Menurut Alok Baveja dan Ajai Kapoor (2020), untuk menghentikan penyebaran COVID-19 dapat dilakukan dengan cara kebijakan Shutdown plan: (1) menghentikan semua transportasi publik (2) membuat zona administratif, (3) menghentikan perjalanan lintas zona, dan (4) memanfaatkan teknologi informasi ketika berada dalam zona. Kebijakan ini membatasi orang-orang untuk keluar masuk pada suatu zona. Untuk negara dengan perekonomian kurang berkembang dan populasi tinggi, kebijakan ini sulit dilakukan karena penghasilan masyarakat yang rendah dan tidak memiliki tabungan. Namun berbeda dengan negara dengan yang memiliki pendapatan perkapita yang tinggi.
Kebijakan shutdown plan atau lockdown menurut Presiden Jokowi bukan pilihan yang tepat sebab sangat berisiko. Menurut saya, Indonesia masih belum siap dengan kebijakan ini, sebab kondisi sosial budaya masyarakat. Kita berkaca pada negara Korea yang dapat recovery hanya dengan waktu 14 hari.
Kebijakan social distancing sudah cukup untuk menghentikan penyebaran virus korona. Apabila masyarakat mau disiplin mengikuti segala imbauan dan arahan dari pemerintah. Sedangkan pemerintah memberikan fasilitas rapid-tes yang digunakan untuk mengidentifikasi masyarakat yang terinfeksi. Untuk menghentikan penyebaran virus korona perlu adanya kerjasama 2 arah antara pemerintah dan masyarakat. Dengan cara ini maka kebijakan lockdown tidak perlu dilakukan.
Dampak dari COVID-19 adalah ketidakpastian global yang menyebabkan melemahnya nilai tukar terhadap dolar. Perlu adanya stimulus fiskal dan moneter untuk menjaga perekonomian. Penurunan tingkat suku bunga, relaksasi pajak penghasilan dan pemberian tunjangan kepada PHK sementara.
Adanya "panic buying" yang dilakukan oleh masyarakat pada saat pandemi ini berlangsung menyebabkan meningkatnya harga dan kekurang stok barang. Secara teori, hal ini akan mengakibatkan inflasi. Saya menyarankan kepada pemerintah untuk memberikan batasan pembelian masyarakat. Hal ini dilakukan untuk menjaga ketersediaan barang selama pandemi yang ini. Kita tidak tahu kapan pandemi ini akan berakhir, cepat atau lambat pemerintah harus selalu siap dalam menghadapi ketidakpastian global ini.
Sumber:
- https://ssrn.com/abstract=3555280
- https://ssrn.com/abstract=3547729
- Chen, L., Du, Z., & Hu, Z. (2020). Impact of economic policy uncertainty on exchange rate volatility of China. Finance Research Letters, 32(109), 1--5. https://doi.org/10.1016/j.frl.2019.08.014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H