Mohon tunggu...
Muhammad Hidayat
Muhammad Hidayat Mohon Tunggu... Konsultan - Tertarik pada masalah sosial, ekonomi dan lingkungan.

Tertarik pada masalah sosial, ekonomi dan lingkungan. Tertarik pada masalah sosial, ekonomi dan lingkungan. Tertarik pada masalah sosial, ekonomi dan lingkungan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Massa Turun ke Jalan, Aparat Keamanan Dilimpahi Kekuatan dan Kesehatan

22 Mei 2019   09:33 Diperbarui: 22 Mei 2019   09:39 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi ini terasa kelabu. Reportase di berbagai media televisi menggambarkan betapa hasil rusuh malam tadi telah mengakibatkan kerusakan yang tidak sedikit. Lini massa di media daring  juga dipenuhi gambar-gambar menyedihkan. Mobil-mobil terbakar, batu berserakan dimana-mana, orang terluka, dan gambar aparat dan massa yang berhadap-hadapan. 

Banyak pendapat seperti menyesalkan tindakan aparat keamanan yang terlihat sangat waspada. Seolah-olah ingin melawan rakyat yang menggajinya. Seolah-olah mau menghalangi hak rakyat untuk menyatakan pendapat. 

Untuk apa ada sweeping di jalan, untuk apa rakyat dilarang-larang untuk ikut aksi. Ini menindas kebebasan bicara dan melawan prinsip-prinsip demokrasi. Aksi kami aksi damai, tidak akan membuat gaduh. Hanya ingin menyampaikan pendapat. Mengapa harus dihadapi dengan ribuan aparat dan kendaraan taktis. 

Aparat keamanaan tentunya lebih memahami bagaimana memastikan keamanan. Ditambah dengan informasi intelijen, mereka tentu tidak sembarangan membuat keputusan pengamanan. Tentunya dengan pertimbangan yang matang dan jeli dan pastinya bertindak sangat hati-hati. Apalagi di saat suasana politik masih panas seperti ini. 

Kerumunan massa, apalagi jumlahnya ribuan. Bagi sebagian orang dianggap tidak masalah, tidak berbahaya, harmless. Apalagi kalau yang berkumpul itu ibu-ibu dan melakukan kegiatan keagamaan juga. 

Hanya berdoa dan menyampaikan pendapat, katanya. Bagaimana mungkin kerumunan orang seperti ini akan melakukan tindakan barbar? Tapi bagi aparat keamanan tidak sesederhana itu. 

Kerumunan ini sangat rawan untuk ditunggangi oleh pihak-pihak yang ingin membuat rusuh. Baik dengan motif politik maupun motif lain. Beberapa puluh orang dengan niat rusuh (diarahkan untuk rusuh), bisa membuat kerumunan ribuan orang bergolak tak terkendali. Daya rusaknya bisa sangat dahsyat tak terbendung. 

Ketika rusuh terjadi maka akan sulit membedakan mana perusuh sebenarnya dan mana yang kerumunan yang hanya ingin menyampaikan pendapat dengan damai. Sebagian mungkin akan ikut terpancing rusuh.

 Belum lagi banyak masyarakat yang punya sifat suka merusak (vandalisme), yang senang merusak fasilitas publik tanpa perlu alasan. Massa seperti ini ketika terpancing akan sangat mudah untuk melampiaskan kemarahan dengan mrusak fasilitas publik maupun milik perorangan. 

Syukurlah, tadi malam aparat sudah sangat siap menghadapi situasi. Rusuh dapat dikendalikan. Bayangkan, jika persiapan aparat ala kadarnya. Apa yang akan terjadi? Kita sangat menghargai kerja keras aparat yang berusaha sekuat tenaga untuk mengamankan situasi. 

Hari ini massa aksi tentunya akan kembali melanjutkan aksi. Sebagai warga tentu berharap aksi tersebut dapat berjalan damai. Hentikan segala bentuk provokasi, baik langsung maupun melalui media sosial. Karena dampaknya bisa sangat buruk dan berbahaya.

Harapan kami agar massa mau bekerjasama dengan aparat agar penyampaian aspirasi berjalan dengan baik dan aman. Tentunya massa juga ingin kembali ke rumah masing-masing dengan keadaan sehat wal afiat. 

Demikian juga juga para petugas, mereka juga ingin semua selesai dan bisa berkumpul kembali dengan keluarga. Menikmati indahnya bulan Ramadan dan menyambut Idul Fitri bersama keluarga. 

Kami doakan aparat keamanan diberi kekuatan, kesehatan dan keterampilan yang cukup untuk menghadapi situasi ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun