Edisi terbaru NBA bakal nongol 3 hari lagi (ternyata saya salah kemaren, maaf udah salah ngasih info). 30 tim jelas bertempur dengan misi masing-masing. Atlanta Hawks dan Chicago Bulls kliatan pengen matengin pemaen-pemaen mudanya. Phoenix Suns kliatannya bakal mulai memetik hasil puasanya selama empat musim yang nggak pernah bergeser dari DUA TIM TERBAIK DARI BAWAH.
Entah gimana hasilnya nanti, yang jelas mereka musim ini punya big man yang jaminan mutu bisa bikin minimal 10 angka dan 10 rebound (double-double), Deandre Ayton,  dan guard yang bisa bikin angka dari mana aja mereka mau, Devin Booker, perpaduan klasik yang selama bermusim-musim jadi resep jitu NBA. Shaquille O'Neal-Kobe Bryant (LA Lakers), Yao Ming-Tracy McGrady, Dwight Howard-James Harden (Houston Rockets), dan yang terbaru Rudy Gobert-Donovan Mitchell (Utah Jazz). Â
Duet yang saya sebut namanya terakhir ini adalah tulang punggung Utah Jazz yang mengejutkan musim lalu, selain Indiana Pacers tentunya. Kebetulan dua-duanya punya kemiripan. Sama-sama nggak diunggulkan, bahkan diproyeksiin bakal jadi unggulan pun enggak.Â
Musim lalu, seinget saya, Jazz bahkan diproyeksiin ada di peringkat 8-9 babak regular wilayah barat dan Indiana Pacers mungkin 6-7 wilayah timur. Dua tim ini kebetulan sama-sama ditinggal "bintang" mereka. Paul George yang pindah dari Pacers ke OKC dan Gordon Hayward yang pindah dari Utah Jazz ke Boston Celtics.
Ngga ada yang nyana Donovan Mitchell dan Victor Oladipo bakal semoncer tahun kemaren, penampilan mereka di babak regular malah lebih meyakinkan dari OKC yang beruntung unggul head to head dari Jazz sehingga berhak dapet peringkat lebih baik di babak reguler.Â
Mitchell yang cuma draft urutan 13 dan Oladipo yang cuma jadi wakil Russell Westbrooks selama di OKC ternyata tampil bagus. Micah Lancaster yang dinilai berhasil ngangkat Oladipo jadi shooter tajam dan makin agresif di bawah jaring jadi buah bibir.
Metodenya yang ngga biasa, maksud saya memaksa pemain berlatih dengan nggak nyaman, akan bikin pemaen kayak Oladipo dan musim ini dan  Brandon Ingram musim ini (sayang  selama pramusim masih kliatan kurang konsisten akurasi jump shotnya) jadi tampil bagus. Jump shot Oladipo yang biasanya kurang gitu akurat jadi lebih bagus, 45% tembakan tiga angkanya masuk awal musim lalu.Â
Selain tembakan tiga angkanya yang bagus, ketika menusuk pun susah dihentikan. Biasanya pemain yang ada di depan mundur atau kalah cepat dari dari Oladipo, Donovan Mitchell juga sama.Â
Setahu saya, pemain dengan drive dan jump shot sama bagusnya cuma James Harden (Houston Rockets), dan dua nama yang saya sebut di atas. Satu lagi mungkin Dennis Smith Jr. (Dallas Mavericks).
Dennis Smith Jr. mungkin akan tampil makin bagus musim ini, seiring makin menjanjikannya roster Mavericks musim ini. Juara NBA tahun 2011 ini akhirnya punya starter yang menjanjikan musim ini. DeAndre Jordan masih termasuk big man terbaik di NBA di era sekarang.Â
Mereka juga masih diperkuat 2 ikon sekaligus  pemain yang membawa Mavs jadi juara 7 musim lalu, JJ Barea dan Dirk Nowitzki. Musim ini, mereka juga kedatangan calon penerus Nowitzki yang tampil lumayan saat pramusim Luca Doncic.
Setidaknya  mereka punya starter yang menjanjikan: Dennis Smith, Luca Doncic, Harrison Barnes (yang meraih cincin juara bersama Golden State Warriors), Dirk Nowitzki dan DeAndre Jordan. Sayang pemain cadangan regular mereka kurang ngegigit.Â
Setidaknya Wes Matthews seperti kehilangan kemampuan terbaik yang pernah ditunjukan bersama Portland Trail Blazers semenjak cedera. Kostas Antetokounmpo juga belum teruji, meski membawa nama besar keluarga Antetokounmpo.Â
Perlu diketahui Giannis Antetokounmpo, Anthony Davis, Ben Simmons adalah nama yang digadang-gadang akan membawa nama NBA di musim-musim mendatang setelah era Kevin Durant, Steph Curry, dan Lebron James mungkin memudar 3-4 musim ke depan.
Meski masih jadi tim dengan nilai roster terbaik kedua dan ketiga dari bawah wilayah barat, Â roster mereka nggak beda jauh dengan roster tim-tim wilayah timur. Di wilayah timur, praktis cuma Toronto Raptors, Boston Celtics, Philadelphia 76ers dan Washington Wizard yang nilai rosternya dianggap lebih bagus dari rata-rata tim-tim wilayah barat.
Alasannya sederhana, Brooklyn Nets setidaknya sudah memperkuat pos yang selama ini dianggap kurang. Meski terkenal loyal menembak dari luar, mereka juga loyal diberondong tembakan dari luar.Â
Pertahanan bawah jaring mereka juga dianggap kurang musim lalu. Setidaknya dengan masuknya Ed Davis (Portland Trail Blazers) dan Kenneth Faried (Denver Nuggets) bikin Nets punya dua big man petarung  yang bisa jadi mentor Jarret Allen yang masih belum matang.Â
Shabbaz Nappier (Portland Trail Blazers) juga bukan nama sembarang. Jump shot dan drive-nya lumayan. Â Lebron James bahkan memuji guard mungil ini sebagai pemain favoritnya. Nappier jadi kunci kenapa rotasi guard musim lalu berjalan mulus dan jadi salah satu tim dengan dua pemain belakang (backcourt) tersubur NBA.
Nets juga berpotensi maen bagus klo D'Angelo Russell tampil bagus di tahun terakhir kontrak rookie-nya. Sudah jadi rahasia umum, pemain cenderung tampil menggila di tahun terakhir kontrak rookie-nya seperti Julius Randle (Los Angeles Lakers) yang akhirnya dikontrak New Orleans Pelicans musim ini.Â
Padahal mereka punya lebih dari lima pemain yang punya pengalaman di babak playoff, Avery Bradley (eks Boston Celtics)Â Patrick Beverley dan Lou Williams (pemain cadangan terbaik (best sixth man) NBA dua kali, Mike Scott (Washington Wizard), Luc Mbah Moute, dan Marcin Gortat (Washington Wizard dan eks Phoenix Suns era Steve Nash) adalah nama-nama yang setidaknya pernah lebih dari sekali bermain di babak playoff. Bahkan dua nama terakhir membawa timnya ke babak playoff musim lalu, meski Mbah-a-Moute praktis lebih banyak absen karena cedera.
Ayton Jump shot-nya kliatan bagus Â
Bisa dibilang alumni Boston Celtics era Brad Stevens sekarang ini  dan Phoenix Suns era Steve Nash  jadi jaminan mutu ketika bermain di tim baru. Mantan  pemain  Phoenix Suns boleh dibilang jadi primadona tim lain sampai era Jeff Hornacek, era di mana Suns mulai ngga rutin masuk playoff. Â
Musim-musim belakangan, tim yang alumninya dianggap bagus adalah dua tim yang akan saling berhadapan di partai pembuka NBA musim ini. Boston Celtics dan Philadelphia 76ers. Pemain dari dua tim ini punya karakter yang khas, tangkas dan jago tembak. Selain itu, pemain Boston Celtics punya keunggulan lain, fasih bertahan.
Boston Celtics juga ga bisa dianggap remeh. Gordon Hayward yang musim lalu hanya bermain satu pertandingan sudah pulih dari cedera. Belum lagi Marcus Smart yang punya motivasi ekstra untuk bermain di lapangan demi kesembuhan ibu-nya.
Di atas kertas mungkin Boston Celtics diunggulkan karena pemain cadangannya teruji hanya kalah dari Cavs musim lalu. Hanya saja Sixers punya keunggulan yang bikin Celtics kalah musim lalu. Celtics, sering kalah ngadepin tim yang punya dua big man bagus dalam satu tim, minimal satu center dominan. Â
Anthony Davis  (New Orleans Pelicans), Joel Embiid (Philadelphia 76ers), Aaron Gordon (Orlando Magic) dan Julius Randle (Los Angeles Lakers) adalah nama-nama yang bikin Celtics kalah berurutan musim lalu.Â
Emang sih waktu itu Kyrie Irving memang lagi cedera, dan mereka butuh waktu beberapa pertandingan buat tampil bagus tanpa Irving, termasuk ketika mereka bisa maen bagus ngatasin Bucks dan Sixers di babak playoff juga tanpa Irving
Perlu diketahui bench OKC termasuk yang ngga gitu bagus musim lalu. Raihan poinnya termasuk yang paling bawah dari keseluruhan tim NBA musim lalu. Untungnya mereka kedatangan seenggaknya tiga pemain Dennis Schroder yang jadi back up point guard di era keemasan Atlanta Hawks beberapa musim lalu serta dua alumni Sixers beda tahun, Nerlens Noels dan Timothe Luwawu.
Terlebih mereka sudah nggak diperkuat Carmelo Anthony, jadi tim ini bisa kembali ke gaya asalnya, bertarung merebut bola. Saya petarung utama OKC, Andre Robertson, masih harus absen setidaknya dua bulan ke depan.
Meski nyaris diperkuat roster terbaik, tembakan-tembakan pemain Lakers masih banyak yang luput. Tembakan  Kyle Kuzma, Brandon Ingram, sampai Svi Mikhayluk banyak yang meleset.Â
Cuma Lebron James dan JaValee Mcgee yang penampilannya menjanjikan. Bersama Rojon Rondo, Mcgee justru jadi pemain yang paling banyak mendapat tepuk gemuruh ketika tembakan tiga angka mereka masuk. Padahal, keduanya nggak dikenal punya tembakan tiga angka yang bagus. Defense mereka yang musim lalu  kondang sulit diembus tembakan tiga angka adi amat mudah ditembus tembakan Jamal Murray.
Donte DiVincenzo kliatan nervous, potensinya keren, doi pemaen cadangan Villanova yang bawa timnya jadi juara  NCAA, liga mahasiswa Amrik sebelum masuk NBA
Ternyata Giannis udah bisa nembak
Kawhi fitnya masih kliatan 30-40% sih, Gobert juga ga serius amat nempelnya, klo 30-35% lebih bagus dari ini aja udah keren pisan, apalagi 100%, lentur ma lincahnya masih kurang dikit lagi.
Usianya 33 tahun musim ini. Bagus klo doi bisa maen sekitar 75-80% (61-65 pertandingan) di babak regular dua musim ke depan, tanpa Lebron James, permainan Lakers masih terlihat meraba-raba.
Saya penasaran dengan gaya permainan apa yang akan Lakers terapkan musim ini. Terlebih roster Lakers sekarang kurang jago nembak. Apakah gaya Lebron atau gaya Lakers musim lalu, atau mungkin gaya baru.Â
Kalau mereka menerapkan gaya khas Lebron, yang menjadikan pemain di sekelilingnya shooter, Rajon Rondo, Lonzo Ball, dan Brandon Ingram mesti lebih konsisten lagi jadi spot up shooter. Â
Mereka juga bisa maen gaya musim lalu yang manfaatin serangan balik dan lebih banyak bikin angka di bawah jaring. Gaya ini lebih pas dengan roster Lakers sekarang. Cuma risikonya tempo cepat cenderung bikin pemain cedera dan sebagian besar pemain Lakers yang diajak lari jelas ga muda lagi.Â
Belom lagi defender Lakers di bawah jaring, sekarang ngga ada yang setangguh Julius Randle. Ketika ada Julius Randle-pun, Lakers bisa dipastikan kalah ketika harus bertemu tim yang punya dua menara kembar musim lalu. Boleh dibilang, musim ini Pelicans yang punya Julus Randle dan Anthony Davis adalah tim yang jelas-jelas bisa manfaatin keunggulan mereka ngadepin Lakers. Â Â
Saya terus terang agak ragu masukin Charlotte Hornets jadi tim yang mengejutkan. Terus terang Miles Bridges tampil cukup meyakinkan selama pramusim. Eksplosif dan offensive rebound-nya juga bagus. Mungkin doi bisa jadi starter ngegeser peran Michael Kidd Gilchrist, minimal ngedorong Gilchrist lebih ke posisi power forward. Lagipula Nick Batum ma Kemba Walker emang bagus. Nick Batum termasuk anggota tim yang ngebawa Portland Trail Blazers masuk playoff bareng Lemarcus Aldridge beberapa musim lalu. Bahkan klo diliat dari rosternya Hornets lebih meyakinkan dari beberapa tim wilayah timur. Tony Parker dan Bismack Biyombo (sewaktu masih di Toronto Raptors) pernah jadi kepingan penting  di tim masing-masing. Hanya aja "penyakit" Hornets jelas. Meyakinkan di awal, melempem di belakang. Terlebih meski Kemba pemaen yang amat bisa diandalakan baik offense maupin defense, Kemba termasuk guard mungil yang boleh jadi bakal jadi sasaran tembak, guard NBA yang makin lama makin jangkung. Terlebih salary cap yang gede bikin tim ini susah berkembang dua tiga musim ke depan, dan aset Hornets paling moncer justru baru Kemba. Jeremy Lamb dan terlebih Parker mungkin ngga lagi menarik minat tim-tim yang berusaha menjaga kedalaman rosternya demi berjuang peraih kesempatan di babak playoff. Semoga saya salah.Â
Ngomong-ngomong  saya minta maaf udah keliru ngasih info jadwal mulai NBAÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H