Mohon tunggu...
Candra Permadi
Candra Permadi Mohon Tunggu... Penerjemah - r/n

r/n

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Film Perang Negeri Orang

31 Oktober 2015   22:30 Diperbarui: 1 November 2015   09:03 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 [caption caption=" Eternal Zero. Sumber: kmt.co.id"][/caption]Terus terang, alasan saya nonton film ini karena Doraemon. Yups Eternal Zero (永遠の0 ) ma Stand by Me emang dibikin, lebih tepatnya, sama-sama dibesut Takashi Yamasaki, selang setahun sebelum Doraemon tayang. Net Gross-nya bahkan lebih bagus (klo dari segi popularitas mah belom tentu #eh).

Terus terang rada susah bercerita soal film ini. Penuh tanda tanya, tapi nggak susah juga buat nebak jalan ceritanya, apalagi klo bocorannya dikasih intip. Film-nya sendiri berlatar sekitar awal 1940-an, jadi kita sedikit paham suasana-nya. Walaupun nggak secara langsung,

Yang jelas, kayak yang kita liat dari posternya, kita bakal diajak nyaksiin adegan perang-perangan pesawat jadul, nyata banget, dengan sudut pengambilan gambar yang asik. Terlebih Yamasaki punya reputasi memberi sentuhan klasik pada filmnya. Bahkan udah teruji lewat cerita keluarga bersahaja, Always Sunset on Third Street (2006), dua unsur yang juga keliatan di dua film yang beda, pernak-pernik khas anak dengan kenakalannya lewat Stand By Me, satunya lagi tentu aja film ini.

Secara pribadi, saya sebenernya agak sanksi sama film ini. apa saya bakal doyan ya? Bukan apa-apa, walaupun saya pribadi dan generasi sepantaran saya, generasi 1990-an, apalagi sebelumnya, dapet pembekalan yang lumayan tentang sejarah Internasional era segitu, nggak semua orang bisa nangkep suasana kebatinannya, atmosfer perang-perangan pesawat klasik dengan segala aksinya, kecuali klo kita emang ngefans sama sejarah atau model pesawat.

Klo orang-orang jepang sih keliatannya asik-asik aja, terlebih masyarakat sono emang punya tradisi buat ngehormatin orang tua, termasuk pejuang ma veteran, terutama generasi dewasanya. Terlebih mereka juga dapet pembekalan langsung dari orang tua tentang nasionalisme, misal (ni misal ya bukan spoiler :evil:) tentang pengorbanan diri khas jepang yang nunjukin rasa cinta tanah air

Menariknya, walaupun saya bukan nihonjin, saya asik-asik aja sama ceritanya, seru dan menarik. Aksinya bahkan bisa dinikmatin semua pecinta film aeroplane (ceilah istilahnya aeroplane lantaran klo pake dirgantara kesannya gimana gitu, kaku banget). Emang sih film ini rada nggak kelacak radar publik karena judul ma tampilannya Jepang banget, jadinya kerasa ekslusif, padahal kan …

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun