir menembak dari luar namun kurang pandai bertahan. Peran Tucker di bangku cadangan menariknya diisi oleh Green yang baru bergabung kalau tidak salah pada pertandingan Rockets ke tiga puluh musim lalu (sekitar akhir desember) tapi baru dimainkan beberapa hari kemudian. Green berstatus pemain tanpa tim sebelum bergabung dengan Rockets setelah dilepas Milwaukee Bucks pertengahan Oktober.

P.J. Tucker, Chris Paul, Trevor Ariza, Luc Mbah a Moute, James Harden <clutchpoints>
P.J. Tucker, Chris Paul, Trevor Ariza, Luc Mbah a Moute, James Harden <clutchpoints>
Meskipun rata-rata hanya memainkan delapan pemain per pertandingan (dan bisa lebih kalau mereka sudah unggul jauh menjelang akhir quarter keempat), Rockets setidaknya punya sepuluh pemain yang layak disebut starter musim lalu. Selain Ryan Anderson, mereka juga masih Luc-Mbah-a-Moute, pemain yang konon menemukan bakat Joel Embiid di Kamerun. Mbah-a-Moute sendiri sebelumnya adalah perimeter defender sekaligus shooter yang rutin menempati posisi starter Los Angeles Clippers musim sebelumnya.  

Perimeter defender adalah tipe pemain yang sedang naik daun di NBA saat. Mereka bukan cuma memastikan para penembak tiga angka tidak mendapat ruang tembak yang cukup, tapi juga mencegah shooter tersebut bisa nyaman menerobos bawah jaring.

Biasanya Perimeter defender juga dilengkapi tembakan tiga angka yang akurat. Contohnya tidak lain adalah PJ Tucker dan Trevor Ariza. Karena kemampuan dalam bertahan dan menembak itulah mereka disebut 3D kalau tidak salah. Buat saya 3D bukan hanya pemain yang mahir menembak tiga angka dan bertahan, tapi juga nyaman melakukan drive, menyerang jantung pertahanan lawan lewat dribel.

 Biasanya Perimeter defender punya tinggi rata-rata 6'6  -6'8 kaki (198-203 cm) bahkan bisa lebih tinggi. Perimeter defender yang bagus adalah pemain yang bisa meredam pemain di segala posisi dan tinggi badan. Baik yang lebih pendek maupun jauh lebih tinggi. Contoh perimeter defender terbaik di NBA saat ini adalah Draymond Green dan adik saya Giannis Antetokounmpo. Kevin Durant dan Lebron James termasuk salah satu di antaranya. Sayang pemain yang saya sebut namanya paling akhir kurang gigih bertahan terutama sebelum babak playoff.  

Kembali ke Mbah-a-Moute, sayang Mbah-a-Moute tidak bisa menunjukan penampilan secara optimal bagi Houston Rockets di babak playoff musim lalu karena cedera. Kalau tidak cedera mungkin Rockets bisa bermain lebih nyaman secara psikologis sewaktu melawan Golden States Warriors yang pada pertandingan terakhir babak playoff tidak diperkuat Chris Paul yang juga cedera.

Meskipun tidak dimainkan, setidaknya para pemain Rockets bisa bermain lebih maksimal di lapangan karena mereka tahu Mbah-a-Moute bisa diandalkan sewaktu-waktu dibutuhkan.

Carmelo Anthony ma James Ennis <clutchpoints>
Carmelo Anthony ma James Ennis <clutchpoints>
Sayangnya kedalaman roster Houston Rockets musim ini tidak sedalam musim lalu. Ariza sudah pindah ke Phoenix Suns dan Mbah-a-Moute kembali ke Los Angeles Clippers. Peran Trevor Ariza dalam bertahan memang bisa diisi dengan cukup baik oleh James Ennis, hanya saja tidak dengan konsistensi tembakan tiga angkanya. Carmelo Anthony yang diharapkan mengisi peran itu, justru belum sempat berbuat banyak.  Tembakan tiga angkanya memang lumayan, sayang Antony dikenal tidak piawai bertahan dan terlalu egois. Antony cenderung menyelesaikan peluangnya sendiri meski rekan-rekannya bebas tidak terkawal. Akurasi tembakannya pun sayangnya tidak sebagus James Ennis yang sekarang  kurang lebih sekitar 41%.  

Itulah beberapa alasan kenapa Rockets tidak lagi melanjutkan kerjasama dengan Anthony meski NBA belum sampai seperempat jalan. Hanya saja Anthony bukan satu-satunya penyebab Rockets tidak  tampil baik.

Pada pertandingan ke-11 di mana Anthony masih tercatat sebagai pemain Rockets-pun dan Anthony tidak bermain, mereka masih tetap kalah. Mereka baru bisa kembali ke jalur kemenangan  sebelum kalah beruntun pada pertandingan back to back, kemarin dan hari ini. Sampai pertandingan ke-18, Rockets sudah Sembilan kali kalah. Separuh lebih banyak dari musim lalu pada pekan yang sama.

Hari ini, mereka kalah karena Chris Paul diistirahatkan dan Gordon serta Green belum kembali ke bentuk permainan terbaik. Boleh jadi ini disebabkan karena Nene belum bisa bermain sejak awal musim.  Isaiah Hartenstein belum seefektif Nene dalam membendung serangan lawan. Terlebih   Hartenstein lebih dikenal sebagai big man yang jago menembak dari luar dan keterampilan mencetak angka di bawah jaringnya belum terasah benar. Selain itu, Pelapis Gordon dan Green juga tidak dikenal sebagai 3D, terutama Michael Carter Williams. Garry Clark memang tampil bagus, seperti saat bertemu Portland Trail Blazers dan Golden States Warriors di mana Clark mengemas 3 tembakan tiga angka, hanya saja penampilannya belum konsisten.

Channel: MLG Highlight

Belum konsistennya permainan Rockets juga perlu dilihat dari meratanya persaingan di wilayah barat di mana per hari ini peringkat satu sampai empat belas hanya dipisahkan empat kekalahan saja. Menariknya dua tim teratas sama sekali di luar prediksi siapa pun. Memphis Grizzlies dan Los Angeles Clippers sama-sama baru enam kali kalah di mana kekalahan keenam Grizzlies diperoleh dari saat bertemu Clippers.

nba.com
nba.com
tim wilayah barat yang lebih banyak menang di 10 game terakhir ada delapan, timur empat
tim wilayah barat yang lebih banyak menang di 10 game terakhir ada delapan, timur empat
Bisa dibilang kedua tim sama-sama tidak dijagokan di awal musim, meskipun Grizzlies bukan tim yang bisa dianggap sebelah mata. Dua musim lalu, sebelum terjerembab di posisi 14 semusim kemudian, Mike Conley dan Marc Gasol jadi pemain yang ikut dua kali mengalahkan Warriors yang memainkan roster terbaiknya pada waktu itu. Waktu itu Grizzlies berhasil memaksa Warriors kemampuan terbaik dengan permainan bertahan dan pantang menyerah dari Mike Conley, Marc Gasol, Tony Allen, JaMychal Green dan Zach Randolph.

Channel: House of Highlight

Meskipun sebagian pemain sudah tidak lagi bermain untuk Grizzlies, sejak Conley pulih, Grizzliers bisa kembali bermain sesuai ciri khasnya. Musim ini Zach Randolph memang sudah terbang ke Sacramento Kings, namun perannya diisi dengan sangat baik oleh Jarren Jackson. Jaren Jackson yang tinggi dan lincah (211 cm) memastikan serangan timnya tidak mudah ditebak lantaran ia dan Gasol bisa bermain sama baiknya di dalam dan di luar. Terlebih Jackson juga telaten menutup ruang gerak pemain lawan, kebetulan saya sempat mengintip aksinya sekitar dua quarter saat bertemu Kings.


Marvin Bagley, center yang draftnya lebih tinggi dari Jackson dibuat mati kutu saat itu. Jackson tidak dengan mudah dilewati sekaligus lebih mudah melewati Bangley karena keunggulan tinggi badan, kekuatan, dan kecepatan  (meski sejak saat itu Bagley jauh lebih bagus terutama memanfaatkan ketangkasan dan keluwesan gerakannya untuk mengeblok dan menempatkan posisi).

Di sisi lain pertahanan Grizzlies makin kokoh sejak posisi Tony Allen diisi oleh Kyle Anderson.  Badannya yang tinggi kurus dan langkahnya yang telaten mengikuti pergerakan pemain lawan membuat Anderson sulit dilewati dan dengan tubuhnya yang jangkung terlihat sigap mengeblok serangan pemain yang masuk ke paint area. Sayang seperti juga Allen, Kyle tidak dikenal sebagai shooter yang bagus.

Peran sebagai shooter diisi dengan baik oleh Garett Temple. Alumni Orlando Magic memang belakangan ini dikenal sebagai shooter yang tajam, termasuk dua big man-nya Aaron Gordon, Nikola Vucevic, dan Mo Bamba di bangku cadangan, sayang Jonathan Isaac, meskipun tampil lumayan bagus sebagai perimeter defender, tidak semenonjol Evan Fournier, shooter mereka.

Kembali lagi ke Grizzlies. Grizzlies boleh dibilang punya sistem permainan yang jelas musim ini. Permainan sabar bertempo lambat, di mana pemain sabar mengontrol bolalama-lama.

Namun bila diperlukan guard mereka bisa dengan seketika menusuk pertahanan lawan yang terbuka. Sistem permainan ini sejauh ini bisa berjalan dengan baik karena Grizzlies punya dua big man yang bisa menarik big man lawan keluar dari sarangnya.

Tidak heran pemain cadangan yang Grizzlies datangkan dan pertahankan bermain dengan filosofi yang sama. Wayne Shelden, pemain serba bisa yang memiliki gerakan yang tangkas. Shelvin Mack punya gerakan yang lincah dan jago menerobos, mirip Conley, meski akurasi tembakan tiga angka Mack jauh lebih bagus.

Kalau masih kurang, mereka masih punya Omri Caspi dan dan Jamychal Green "big man" yang jago tembak. Sayang kedalaman pemain cadangan Grizzlies sejauh ini tidak seefektif lawan mereka kemarin, Los Angeles Clippers.

Seperti kita tahu, pencapaian Clippers sejauh ini tidak bisa dilepaskan dari para pemain cadangan mereka terutama para mantan pemain Houston Rockets, Montrezl Harrell dan Lou Williams. Dua nama inilah yang dikirimkan Rockets ke Clippers demi mendapatkan jasa Chris Paul.

Harrell dan Williams adalah dua pemain yang memastikan permainan Clippers tetap berenergi meskipun mereka berdua hanya hadir dari bangku cadangan. Kunci permainan Harrel ada pada energinya yang ditularkan pada rekan-rekannya di lapangan. Harrell yang cuma setinggi 203 rela berduel dengan big man yang bertinggi 6 sampai 10 cm di atasnya, dan kakinya yang lincah dan tubuh bagian atasnya yang kuat akan selalu memastikan shooter dan atau big man tidak bisa dengan mudah melewati Harrell. Itulah kenapa Harrel bisa disebut perimeter defender sekaligus inferior defender. 

Kita bisa lihat sendiri keteguhannya saat bertahan pada saat melawan Grizzlies di mana meski set play Grizzlies membuahkan angka pada menit 6:17,  Jackson harus mengoperkan bolanya dulu ke Shelden yang berada di luar lantaran gerakan Jackson di bawah jaring tidak leluasa di bawah pengawasan Harrell.

=================================================================================================================


... Boston Celtics udah kalah 10 kali musim ini, konon karena terlalu banyak pemain yang bisa bikin angka, cuma buat saya tim ini praktis semuanya bisa disebut perimeter defender, jago ngumpan dan jago nembak, tapi ga bener-bener bagus nerima serangan lawan dari bawah jaring, mereka nggak punya rim protector, atau pemain yang bisa bikin angka dari bawah jaring, Rob Williams blom mateng, Aaron Baynes kurang tenaga, ngga heran selain Kyrie Irving ma Jayson Tatum, ga ada pemaen yang bener-bener PD nembak dari luar. Akurasi tembakan tiga angka Jaylen Brown ma Al Horford turun, Gordon Hayward juga belom balik ke permainan terbaik sehabis pulih dari cedera, pergerakan tanpa bola dan operan-operan antar pemain nmereka yang nggak terduga musim lalu juga belum kembali seperti musim lalu, praktis dengan serangan yang mudah terbaca, serangan mereka juga lebih mudah dipatahkan  ...  

==============================================================================================================================================

Dari segi serangan Harrell juga efektif. Ia tahu kapan harus melakukan pick and roll dengan Lou Williams misalnya. Harrell selalu berusaha melakukan pick and roll dengan dengan guard lawan yang lebih pendek darinya sehingga ketika berlari ke dekat jaring Harrel bisa memasukan bolanya lebih mudah seperti pada menit 3:10 dan 4:18, di mana Harrell menjadi screener untuk Lou Williams di bawah penjagaan Garret Temple.

Peran Harrell sebagai inferior defender terbantu oleh banyaknya big man paten yang dimiliki Clippers.  Praktis Clippers punya 4 big man setinggi lebih dari 210 cm dengan kemampuan unik masing-masing. Marcin Gortat meskipun tidak terlalu kokoh piawai membagi bola dan merancang pick and roll. Boban Marjonovic adalah center raksasa yang meskipun lambat amat efektif di bawah jaring karena tingginya yang nyaris rata dengan tali jaring. Ajinca termasuk big man lincah untuk center yang tinggi besar dan punya mid-range yang lumayan. Sayang Ajinca belum punya kesempatan bermain sejak pindah dari New Orleans Pelicans. Terlepas dari itu, seingat saya, tidak ada tim NBA yang punya center dengan skill seberagam Clippers di NBA

Bisa dibilang Lou William, Montrezl Harrell, dan Avery Bradley adalah pemain yang memastikan Raihan angka Clippers tetap terjaga meski Danilo Gallinari dan Tobias Harris duduk di bangku cadangan. Ciri khas Clippers sebagai tim yang jago bertahan tetap terjaga meskipun Patrick Beverley, rookie Shai Gilgeous-Alexander, dan Tobias Harris lenggah sejenak. Dari sisi serangan pun ketajaman Clippers masih tetap terpelihara karena mereka punya Mike Scott, shooter yang diandalkan Washington Wizard di bangku cadangan musim lalu. Praktis, sepanjang mereka tidak bergantian cedera dan Mbah-a-Moute sudah pulih keseimbangan roster Clippers termasuk yang paling bagus di NBA selain Toronto Raptors.

Channel: Philadelphia 76ers

Ngomong-ngomong soal pemain cadangan, jangan lupakan juga peran Dennis Schroder bagi Oklahoma City Thunder yang beberapa hari lalu tampil bagus dengan mengemas 29 angka. Yang menarik, selama Schroder mengisi peran Russell Westbrooks yang waktu cedera (lagi), Thunder justru menang lima kali dan baru kalah sekali. Memang sih lawan yang dihadapi bukan tim yang persentase kemengannya di atas .500 waktu itu, tapi setidaknya permainan Schroder lebih efektif dan stabil. Drive dan terutama jump shotnya tidak banyak yang luput (eh) dan Schroder bisa menunjukan potensinya sebagai defender yang bagus di tengah tim yang memang dikenal dengan defense-nya yang memang bagus.  

Tanpa bermaksud mengabaikan peran pemain lain, pemain seperti Dennis Schroder, Rajon Rondo, Tony Parker, Miles Bridges, TJ McConnel atau Landry Shamet adalah pemain-pemain yang bisa memastikan energi dan tempo permainan timnya masing-masing tetap terjaga. Mereka menjadi salah satu elemen yang menjadikan NBA musim ini menarik, yang sejauh ini siap mengubah suasana kapan pun diperlukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun