Hanya saja, minimal saya, nggak mengira kalok dulunya akurasi tembakan tiga angka Leonard nggak gitu bagus. Three point field goal-nya cuma 25%. Di sinilah peran om Arthur Edward "Chip" Engelland. Coach Chips-lah yang mereparasi cara bermain asuhannya. Dan masing-masing pemain mendapatkan penanganan sendiri, yang pasti tidak sama antara pemain satu dengan yang lain jelas beda.Â
Jadi meskipun masalahnya sama, katakanlah, seperti Leonard dan Richard Jefferson (sekarang Cavaliers) sama, sama-sama nembakin tembakan tiga angka di belakang kepala, ngeliat postur keduanya aja, penangannya jelas beda. Persentase tembakan tiga angka Jefferson selama di Spurs meningkat dari kisaran 35-38% jadi 44% di musim 2010-2011. Tentu aja bukan cuman teknik yang berpengaruh tapi juga cara bermain tim. Karena alasan itulah, Steve Kerr pengen coach Chip gabung ke Warriors.
Menariknya, meski punya banyak stok penembak jitu dan tren sekarang ke permainan yang banyak tembakan tiga angkanya, Spurs justru nggak serta-merta ikutan latah. Menurut (mantan) pelatih merangkap komentator Jeff Van Gundy, Spurs tidak mengandalkan tembakan tiga angka sebagaimana mereka sempat unggul di game pertama melawan Warriors sebelum Kawhi Leonard cedera yang bisa kita saksikan (lagi) di channel Sport TV misalnya, atau Pleasant show untuk highlight. Set play ini mungkin bisa ditiru Cavs untuk memberi warna pada serangan mereka.
Channel Kevin Bruinsma
Spurs, selain mengandalkan para starter yang kaya akan posisi tembak, mereka juga memiliki guard yang bukan sekedar jago menerobos tapi juga jago berputar mencari pemain dengan posisi bebas dekat paint area. Dua angka pertama Spurs, yang dicetak Kawhi Leonard merupakan hasil kesabaran Patty Mills yang memilih memutar ketimbang melayani Draymond Green, sembari menunggu Kawhi bergerak dari belakang.
Terlepas dari apakah Warriors demam panggung atau tidak. Minimal, 12 angka yang mereka raih di quarter pertama tercipta lewat umpan guard langsung ke big man dengan variasi operan balik ke pemain bebas yang ada di luar atau operan ke pemain lain yang  bergerak di belakang mereka (secondary side bs). Skema ini bisa saja dipakai Cavs pada pertandingan besok, dengan catatan Irving lebih bersabar tidak banyak menerobos ke dalam, selain itu Cavs membutuhkan big man yang punya post up play bagus, dengan kata lain, kita perlu mengambil risiko mencadangkan Tristan Thompson.
Channel: Sport TV
Quarter kedua dan ketiga giliran Kawhi Leonard yang lebih banyak memulai serangan. Leonard biasanya bermain pick and roll dengan big man yang turun ke bawah. Meski sederhana, set play ini terbilang efektif karena keseimbangan yang bagus, jadi meskipun pick and roll nggak ngehasilin angka, lawan akan cenderung ngelanggar Leonard.Â
Saya sendiri rada bingung, apakah Cavs bisa menerapkan pick and roll model begini apa nggak. Bukan karena mereka nggak bisa maen pick and roll, tapi karena nggak punya pemain berpostur sedang, dengan keseimbangan sekeren Leonard. Irving, meski punya keseimbangan dan wild shot yang bagus, posturnya terlalu mungil, sehingga kemungkinan bisa diredam Durant (lagi). Imam Shumpert dan Deron Williams mungkin bisa dicoba. Meski sama-sama gesit, akurasi tembakan keduanya masih belum bisa disamain ma Leonard, meski nggak ada salahnya mencoba.
Channel: Sport TV