Dendam itu hanya rasa kepemilikan untuk para pendukung, kalau pun politikus itu memiliki dendam hanya akan menenggelamkannya dalam lingkungan politik, dendam tidak menguntungkan untuk bertahan hidup. Setiap politisi berapa pun marahnya menyerang lawan bahkan dengan melontarkan kritik hingga sampai pada hinaan dengan sesaat dapat saja lupa karena dinantikan oleh isu lain yang lebih seksi.Â
Para politikus juga para netizen adalah nomad-nomad isu yang setelah beredar dalam sebuah isu dua hari setelahnya dipertemukan lagi dengan isu lain. Cepatnya isu berganti menyebabkan seorang politikus menyadari berharga dan menguntungkannya lupa. Â Tengok saja para politikus yang baru saja atau pernah baku hantam beberapa hari setelah itu mengumumkan kemungkinan berkoalisi, seperti tidak terjadi apa-apa sebelumnya karena yang dulu sudah tak aktual. Betapa berharganya lupa bagi dunia tanpa permintaan maaf.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H