Pernahkah kalian mimpi dihadang babi? atau mimpi seseorang dalam sedang sekarat? atau mimpi dilempari kotoran? Mimpi - mimpi tersebut terdengar mengerikan dan menjijikan untuk kita, tetapi di Korea Selatan, jika seseorang memimpikan hal - hal tersebut artinya ia akan mendapatkan keberuntungan dalam waktu dekat. Mimpi - mimpi yang dianggap menguntungkan tersebut bahkan dijual - belikan oleh mereka.
Mimpi memang bukanlah barang, tetapi mereka percaya bahwa dengan membeli mimpi yang diartikan membawa keberuntungan, mereka membeli keberuntungan tersebut. Asal - usul budaya jual - beli mimpi adalah dari legenda yang menceritakan seseorang bernama Kim Munhui dari Dinasti Silla yang berhasil menjadi ratu setelah membeli mimpi baik dari adiknya.Â
Ada beberapa ketentuan yang harus dilakukan saat melakukan transaksi jual - beli mimpi, agar mimpi tersebut membawa keuntungan seperti yang diharapkan. Dari sisi pembeli, ia harus percaya bahwa penjual benar benar telah bermimpi baik. Sebaliknya dari sisi penjual, hanya dapat memberikan sedikit bocoran mengenai mimpinya sampai transaksi selesai, kemudian mimpi tersebut menjadi 'aset' pembeli (Femina.co.id, 2016).Â
Aktivitas jual - beli mimpi biasanya dilakukan diantara keluarga ataupun teman dekat. Dari aktivitas inilah jual - beli mimpi menjadi salah satu budaya yang unik dari Korea Selatan. Jual - beli mimpi juga menjadi salah satu bagian dari identitas etnis Korea Selatan. Identitas etnis tidak hanya tentang dimana seseorang dilahirkan, identitas etnis juga berasal lingkungan dimana seseorang berada (Samovar, 2017). Dari interaksi, seperti aktivitas jual - beli mimpi atau menceritakan legenda Kim Munhui dari dinasti Silla juga melahirkan identitas etnis. Interaksi tersebut secara tidak sengaja mewariskan sejarah, tradisi, nilai atau norma, dan atau perilaku yang ada pada lingkungan atau wilayah tersebut.Â
Ada beberapa tahapan seseorang dalam memperoleh dan mengembangkan identitas etnis. Menurut Phinney (dalam Samovar,2017) ada tiga tahapan yaitu, pada tahap pertama, seorang individu tidak mengetahui dan tidak tertarik mengenai identitas etnisnya. Pada tahap kedua, seorang individu mulai tertarik untuk mempelajari dan memahami identitas etnisnya.Â
Pada tahapan ketiga, seorang individu sudah memahami identitas etnisnya. Tahapan - tahapan tersebut dapat dilihat melalui cerita tentang jual beli mimpi yang dibawakan oleh Jang Hansol. Cerita tersebut dipublikasikan melalui channel Youtubenya bernama Korea Reomit, dalam segmen Rindingdong.Â
Pada video tersebut, Hansol menceritakan seseorang yang salah membeli mimpi, melalui cerita tersebut kita dapat mengidentifikasi tahapan - tahapan memperoleh dan mengenal identitas etnis. Tahapan pertama dalam video tersebut digambarkan oleh Hyojin yang belum tertarik terhadap tradisi atau ritual jual beli mimpi, yang kemudian ia asal melakukan ritual tersebut. Tahapan kedua, setelah ia mengalami mimpi buruk yang dibelinya, ia tertarik untuk mencari tahu tentang mimpi dan jual beli mimpi. Tahapan ketiga, saat ia akhirnya memahami tentang jual beli mimpi dan mimpi buruk tersebut, ia mencari seorang ahli atau dukun untuk membebaskannya dari mimpi tersebut. Setelah ketiga tahapan tersebut Hyojin, dalam cerita ini memperoleh identitas etnisnya dimana ia percaya terhadap hal - hal mistis, seperti masyarakat korea pada umumnya.Â
Hal yang perlu diingat adalah tidak semua masyarakat korea percaya terhadap tradisi atau ritual tersebut. Walaupun dikatakan sebagai identitas etnis, identitas tersebut juga dipengaruhi oleh identitas - identitas lainnya, seperti identitas pribadi, religius, dan sebagainya.Â
Daftar Pustaka
Femina.co.id. (2016, Juni 9). Sebelum Menonton Drama Seri Lucy Romance, Kenali Dulu 10 Takhayul Korea. Diakses dari Femina.co.id: https://www.femina.co.id/trending-topic/sebelum-menonton-drama-seri-lucky-romance-kenali-dulu-10-takhayul-korea.