Clippers, buat saya, masih salah satu tim terbaik NBA, musim lalu. Mereka punya pemain-pemain terbaik di posisinya. Mereka punya pengatur permainan bagus dengan akurasi tembakan juara, meski bukan seorang shooter dalam diri Chris Paul. Â Mereka juga punya salah satu shooter paling konsisten di NBA, JJ Redick, tembakan dua dan tiga angkanya sama baik. Blake Griffin masih jadi bigman dengan skill ofensif paling lengkap, tinggi, gesit, tembakan lumayan. Griffin masih salah satu yang terbaik di posisinya, meski dari segi defense dibilang kurang terasa.
Mungkin yang agak kurang familiar buat saya adalah Luc Mbah a Moute. Sampai (dua) musim lalu, saya masih penasaran siapa Mbah a Moute. Ngapain pemain nggak menonjol gitu maen buat Clippers. Jarang nembak, rusuh, nempel ke sana ke mari, sekalinya nembak belum tentu akurat. Itu dulu. Setelah akurasi tembakan tiga angkanya meningkat pesat musim lalu, sama aja.
Tugasnya memang begitu, ngrusuhi, memastikan tim ini bermain dengan benar. Bertahan dengan nyaman dan menyerang dengan lapang. Tugasnya sebagai tukang bebersih membuat DeAndre Jordan maksimal menjalankan tugasnya di bawah jaring. DeAndre Jordan, ngomong-ngomong, masih jadi salah satu big man paling susah ditaklukkan di bawah jaring NBA saat ini. Bertenaga, tinggi, besar, kekar, meski tembakannya nggak bisa dibilang istimewa.
Cara mencetak poin yang efektif, mengingat DeAndre Jordan jago memainkan pick and roll dan punya lompatan yang mantap. Kekompakan keduanya mengingatkan saya ama Karl Malone dan John Stockton.
Channel JazzBasketball1
Meski terkesan rada jadul di permukaan, bukan berarti mereka tim yang tertinggal di babak playoff. Kekompakan mereka berlima, dari musim 2013-14 sampai musim lalu, membawa Clippers stabil di posisi empat besar. Pemain cadangannya yang biasanya beda. Cadangan mereka musim lalu, bisa dibilang, termasuk yang terbaik selama ini. Mereka punya Jamal Crawford, tiga kali sixth man of the year (pemain cadangan terbaik). Meski udah senior, Crawford masih pencetak four-point play terbaik NBA, mereka juga masih punya Paul Pierce, juara NBA (2008) bersama Boston Celtics, pengalaman boleh dibilang nggak ternilai, meski menit bermainnya nggak lagi gitu banyak. Pengalaman juara NBA juga ditularkan Marrese Speight, big man cadangan Warriors, yang jago tembakan tiga angka. Pengalaman para pemain cadangan Clippers makin terasa dengan masuknya Raymond Felton. Meski berstatus back up point guard, pengalaman membawa New York Knick sampai semi final wilayah timur musim 2013 sebagai starter nggak bisa dianggap remeh.
Buat saya pribadi, sebuah tim NBA yang bagus keliatan dari daftar pemain cadangan. Sepanjang mereka masing-masing posisi punya back up yang berpengalaman sebagai starter) atau punya minute play tidak berbeda jauh dari starter, boleh dibilang tim itu bisa disebut sebagai penantang di babak playoff. Lima starter plus lima pemain cadangan bagus, meski kelimanya tidak harus bermain dalam satu pertandingan. Terlebih antar pemain bisa bermain di lebih dari satu posisi. Speight, misalnya bisa mengisi peran Jordan di posisi lima ketika yang bersangkutan rehat di bangku cadangan. Jika ingin menaikan tempo permainan, Mbah a Moute bahkan bisa digeser ke posisi empat, dan menyelipkan Crawford di posisi tiga. Formasi yang tercipta jadi lebih kekinian dan dinamis di atas kertas. Small ball kalau orang jawa bilang. Meski dari segi usia dan stamina perlu dicermati lebih lanjut. A Moute (30) Paul (31), Redick (32), Felton (32), dan Pierce (39), satu musim yang lalu. Â Â
Channel: Freedawkins
Para pemain cadangan ini membuat permainan Clippers musim lalu lebih luwes. Terlebih dengan hadirnya Brandon Bass, big man mungil yang punya jump shoot lumayan. Meski nggak bisa dibilang istimewa, para pemain cadangan ini bisa membawa Clippers di peringkat empat wilayah barat, meski Griffin dan Paul tidak bermain, masing-masing dalam 21 pertandingan. Sayang musim lalu mereka nggak berhasil lolos dari babak pertama playoff, setelah dikalahkan Utah Jazz 4-3.