Mohon tunggu...
Bulan
Bulan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa

Hiburan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Maraknya Kasus Bunuh diri dan Perundungan

5 November 2024   07:20 Diperbarui: 5 November 2024   08:16 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Bunuh diri merupakan tindakan seseorang yang mengakhiri nyawanya sendiri dengan sengaja. Di Indonesia sendiri kasus bunuh diri banyak terjadi. Menurut data POLRI, angka kematian akibat bunuh diri di Indonesia meningkat dari 826 kasus pada tahun 2022 menjadi 1.350 kasus di tahun berikutnya. Maraknya kasus bunuh diri yang terjadi di Indonesia disebabkan berbagai macam faktor, salah satunya perundungan.

Perundungan  menjadi salah satu penyebab seseorang melakukan tindakan bunuh diri. Seperti kasus yang terjadi di Lampung, yang di mana seorang remaja  berusia 18 tahun nekat membunuh dirinya dengan membakar tubuhnya menggunakan Pertalite. Tindakan ini korban lakukan akibat perundungan yang dilakukan oleh teman-temannya  sehingga korban mengalami depresi. 

Bunuh diri dan perundungan merupakan permasalahan sosial yang sering dilakukan oleh masyarakat terutama para remaja. perundungan menyebabkan korban mengalami depresi. Seseorang yang mengalami depresi sangat rawan melakukan tindakan yang berbahaya jika tidak segera ditangani. banyak masyarakat Indonesia yang menyepelekan masalah mental ini dan justru menganggapnya sebagai aib, sehingga seseorang yang mengalami depresi tidak memiliki tempat untuk mengutarakan emosinya lalu memutuskan untuk mengakhiri nyawanya sendiri. Perundungan juga merupakan masalah serius yang banyak terjadi. Perundungan dapat terjadi akibat seseorang yang kurang kasih sayang dan perhatian dari keluarga dan lingkungan sekitarnya. 

Bunuh diri dan perundungan menyebabkan keresahan dalam lingkungan masyarakat. Pemerintah dan masyarakat melakukan berbagai cara untuk mengatasi permasalahan sosial ini. Terdapat beberapa cara untuk mengurangi tindakan bunuh diri dan perundungan.

Cara Mengatasi dan Mencegah Bunuh Diri

1. Jangan Abaikan Seseorang yang Mengalami Depresi

Jika seseorang memiliki gejala-gejala depresi, kita dapat membantunya dengan menjadi tempat bersandar. kita cukup menjadi pendengar yang baik dan memberi dukungan jika mereka mengalami masalah karena seseorang yang mengalami depresi biasanya hanya butuh tempat untuk menuangkan emosinya.

2. Meminta Bantuan Profesional

Jika memiliki keinginan untuk mengakhiri nyawanya, ada baiknya untuk segera meminta pertolongan dari psikiater atau psikolog. Dengan bantuan profesional ini,  kita akan mendapat penanganan yang lebih baik dan tepat.

3. Rutin Berolahraga

olahraga dapat meredakan stress karena berolahraga melepas hormon endorfin yang mampu menaikan mood dan menurunkan hormon depresi. Selain itu berolahraga bisa menjadi pengalihan dari masalah yang sedang dialami.

Cara Mengatasi dan Mencegah Perundungan

1. Sosialisasi tentang Perundungan di Sekolah

Perundungan sering terjadi akibat kurangnya pemahaman mengenai perundungan. Sebagian besar pelaku perundungan tidak menyadari bahwa tindakan yang mereka lakukan adalah perundurngan. Sosialisasi dapat membantu kita mengetahui apa itu perundungan, dampaknya, serta pencegahan dan cara mengatasinya.

2 Membuat Laranagan Perundungan

Dengan membuat aturan mengenai larangan perundungan serta memberi konsekuensi, kita akan menjadi takut untuk merundung seseorang dan jera dengan perbuatannya. 

3. Melawan Perundungan

Kita dapat melawan perundungan dengan cara melaporkan kejadian tersebut kepada seseorang yang memiliki wewenang, seperti guru atau kepolisian. Melakukan perlawanan bukan berarti kita harus melawannya dengan kekerasan, karena terkadang melakukan perlawanan dengan cara kekerasan justru tidak akan berefek pada pelaku perundungan.

Bunuh diri dan perundungan merupakan permasalahan sosial yang harus segera ditangani. Dengan cara-cara tersebut, diharapkan kasus-kasus bunuh diri dan perundungan dapat berkurang. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun