Channel: Tomasz Kordylewski
Awalnya memang sudah seru, terutama pertandingan kedua. Pelicans sempat unggul sembilan angka di perempat pertama. Anthony Davis berhasil mengimbangi permainan Warriors lewat paint area. Meski mungkin nggak bisa selamanya berhasil, peluang Warriors mencetak angka dari serangan balik sedikit berkurang.
Warriors mulai bisa mengimbangi begitu Davis berstirahat, dua menit perempat pertama berakhir, dan Jrue Holiday mulai gagah berani menembak dari luar. Pilihan yang tepat lantaran setidaknya Holiday dua kali mendapat ruang tembak terbuka. Keputusannya kurang tepat lantaran tembakannya meleset dan dengan senang hati Draymond Green mendapat bola rebound.
Mismatch kadang jadi faktor penentu di sebuah pertandingan. Para pemain Pelicans yang pada babak sebelumnya berhasil menutup ruang gerak para pemain Blazers, kali ini kalah postur. Boleh dibilang, hanya Anthony Davis starter yang lebih kekar ketimbang para starter Warriors. E'Twaun Moore dan Jrue Holiday jelas kurang tangkas ketimbang Draymond Green dan Kevin Durant. Dari segi mismatch, Durant dengan leluasa menembakan turnaround jumper di atas kepala Holiday di pertandingan pertama.
Sampai minggu lalu, saya belum ngeh klo tim yang dalam "tanda kutip" bisa mengimbangi Warriors, nyaris semua jadi rekan tanding Houston Rockets. Tim-tim yang bersedia bermain fisik, bukan hanya mencetak angka, tapi juga merebut rebound. Kalau perlu sampai jumpalitan, berebut bola yang bergulir.Â
Mereka juga nggak gengsi bermain bully ball. Duel sesama big man di bawah jaring. Steven Adams salah satunya. Gobert salah duanya. Untuk nama yang saya sebut belakangan, Gobert, bukan cuma jago duel, tapi skillnya juga bagus. Terlebih Gobert bukan sekedar pemain yang jago nutup ruang gerak, tapi juga ruang tembak. Jump shot Chris Paul, yang biasanya masuk, tumben beberapa kali mental. Yang bersangkutan kurang dapet posisi wuenak ketika nembak. Dengan kata lain, Rudy Gobert juga rim protector yang bagus.
Channel: House of Highlights
Itu juga yang mungkin membuat para pemain Rockets kurang nyaman ketika harus menembak dari luar. Mereka kurang nyaman lantaran  Gobert ada di bawah jaring. Ariza yang biasanya titis di pojokan, baru satu tembakan yang masuk kemarin. Sebelum menit-menit akhir pertandingan Rockets bahkan seingat saya baru memasukkan delapan tembakan tiga angkanya kala itu. Â
Berbekal pergerakan kaki yang lincah, tubuh tinggi, serta rentang tangan yang lebar, Gobert bukan cuma luwes ketika bermain ke dalam, tapi juga di dalam. Baik bertahan maupun menyerang. Ketika menyerang Gobert jadi bisa dengan lapang menerima umpan pick and roll dari Ingles, Rubio, atau Mitchell.