Mungkin bagian ini bukan di bagian favorit penikmat NBA di Indonesia. Mana asik menyaksikan pemain yang belum tentu jadi siapa-siapa akan bergabung ke mana. Kita nggak akan tahu kayak apa mereka maen nantinya. Hanya saja, boleh dibilang, di sinilah drama NBA dimulai. Sederhananya, NBA terbentuk dari sini. Pemain seperti Anthony Davis, dipilih di sini. Big man dengan kemampuan lengkap, termasuk mengumpan, mengeblok tembakan, mengambil bola pantul, dan tembakan tiga angka, meski akurasinya menurun selepas rentetan cedera. Franchise Player (Identitas tim) yang baru sempat sekali membawa timnya masuk playoff sejak draft pick.
Tahun ini, kebetulan pilihan guard cukup berlimpah, meski kenyataannya, kita masih harus bermimpi melihat pemain dengan akurasi seasik Steph Curry. Markelle Fultz, bisa jadi pilihan terbaik mereka. Fultz memiliki apa yang tidak dimiliki Ben Simmons, jago mencetak angka dari LEBIH BANYAK POSISI secara KONSISTEN, termasuk dengan cara meliuk-liuk ke  paint area, sesuatu yang secara teori tidak dimiliki pemain seatletis Embiid.
Channel: draftexpress
Meski kaya variasi serangan, sebagai pemain mungil penuh pesona, Fultz jelas punya kekurangan. Selain kontrol bolanya masih gampang lepas. Fultz masih lebih suka pull up jumper, adep-adepan satu lawan satu, ketimbang ngelewatin lawan yang secara postur memungkinkan dikacangin kayak yang bisa saksikan bersama di menit 3.46 dari video hasil pengamatan draftexpress yang kesohor sejak jaman baheula jadi referensi awam menilai keterampilan pemain masa depan pujannya. Â
Channel: Lakers Film Room
Kalaupun pilihan Sixers bukan Fultz, masih ada sosok seflamboyan Lonzo Ball. Meski dianggap nggak selengkap Fultz, Ball boleh dibilang jadi ladang highlight. Cara nembak tiga angkanya yang nyentrik serta umpan jauhnya yang spektakuler amat cocok ditongkrongin di program aksi memukau para pemain NBA, yang rata-rata berdurasi lima sampai tujuh menitan.Â
Sayangnya basket itu permainan yang durasi rata-ratanya sekitar 28 menit buat para starter. Gaya nembak tiga angkanya yang unik, lompat sembari seakan mundur ke belakang bikin peluang tembakannya masuk lebih besar lantaran jarak antara Ball dan pemain lawan jadi lebih lebar, Ball juga banyak disuka penonton muda lantaran jarak tembakannya terbilang cukup jauh dari lingkar luar. Bisa dibilang mirip Curry. Tapi sekali lagi saya bilang. Masih terlalu jauh bermimpi bisa liat pemain yang tembakan tiga angkanya mirip Curry. Ruang tembak yang lapang bukan berarti akurasi tembakan tiga angka Ball sekonsisten Curry.