Terdengar kabar bahwa toko-toko buku terkemuka di negeri Sembilang mulai galau. Pasalnya bukan apa-apa, karena baru-baru ini ada seorang ahli ternama yang mengatakan ada satu jenis buku yang dulunya tergolong non fiksi, sekarang harus berganti menjadi buku golongan fiksi.  Manejer toko pada galau menentukan apakah mereka akan memindahkan sebagian buku dari rak buku kategori lain untuk dipindah ke bagian fiksi.Â
Saat ini keputusan sedang digodok dengan keras. Apakah untung ruginya dengan adanya perubahan tersebut. Berbagai aspek tengah ditelaah. Apakah pelanggan yang telah terbiasa tidak akan protes karena kebingungan. Atau mereka akan pindah ke toko buku lain karena merasa kebutuhannya tidak ada di toko tersebut, padahal sebenarnya ada, cuma sudah berbeda rak saja.Â
Atau...jangan-jangan jika tidak dikategori ulang buku-bukunya, malah pelanggan akan lebih marah karena sudah menyalahi kategori baru tersebut. Akhirnya berakibat pada ditinggalkannya toko buku tersebut, pindah ke toko lain. Semua serba sulit untuk memutuskan. Tidak ada yang berani mengambil langkah duluan. Semua masih "wait and see".
Sampai saat ini Asosiasi Toko Buku Nasional belum mengeluarkan pernyataan resmi atas desas-desus ini. Ini membuat manejer toko buku tambah galau, sebab mereka merasa tidak diperhatikan. Mudah-mudahan soal fiksi ini bisa selesai segera.Â
DPS 11 April 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H