Â
Â
(SUMBER: http://repository.unp.ac.id/)
(SUMBER: http://repository.unp.ac.id/)
Â
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa keputusan yang sesuai akal pikiran (common sense) yang disusun oleh guru dalam rangka melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada murid, dan berorientasi pada kebutuhan belajar murid. Keputusan tersebut berkaitan dengan hal-hal berikut yaitu: cara menciptakan lingkungan berlajar murid, mendefinisikan tujuan pembelajaran, proses penilaian berkelanjutan sehingga tercipta kelas efektif. Pembelajaran berdeferensiasi dirancang sesuai dengan minat bakat serta keterampilan siswa.
A. Teori Pembelajaran Diferensiasi
- Menurut Tomlinson (2001: 45), Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid.
- Alam mendiferensiasikan pengajaran, guru dapat memodifikasi lima unsur kegiatan mengajar, yaitu materi pelajaran, proses, produk, lingkungan dan evaluasi (Howard, 1999; Weinbrenner, 2001)
Â
Pembelajaran berdiferensiasi bukanlah berarti bahwa guru harus mengajar dengan 32 cara yang berbeda untuk mengajar 32 orang murid. Bukan pula berarti bahwa guru harus memperbanyak jumlah soal untuk murid yang lebih cepat bekerja dibandingkan yang lain. Pembelajaran berdiferensiasi juga bukan berarti guru harus menggelompokkan yang pintar dengan yang pintar dan yang kurang dengan yang kurang. Bukan pula memberikan tugas yang berbeda untuk setiap anak. Pembelajaran diferensiasi bukanlah sebuah proses pembelajaran yang semrawut (chaotic), yang gurunya kemudian harus membuat beberapa perencanaan pembelajaran sekaligus, dimana guru harus berlari kesana kemari untuk membantu si A, si B, atau si C dalam waktu yang bersamaan, bukan. Guru tentunya bukanlah malaikat bersayap atau heroman yang bisa kesana kemari untuk berada di tempat yang berbeda-beda dalam satu waktu dan memecahkan semua permasalahan.
Salah satu strategi pembelajaran yang sesuai dengan progresivisme adalah pembelajaran berdiferensiasi dengan memberikan kebebasan dan kesempatan murid untuk mengembangkan nilai dan potensi yang ada pada dirinya. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan suatu usaha atau proses untuk menyesuaikan system pembelajaran di kelas dengan kebutuhan belajar dan kemampuan setiap murid yang berbeda-beda.
Dalam prinsip pembelajaran diferensiasi setiap murid memiliki keunikan dan kemampuannya, serta cara yang berbeda-beda dalam memahami suatu ilmu atau materi pelajaran. Jadi pembelajaran berdiferensiasi tidak  mempersulit guru dan murid melainkan mempermudah guru dan murid dalam melaksanakan proses belajar dan mengajar. Langkah awal untuk melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi adalah memetakan kebutuhan belajar murid.
Kebutuhan belajar murid tersebut dapat dikategorikan menjadi tiga aspek, yaitu: kesiapan belajar, profil belajar, serta minat dan bakat (Tomlinson, 2001). Kesiapan belajar (readiness) merupakan kapasitas dan kemampuan murid untuk mempelajari dan memahami materi baru. Dalam kesiapan belajar, guru berusaha mengajak murid untuk mengikuti proses pembelajaran yang keluar dari zona nyaman, tetapi dengan dukungan lingkungan belajar yang benar dan fasilitas yang memadai agar murid dapat menguasai suatu materi baru. Kebutuhan belajar sesuai minat dan bakat murid salah satu tujuannya adalah meningkatkan motivasi belajar, dimana murid memiliki  minat dan bakat berbeda-beda, misalnya dibidang seni, olahraga, matematika atau sains. Selanjutnya pemetaan kebutuhan belajar dari aspek profil belajar murid memiliki tujuan sebagai upaya memberikan kesempatan kepada murid untuk dapat belajar secara aktif, efesien, dan natural. Faktor yang mempengaruhi pembelajaran seseorang antara lain: lingkungan, budaya, visual, auditori, dan kinestetik. Oleh karena itu, pentingnya guru memvariasikan strategi dan metode pembelajaran.
B. Unsur-Unsur Pembelajaran Diferensiasi
(SUMBER: http://repository.unp.ac.id/)
(SUMBER: http://repository.unp.ac.id/)
1. Konten/isi
Guru melakukan modifikasi yang berkaitan dengan apa yang akan di pelajari peserta didik di dalam kelas, namun guru perlu memperhatikan kebutuhan belajar peserta didik. Strategi pembelajaran berdifrensiasi  konten memiliki aspek kesiapan belajar peserta didik, minat dan profil pelajar.
2. Proses
Difrensiasi pada proses, peserta didik mendapatkan informasi tentang pembelajaran yang baru dan mendapatkan cara belajar yang sesuai dengan kemampuan pseserta didik.
3. Produk
Difrensiasi pada produk berupa hasil dari tugas pembelajaran untuk mendapatkan hasil belajar yang baik pada peserta didik. Â Tugas dan penilaian dibuat secara beragam namun masih mengacu pada tujuan pembelajaran yang sama.
4. Lingkungan belajar
Lingkungan belajar merupakan kondisi yang berasal dari luar yang memiliki pengaruh  kepada peserta didik. Lingkungan belajar yang kondusif dan nyaman dapat membuat peserta didik menjadi lebih fokus. Oleh karena itu, kondisi Lingkungan belajar sangat mendukung pembelajaran yang berdifrensiasi.
C. Keragaman Pembelajaran Diferensiasi
 Ciri keberagaman siswa  didalam kelas tentunya berbeda beda dan beragam jenisnya, dibawah ini ciri-ciri keberagaman siswa dikelas sebagai berikut  :
Â
- Keragaman Agama
      Pada dasarnya manusia diciptakan dalam kelompok ras yang berbeda beda yang merupakan hak mutlak tuhan yang maha esa, keberagaman agama tentu hal yang sudah biasa kita dengar seperti keberagaman agama didalam kelas dengan peserta didik yang berbeda. Meskipun ada beragam agama, namun semua warga di lingkungan sekolah dapat saling menghormati.
- Keragaman Wilayah
      Pada dasarnya manusia diciptakan dalam kelompok ras yang berbeda beda yang merupakan hak mutlak tuhan yang maha esa, Tidak semua siswa atau siswi berasal dari wilayah yang sama. Ada siswa yang berasal dari pulau lain, seperti Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi, dan  Papua.
- Keragaman Bahasa
      Setiap warga di lingkungan sekolah, memiliki bahasa, dialek ataupun logat yang berbeda. Hal ini bisa saja dipengaruhi oleh bahasa pertamanya (bahasa Ibu).
- Keragaman Jenis Kelamin
      Di sekolah juga ditemukan perbedaan jenis kelamin, yaitu perempuan dan  laki-laki. Namun, perbedaan tersebut tidak menjadi halangan untuk bekerja sama dan bermain bersama antara satu siswa dengan siswa yang lain.
- keragaman gaya belajar
Â
- Siswa dengan gaya belajar lebih suka melihat gambar atau video  (visual)
- Siswa dengan gaya belajar lebih suka mempraktikkan secara  langsung (kinestetik)
- Siswa dengan gaya belajar lebih suka mendengar, dimana siswa itu jauh lebih mudah menerima informasi melalui media suara (audio).
Â
Author: Mahasiswa Bidang Studi Biologi Profesi Pendidikan Guru (PPG) Prajabatan Gelombang 2 Universitas Negeri Medan Tahun 2022
Â
Kelompok 4:
- Anni Hafizah Hasibuan
- Camilla Sophia Hudaya
- Desy Suryanthi Tamba
- Febrina Suci Ramadhani Simanjuntak
- Putri Chairunnisa Hasibuan
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H