Mohon tunggu...
Canang Putra
Canang Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Malang

Saya adalah Canang Mahendra Putra, singkatnya dapat di panggil canang, Bermula saya menyukai jurnal tulisan yang membuat saya termotivasi untuk membuat sebuah jurnal agar dapat memberikan informasi kepada anda sesuai sumber-sumber yang saya dapat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

dampak bullying terhadap perilaku siswa di sekolah

25 Desember 2024   21:46 Diperbarui: 25 Desember 2024   22:06 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Abstract

Bullying, which originates from the English word "bull," meaning a bull, etymologically refers to the act of intimidating or disturbing someone weaker. According to Tattum, bullying is "the willful, conscious desire to hurt another and put him/her under stress." Bullying can occur in various environments, including schools, both in urban and rural areas, and involves interactions between perpetrators, victims, and environmental factors. Risk factors for bullying victims include physical differences, weakness in self-defense, low self-esteem, and lack of popularity among peers. Family upbringing and internal factors within students also play a significant role in shaping bullying behavior. Students who experience parental divorce or have difficulty recognizing themselves are more vulnerable to becoming victims of bullying.

Efforts to address bullying must involve protection for victims and character development for the perpetrators. Educational programs that teach empathy, respect for differences, and strict discipline enforcement against perpetrators can create a safer and more inclusive school environment. Providing attention to both parties victims and perpetratorscan help create a conducive atmosphere for students' social, emotional, and academic development as a whole.

 

Keywords : Bullying,  student behavior, emotional, social, academic, school, character education.

Abstrak 

Bullying, yang berasal dari kata "bull" dalam bahasa Inggris yang berarti banteng, secara etimologis mengacu pada tindakan penggertakan atau mengganggu orang yang lebih lemah. Menurut Tattum, bullying adalah "keinginan yang disengaja dan sadar untuk menyakiti orang lain dan menempatkannya di bawah tekanan." Fenomena bullying dapat terjadi di berbagai lingkungan, termasuk sekolah, baik di perkotaan maupun pedesaan, dan dapat melibatkan interaksi antara pelaku, korban, serta faktor-faktor lingkungan. Faktor-faktor risiko pada korban bullying meliputi perbedaan fisik, kelemahan dalam membela diri, rendahnya rasa percaya diri, dan kurangnya popularitas di kalangan teman sebaya. Pola asuh keluarga dan faktor internal pada diri siswa juga berperan penting dalam membentuk perilaku bullying. Siswa yang mengalami perceraian orang tua atau kesulitan mengenali diri mereka sendiri lebih rentan menjadi korban bullying. Upaya untuk mengatasi bullying harus melibatkan perlindungan terhadap korban dan pembinaan karakter bagi pelaku bullying. Program pendidikan yang mengajarkan empati dan menghargai perbedaan, serta penegakan disiplin yang tegas terhadap pelaku, dapat menciptakan lingkungan sekolah yang lebih aman dan inklusif. Pemberian perhatian terhadap kedua belah pihak baik korban maupun pelaku dapat membantu menciptakan suasana yang kondusif bagi perkembangan sosial, emosional, dan akademik siswa secara keseluruhan.

Kata kunci : Bullying, perilaku siswa, emosional, sosial, akademis, sekolah, pendidikan karakter.

PENDAHULUAN 

Bullying di suatu institusi pendidikan merupakan bukan suatu kasus baru yang telah terjadi, banyak kasus yang sudah menjadi masalah di sekolah maupun di luar sekolah. Banyak berita tentang kasus bullying terjadi di sekolah dapat dibaca pada media massa yang tersedia. Kasus tersebut kebanyakan berbagai macam bullying, antara lain yang dilakukan oleh kakak kelas terhadap adik kelasnya, perundungan antar kelas, dan teman sekelas. Maraknya kasus perundungan yang terjadi pada usia anak sekolah sangat memprihatinkan bagi pendidikan maupun orang tua (Wibowo et al., 2021). Sekolah yang seharusnya menjadi tempat untuk menimba ilmu serta membantu membentuk karakter positif siswa.  

Perilaku bullying merupakan tindakan kekerasan dalam bentuk verbal maupun non verbal, yang dilakukan seseorang atau kelompok kepada seseorang tertentu. Bullying merupakan perilaku anarkis dan agresif dimana seseorang atau kelompok merundung beberapa individu yang lebih lemah secara fisik dan psikologis. Pada umumnya, anak laki-laki lebih banyak menggunakan bullying secara fisik dan anak perempuan banyak menggunakan bullying relasional atau emosional, namun keduanya sama-sama tindakan bullying (Sulisrudatin, 2014). Dampak bullying terhadap perilaku siswa sangat beragam, mulai dari perubahan emosional hingga dampak jangka panjang pada perkembangan sosial dan akademik mereka. Siswa yang menjadi korban bullying sering kali mengalami penurunan kepercayaan diri, kecemasan, dan depresi (Jelita et al., 2021). Hal ini tidak hanya mempengaruhi kesehatan mental mereka, tetapi juga dapat mengganggu konsentrasi dan motivasi dalam belajar(Mi et al., 2021) . Dalam banyak kasus, siswa yang mengalami bullying cenderung menarik diri dari interaksi sosial dan mengalami kesulitan dalam membangun hubungan positif dengan teman sebaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun