Mohon tunggu...
Candra Permadi
Candra Permadi Mohon Tunggu... Penerjemah - r/n

r/n

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pernik dan Warna Baru Lakers

19 Oktober 2014   21:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:28 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bicara tentang Lakers berarti bicara tentang tim metropolis, tim yang memiliki home ground di Los Angeles, kota yang identik dengan Hollywood. Bersama New York Knicks, Los Angeles Lakers menjadimost valuable teammenurutForbes. Lakers sendiri memiliki nilai (aset) terbesar kedua yaitu sebesar A$1 miliar dengan keuntungan mencapai A$ 48 juta. Walaupun prestasi kedua tim belum segemilang musim-musim sebelumnya, rasamya tidak sulit menerka mengapa kedua tim menjadi dua tim dengan nilai aset terbesar di NBA.

Bukan hanya letak geografis, nilai aset Lakers yang terbilang besar juga didukung oleh strategi bisnis pemilik tim, Jerry Buss. Mendiang Buss melakukaninovasi bisnis yang terbilang masih langka di eranya, yaitu membangun kerja sama dengan jaringan TV kabel dan menyewakan pemakaian nama home base mereka kepada korporasi, layaknya Emirates stadium, stadion milik Arsenal. Staples Inc. sendiri kalau tidak salah adalah nama jaringan pertokoan retail yang memiliki 2000 toko di seluruh dunia. Kontrak dengan jaringan televisiWarner Cablesendiri berlangsung selama dua puluh tahun dengan nilai kontrak sebesar A$3,6 miliar. Selain lokasi, prestasi Lakers juga menjadi alasan mengapa Lakers memiliki nilai kontrak yang terbilang besar. Lakers meraih 16 gelar juara NBA, 1 gelar lebih sedikit dibandingkan Boston Celtics.

[caption id="" align="aligncenter" width="265" caption="media-cache-ak0.pinimg.com"][/caption]

Perebutan gelar antara kedua tim memberikan warna tersendiri pada gelaran NBA. Rivalitas keduanya bahkan sempat menjurus ke arah rasisme pada tahun 1980-an. Boston Celtics menjadi tim pujaan kulit putih dengan Larry Bird menjadi ikonnya. Bukan hanya ikon masyarakat kulit putih, Larry Bird yang terkenal lewat umpan ajaibnya juga menjadi simbol pekerja Boston (Blue Collar). Di sisi lain, Magic Johnson menjadi simbol keglamoran dan ikon masyarakat kulit hitam pada saat itu. Layaknya Raul Gonzales dan Cales Puyol, persahabatan mereka di luar lapangan lapangan menerbitkan senyum simpul tersendiri mengingat rivalitas antara kedua pendukung yang tidak bisa dibilang renyah. Rasisme antara kedua tim sekarang sudah tidak lagi begitu kentara namun tidak dengan keglamoran Lakers. Keglamoran Lakers kentara lewat jajaran bintang Hollywood yang menjadi fans tim ini. Leonardo di Caprio, Denzel Washington, dan tentu saja Jack Nicholson yang telah menjadi fans Lakers sejak tahun 1970-an. Dengan prestasi dan nilai kontrak yang besar, layaknya Real Madrid, Barcelona, Liverpool atau Bayern Munich pada sepakbola, Lakers bukan hanya ditantang untuk berprestasi besar tetapi juga ditantang untuk menghadirkan nama besar. Tidak heran mengapa Kobe Bryant dan Steve Nash tetap dipertahankan dalam roster Lakers musim ini. Bersama Lebron James, Kobe Bryant menjadi pemain dengan pendapatkan tertinggi di NBA saat ini. Walaupun belum menunjukkan permainan terbaiknya, Bryant masih menjadi magnet penonton dan sponsor. Penjualan jersey Bryant masih menjadi yang terbanyak ketiga dibawah Lebron James dan Kevin Durant walaupun ia hanya bermain enam pertandingan musim lalu.

[caption id="" align="aligncenter" width="403" caption="a.espncdn.com"]

a.espncdn.com
a.espncdn.com
[/caption]

Mengingat usia Bryant yang terhitung senior, Lakers pun mulai mencari suksesor. Suksesor yang bukan hanya meneruskan tradisi prestasi tetapi juga kebintangan Kobe Bryant. Lebron James dan Carmelo Anthony merupakan dua nama yang memenuhi kriteria tersebut.King James sendiri menjadi ikon NBA saat ini karena skills yang lengkap serta kemampuannya menjadi inspirator tim yang dibelanya. Dengan kemampuannya ini, James sempat dijuluki the next "Michael Jordan" atau "like Mike". Layaknya perbandingan Bruce Lee dan Jackie Chan, kini Lebron menapaki prestasi yang sama  lewat gayanya sendiri.  MJ 23 bermain atraktif dan elegan sedang LJ 6 tampil lebih atletis dan bertenaga. Layaknya Michael Jordan, jika kebintangan King James jadi magnet popularitas suatu tim, tidak heran juga jika musim ini Cleveland Cavaliers menjadi tim terpopuler NBA saat ini. terlebih ada Kyrie Irving dan Kevin Love di tim ini.

Mengingat Antony dan James baru menjadifree agent pada awal musim ini, maka musim lalu Lakers memanfaatkan aturansalary cap.Salary cap adalah nilai kontrak maksimum para pemain NBA dalam satu musim.Salary cap satu tim NBA musim ini yang mencapai A$ 63 juta. Dengan aturan ini, manajemen pun mengontrak pemain seperti Jordan Hill, Xavier Henry, dan Nick Young selama satu musim agar mereka dapat leluasa mengontrak pemain bagus musim ini. Hanya saja strategi manajemen belum berhasil.  Walaupunrayuan Lakers terhadap Melo sempat jadi kudapan favorit silly season kali ini, Melo memilih bertahan di New York Knick karena triangle offense Phil Jackson telah menghasilkan 11 cincin juara NBA bersama Chicago Bulls dan LA Lakers.

[caption id="" align="aligncenter" width="419" caption="mages.kpopstarz.com"]

mages.kpopstarz.com
mages.kpopstarz.com
[/caption]

Sebenarnya dengan  nilai asetnya, Lakers bisa saja mengontrak pemain dengan nilai diatas aturan salary cap,yaitu dengan membayar luxury tax, pajak yang dibayarkan jika kontrak pemain memiliki nilai diatas salary cap. Namun kerangka tim  yang terbilang kurang bersinar tampaknya menjadi pertimbangan James dan free agent incaran Lakers lainnya dalam memilih tim yang mereka bela musim ini. Walaupun hanya menempati peringkat sepuluh wilayah timur musim lalu, roster cavs terbilang cukup potensial pada awal musim. Sebelum James bergabung, roster Cavs telah diisi Kyrie Irving, Dion Waiters dan rookie urutan pertama musim ini Andrew Wiggins. Walaupun pada akhirnya Wiggins ditukar dengan Kevin Love dari Minnesota Timberwolves, Cavs kini justru makin menjanjikan dengan masuknya Mike Miller dan Shawn Marion pasca James bergabung. Sebelum memiliki roster selengkap sekarang,  Lakers baru memasukkan nama Robert Sacre, Kobe Bryant, Steve Nash dan Ryan Kelly dalam roster mereka di awal musim. Melihat performa keempatnya musim lalu, tidak heran jika beberapa free agent memilih tim yang memiliki kerangka tim lebih bagus. Musim lalu Lakers, mencatat kekalahan terbaik yaitu meraih 55 kekalahan dari 82 pertandingan. Hasil ini menempatkan mereka pada posisi 14 wilayah barat, tidak jauh dari pandangan awal pengamat. Dengan chart yang kurang berbinar, Lakers dijagokan menempati posisi 12 musim lalu. Musim ini mereka juga diunggulkan di posisi yang nyaris sama, di luar sepuluh besar tim wilayah barat.

Selain mengontrak free agent, Lakers sebenarnya bisa mendapatkan pemain bagus melalui trade. Hanya saja, dengan kebijakan musim lalu, boleh dibilang hanya Paul Gasol pemain Lakers yang nilai trade-nya terbilang bagus. Selain itu, dengan kondisi yang belum terlalu prima rasanya tidak sulit menerka mengapa  trade Nash jadi tidak begitu potensial. Jordan Hill dan Nick Young memang menjalani musim fantastis musim lalu. Rataan statistik mereka musim lalu boleh dibilang menjadi raihan terbaik selama berkarier di NBA. Hanya saja, dengan kebijakan Lakers musim lalu, mereka berstatus free agent awal musim ini. Melihat peluang trade pada musim depan, Lakers kemudian mengontak mereka dengan durasi yang lebih panjang agar mendapatkan peluang mendapatkan pemain bagus melalui trade musim depan.   Prospek trade pemain Lakers musim ini bukan hanya pemain lama, Julius Randle dan Jeremy Lin menjadi roster yang menyandang predikat serupa musim ini. Lewat aturan trade atau free agent, Rajon Rondo, Kevin Durant dan Lemarcus Aldridge menjadi incaran terdepan Lakers musim mendatang. Hanya saja peluang Lakers mendapat free agent bagus sedikit terhambat. Peran sentral Bryant dalam menentukan trade Lakers serta permainan tim di lapangan membuat beberapa pemain seperti Dwight Howard, Carmelo Anthony, dan Paul George dikabarkan sedikit jengah bermain bersama Lakers.

[caption id="" align="aligncenter" width="516" caption="www.trbimg.com"]

www.trbimg.com
www.trbimg.com
[/caption]

Lakers sendiri menyongsong musim baru dengan semangat baru. Musim ini Lakers hadir dengan pelatih dan beberapa pemain baru. Berbicara tentang roster, berarti berbicara tentang peracik taktik. Cetak biru yang dipaparkannya dapat memaksimalkan potensi roster yang ada sekaligus membawa tim meraih prestasi yang bagus musim ini. Phil Jackson sempat diisukan menjadi pelatih baru Lakers, bahkan sejak Mike Brown dinilai kurang berhasill mengangkat prestasi tim. Jackson tidak jadi diangkat menjadi pelatih Lakers karena Jim Buss memilih Mike D'antoni. Musim ini Phil Jackson memilih menjadi presiden New York Knick ketimbang melatih tim tunangannya, Jennie Buss. Setelah melakukan beberapa kali wawancara dengan beberapa kandidat (termasuk asisten pelatih musim lalu Kurt Rambis), Byron Scott akhirnya dipilih menjadi pelatih Lakers. Prestasi Byron Scott sebagai pelatih terbilang lumayan. Scott membawa New Jersey Nets dan New Orleans Hornets meraih hasil yang kurang menggembirakan pada awal musim kepelatihannya namun meraih prestasi gemilang musim-musim berikutnya. Nets dibawanya menuju final NBA dan Hornets menjadi juara divisi.

[caption id="" align="aligncenter" width="416" caption="www1.pictures.zimbio.com"]

www1.pictures.zimbio.com
www1.pictures.zimbio.com
[/caption]

Saat membawa dua tim tersebut menjadi juara terdapat dua pemain kunci yang kebetulan berposisi sama yaitu point guard yang cenderung defensif, Jason Kidd dan Chris Paul. Kidd meraih NBA defensive second all team sebanyak lima kali sedang Chris Paul dua kali. Selain memiliki kemampuan bertahan yang bagus, Kidd dan Paul piawai mencetak angka, mengumpan, meraih rebound, dan mengatur ritme permainan. Tidak heran Jason Kidd termasuk salah satu peraih triple double untuk raihan poin, assist dan rebound. Kidd meraih 107 triple double sedang Chris Paul meraih 11 triple double. Potensi yang sama bisa ditunjukan para guard Lakers musim ini. Jeremy Lin tercatat baru sekali mencatat triple double. Secara umum  Lin memiliki rataan 11 point 5 assist dan 3 rebound selama berkiprah di NBA sejauh ini. Seperti juga Nick Young, raihan statistik Lin justru gemilang saat dimainkan dari bangku cadangan.  Nick Young mengemas 17,9 point, 2,5 rebound dan 1,5 assist, kebanyakan dihasilkan dari bangku cadangan. Senada dengan Young, Lin menunjukan performa serupa. Persentase akurasi tembakan Lin mencapai 43,5% saat menjadi starter. Saat bermain dari bangku cadangan persentasenya meningkat jadi 48,9% Meskipun belum berhasil membawa Rocket melaju ke babak kedua playoff, kemampuan bertahan Lin membuatnya berpeluang menempati posisi point guard Lakers musim ini Kelebihan Lin terletak pada kemampuannya menyamai kecepatan pemain ofensif lawan. Kemampuan Lin dalam membaca pergerakan lawan dan permainan bertahan pada busur dalam bisa lebih terasah di bawah asuhan Scott. Defense seperti ini yang belum tampak pada gaya permainan Lakers musim lalu.

[caption id="" align="aligncenter" width="462" caption="rsn.scene7.com"]

rsn.scene7.com
rsn.scene7.com
[/caption]

Statistik assist yang lebih tinggi ditunjukan Steve Nash. Nash sendiri tercatat meraih 436 double double, lewat kombinasi point dan assist. Kelebihan Nash terletak pada kemampuan pick and roll-nya. Umpan-umpan ajaibnya menjadi salah satu atraksi yang paling ditunggu penonton. Hanya saja musim ini Nash tidak bisa tampil karena cedera. Saat fit, Nash berpeluang mengisi bangku cadangan mengingat gayanya cenderung ofensif. Nash akan bergantian dengan rookie Jordan Clarkson mengisi posisi point guard. Clarkson adakah tipe pemain yang menusuk ke dalam dan mengeksekusi bola melalui lay up. Dengan gayanya yang agresif, Clarkson bisa jadi menempati posisi starter. Kemampuannya beradu dengan pemain lawan di paint area berpotensi menghasilkan rebound bagi tim. Permainan yang sedikit individualis ini sekaligus membuatnya cocok juga dimainkan di posisi shooting guard. Jika Clarkson digeser ke posisi shooting guard, bisa jadi point guard cadangan akan diisi Guard veteran Ronnie Price. Walaupun memiliki gaya yang hampir sama dengan Clarkson, Price cenderung lebih bertenaga dibawah jaring. Carlos Boozer dan Lamar Odom adalah dua pemain yang pernah merasakan dasyatnya dunk Price. Gaya menusuk dua pemain ini terbilang jarang disaksikan musim lalu, mengingat sebagian pemain Lakers bertipe passer dan shooter. Price sendiri merupakan defensive point guard yang ulet dan ngotot dan tidak segan menjadi tembok pertahanan yang siap diterjang ketika guard lawan melakukan akselerasi. Asisten pelatihnya di Phoenix Suns menjulukinya dengan nama pitbull karena gayanya tersebut. Hanya saja Price bukanlah guard yang ofensif. Price mencetak satu assist dan persentase field goal sekitar 39,9%.   Permainan defensif serta 6 poin,  10 assists dan 4 assist yang dibuatnya menjadi kunci revans Lakers atas Jazz pada pertandingan pramusim sebelumnya melawan tim yang sama. Pada pertandingan tersebut sisi ofensif Lakers ditunjukan lewat permainan cemerlang Carlos Boozer yang mengoleksi 19 poin, 9 rebound dan 6 steal, serta 3 mid-range jump shot Julius Randle. Kobe sendiri memimpin perolehan poin Lakers dengan 26 poin ditambah 5 assist dan 4 rebound.

[caption id="" align="aligncenter" width="416" caption="www4.pictures.zimbio.com"]

www4.pictures.zimbio.com
www4.pictures.zimbio.com
[/caption]

Byron Scott  memiliki referensi yang cenderung beragam di posisi shooting guard. Saat menangani Nets, Scott memainkan Kerry Kitles, guard ekplosif yang kental dengan drive dan dunknya. Sedang saat melatih New Orleans, Scott memainkan  Rasual Buttler dan Morris Peterson yang cenderung lincah.

Untuk tim yang memiliki shooting guard sebagus Black Mamba, komposisi pemain di posisi ini bisa dibilang berlimpah. Selain Henry dan Clarkson, Wayne Erlington dan bahkan Jeremy Lin bisa bermain di posisi ini. Kebijakan ini justru dinilai masuk akal mengingat Scott berwacana menghemat waktu bermain Kobe agar kebugarannya dapat terjaga. Kelebihan Lakers musim ini terletak pada gaya permainan shooting guard yang beragam.  Jika fit, Bryant tentu saja akan dimainkan sebagai starter. Kemampuan menembak yang komplet, serta kemampuannya mencetak angka dari posisi yang sulit menjadi trademark Kobe sejauh ini. Jika Lakers membutuhkan penembak jitu layaknya Jordi Meeks musim lalu, Scott bisa memainkan Erlington. Akurasi tembakan Erlington sendiri mencapai 42% musim lalu.  Variasi di posisi shooting guard makin menarik saat Xavier Henry pulih dari cedera. Walaupun piawai menusuk kedalam, Xavier Henry lebih cenderung menembak bola karena instingnya lebih cenderung sebagai shooter. Mengingat gaya bermainnya sebagai shooter akurasi tembakan terbaiknya ada di bagian busur dalam tembakan tiga angka, yaitu sekitar 52%. Rataan tembakan di paint area Henry mencapai 47%. Dengan kemampuan tembakan tiga angkanya yang bagus serta gayanya yang agresif dan piawai menusuk ke paint area, Henry juga cocok dimainkan sebagai small forward. Hanya saja Lakers musim ini akan lebih banyak menyerang lewat mid-range shooting atau penetrasi. Byron Scott sendiri lebih suka tim ini menembakkan 10-15 tembakan tiga angka dalam satu pertandingan. Berbeda jauh dengan statistik tembakan tiga angka era D'antoni yang mencapai 24,8 tembakan per pertandingan. Saat dua kali kalah melawan Warriors Lakers hanya memasukan satu dari sebelah peluang tembakan tiga angka pada pertandingan pertama. Pada pertandingan berikutnya, Lakers malah sama sekali tidak menghasilkan tembakan tiga angka dari tiga peluang yang mereka ciptakan.

Beragamnya gaya bermain small forward Lakers sesuai dengan gaya Byron Scott. Saat melatih Chris Paul, small forward New Orleans diisi penembak tiga angka Peja Stojakovic. saat melatih Nets, Scott memainkan Keith van Horn dan Richard Jefferson yang bagus di paint area. Dilihat dari gaya bermainnya, boleh dibilang keduanya lebih cocok disebut bigman.

Small forward menjadi titik lemah Lakers musim lalu. Wesley Johnson bermain kurang konsisten musim lalu. Akurasi tembakan tiga angkanya kerap meleset walaupun ruang tembaknya cukup terbuka. Kelebihan Johnson ada pada posturnya yang atletis. Walaupun tidak seeksplosif Kenyon Martin, Johnson cukup fasih melakukan Blok dan Dunk. Hanya saja dunk Johnson lebih banyak dibuat lewat fastbreak atau back door pass daripada lewat drive dengan menerobos kawalan pemain.

[caption id="" align="aligncenter" width="455" caption="lakerholicz.com"]

lakerholicz.com
lakerholicz.com
[/caption]

Kurang konsistennya penampilan Johnson justru dimanfaatkan Nick Young. Gayanya yang cenderung slenge'an dapat mengubah tempo permainan dari bangku cadangan. Kelebihan Swaggy P terletak pada jump shoot-nya yang tricky. Dengan gaya inilah Young tercatat menghasilkan 6 4-point play dan menjadi rekor tertinggi bagi klub. Walaupun efektif menghasilkan 4 point play, gaya jump shot ini agak kurang efektif menghasilkan 3-point play mengingat fault di paint area lebih banyak dihasilkan saat pemain lewat mencoba menghentikan lay up atau dunk lewat permainan fisik. Saat ini Young tengah cedera ligamen otot jempol dan kemungkinan absen dalam beberapa pertandingan awal. Posisinya sebagai pemain cadangan bisa diisi Bryant atau Ryan Kelly. Dengan postur dan gaya bermain mirip Peja Stojakovic, tidak heran jika musim ini, Scott lebih banyak memainkan Kelly sebagai small forward daripada stretch four, forward dengan tembakan tiga angka yang bagus.

Mengingat Scott pernah memainkan Keith van Horn diposisi 3,  boleh jadi Randle bisa dimainkan sebagai small forward. Untuk seorang bigman, postur Randle boleh jadi tidak terlalu besar, Dengan posturnya yang mungil, Randle dapat dengan lincah menghasilkan point dengan memanfaatkan postur tubuh lawan yang lebih besar. Kemampuan Randle yang masih perlu diasah adalah Jump shoot dan middle shootingnya. Walaupun berposisi alami sebagai power forward tembakannya belum sebagus Carlos Boozer.

Selain point guard, kemiripan racikan  Scott ada pada bigman-nya.  Kenyon Martin  dan Tyson Chandler cenderung atletis dan eksplosif dibawah jaring dengan block dan dunk-nya. Sedang bigman satunya cenderung agresif namun tidak eksplosif kalau tidak bisa dibilang kalem. Todd McCullocch, Aaron Williams, dan David West merupakan pemain bertipe klasik di posisinya masing-masing West sebagai power forward memiliki tembakan parameter prima sedang McCulloch dan Williams di posisi center bermain apik dibawah jaring.

[caption id="attachment_329875" align="aligncenter" width="426" caption=" s3-ap-southeast-1.amazonaws.com "]

1413699013413942220
1413699013413942220
[/caption]

Musim ini Lakers boleh dibilang memiliki komposisi small bigman yang melimpah. Disebut small bigman karena Julius Randle, Jordan Hill, dan Robert Sacre bukan tergolong center raksasa. Sedang di posisi bigman, gaya klasik bisa ditampilkan Carlos Boozer lewat mid-range shoot-nya yang lumayan akurat.  Boozer sendiri didatangkan dari Bulls untuk menjadi Mentor bagi bigman muda Lakers Randle dan Ed Davis.  Jika ingin memainkan permainan agresif dibawah jaring Scott bisa memainkan Jordan Hill. Raihan offensive rebound-nya mencapai 13,8 atau berada pada peringkat tiga musim lalu.

Melihat postur dan gayanya, bisa jadi Ed Davis jam terbang lebih banyak di posisi bigman. posturnya yang atletis serta dunknya yang bertenaga agak mengingatkan saya pada gaya permainan Jordan Hill yang ulet dalam meraih offensive rebound. Poin Davis banyak dihasilkan dari dunk setelah mendapatkan umpan dari sesama pemain di paint area. Davis leluasa menghujamkan bola dalam keranjang karena posisinya kerap terbuka. Saat pertandingan pramusim, Davis menghujamkan enam dari tujuh tembakan di paint area saat melawan Denver Nuggets. Dengan komposisi center yang bertenaga, menarik melihat Scott akan memainkan Robert Sacre. Dengan postur yang cenderung mungil dan akurasi tembakan bebas yang cenderung bagus, gaya bermain Sacre cocok dengan gaya permainan D’antoni yang cepat. Boleh jadi dengan gaya bermainnya yang licin, Sacre akan dimainkan seperti Randle.

Setelah menikmati hasil pertandingan pramusim dan meraba permainan dari komposisi rosternya, tidak heran jika Lakers tidak begitu diunggulkan musim ini. Dua kekalahan beruntun saat melawan Golden State Warriors pada pertandingan pramusim lewat berondongan tembakan tiga angkaKlay Thompson dan Steph Curry menguatkan pandangan pengamat. Selain akurasinya tembakan kedua pemain tersebut memang bagus, kelincahan Andrew Bogut dan David Lee dalam mendominasi sekaligus menjadi pemantul bagi para guard menjadi pelengkap kepingan kemenangan mencolok Warriors atas Lakers pada dua pertandingan tersebut. Saat melawan Utah Jazz pada pertandingan berikutnya, roster Lakers kurang bisa bermain maksimal dengan tidak bermainnya para pencetak angka Lakers, Jeremy Lin, Steve Nash, Xavier Henry, Nick Young, dan Jordan Clarkson. Dengan hanya mengandalkan Bryant sebagai pencetak angka pada pertandingan tersebut, Lakers kalah 86-119 pada pertandingan tersebut.

Hasil pertandingan pramusim menunjukan komposisi pemain Lakers memang belum sebagus Cavs yang memiliki pemain dengan kemampuan menembak lengkap di berbagai posisi. Taktik permainan Lakers juga belum seberagam Spurs yang memiliki bench dengan beragam gaya bermain. Tapi bukan berarti Lakers tidak bisa memberi kejutan di babak regular. Kemampuan para pemain bermain di berbagai posisi bisa memberikan warna tersendiri bagi Lakers dan NBA musim ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun