Mohon tunggu...
Camelia
Camelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Mulawarman, tentunya saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Transformasi Teknologi Komunikasi: Dampak bagi Generasi Z Pasca- Pendidikan

13 April 2024   14:41 Diperbarui: 13 April 2024   14:45 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh karena itu, penting untuk menginga kan kepada diri sendiri dan membatasi diri sendiri jika menggunakan teknologi agar lebih bijak serta, membantu mengembangkan literssi digital dan etika dalam proses transformasi teknologi komunikasi, agar memiliki karakter yang baik untuk generasi yang akan datang.

Generasi Z akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk terhubung dengan orang-orang di seluruh dunia setelah sekolah. Melalui platform media sosial, aplikasi perpesanan, dan jejaring sosial lainnya, mereka dapat membangun jaringan yang lebih luas, belajar tentang budaya baru, dan berbagi ide dengan orang-orang dari latar belakang berbeda. Seiring dengan perubahan teknologi komunikasi, banyak Gen Z yang meminta pekerjaan fleksibel, seperti pekerjaan jarak jauh atau pekerjaan lepas. Mereka dapat bekerja di mana saja dengan koneksi Internet, sehingga mereka dapat menjelajahi peluang karier yang lebih beragam dan memperluas wawasan profesional mereka.

Setelah lulus, Gen Z dapat menggunakan teknologi untuk terus belajar tanpa harus menghadiri kelas fisik. MOOCs (Massive Open Online Courses), webinar, dan platform pembelajaran online lainnya menawarkan akses murah atau bahkan gratis ke kursus-kursus dari universitas terkemuka di dunia. Melalui media sosial dan platform lainnya, Gen Z dapat dengan mudah terlibat dengan isu-isu politik dan sosial yang penting bagi mereka sepulang sekolah. Mereka dapat menggunakan suaranya untuk mengadvokasi perubahan, mengumpulkan dukungan, dan mengorganisir aksi sosial. Teknologi juga menawarkan peluang bagi Generasi Z untuk menjaga kesehatan mental. Program meditasi, layanan konseling online, dan platform dukungan spiritual kini lebih mudah diakses, membantu mereka mengelola stres pasca kelulusan dan memasuki fase kehidupan baru.

Dengan berbagai platform konten seperti YouTube, TikTok, dan podcasting, Generasi Z dapat mengekspresikan diri mereka dengan lebih kreatif dan menjangkau audiens yang lebih luas. Banyak dari mereka yang dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk mengembangkan karier dengan konten kreatif.Teknologi memudahkan Gen Z untuk belajar tentang masalah lingkungan dan apa yang dapat mereka lakukan untuk memperbaiki situasi tersebut. Mereka dapat menggunakan platform online untuk mendukung, berbagi informasi dan mendorong perilakuk ekologis. Dengan pergeseran teknologi komunikasi ini, Gen Z berpotensi menjadi generasi yang sangat terhubung, berpengaruh, dan penuh peluang setelah lulus.

Kegelisahan yang dirasakan terhadap perkembangan teknologi komunikasi dapat timbul karena beberapa alasan. Berikut adalah beberapa kegelisahan yang sering muncul:

1. Privasi dan Keamanan: Perkembangan teknologi komunikasi telah membawa kemungkinan pelanggaran privasi dan keamanan data. Ada kekhawatiran bahwa informasi pribadi dapat disalahgunakan atau diakses oleh pihak yang tidak berwenang. Ancaman seperti pencurian identitas, peretasan data, atau penyebaran informasi pribadi tanpa izin dapat menimbulkan kegelisahan pada individu.

2. Ketergantungan yang Berlebihan: Teknologi komunikasi yang canggih seperti ponsel pintar dan media sosial dapat menyebabkan ketergantungan yang berlebihan. Orang-orang mungkin merasa cemas atau gelisah jika tidak memiliki akses terus-menerus ke perangkat mereka atau jika tidak dapat terhubung ke internet. Ketergantungan yang berlebihan ini dapat memengaruhi kesehatan mental dan interaksi sosial.

3. Pengaruh Negatif pada Kesehatan Mental: Penggunaan yang berlebihan atau tidak sehat dari teknologi komunikasi seperti media sosial dapat berkontribusi pada masalah kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan rasa rendah diri. Terlalu banyak terpapar konten negatif atau perbandingan sosial yang tidak sehat di platform digital dapat memicu perasaan tidak puas atau tidak mencukupi.

4. Penyebaran Informasi Palsu dan Hoaks: Kemudahan dalam menyebarkan informasi melalui teknologi komunikasi juga membawa risiko penyebaran informasi palsu dan hoaks. Keberadaan berita palsu atau informasi yang tidak diverifikasi dengan baik dapat menimbulkan kegelisahan dan kebingungan di masyarakat. Orang mungkin merasa sulit membedakan antara informasi yang benar dan yang tidak.

5. Gangguan Terhadap Interaksi Sosial: Meskipun teknologi komunikasi memungkinkan kita untuk terhubung dengan orang-orang di seluruh dunia, terlalu banyak menghabiskan waktu di dunia maya dapat mengganggu interaksi sosial di dunia nyata. Kegelisahan dapat muncul ketika seseorang merasa bahwa hubungan interpersonal yang lebih dalam dan berarti terabaikan karena ketergantungan pada teknologi komunikasi.

Penting untuk diingat bahwa teknologi komunikasi juga memiliki banyak manfaat dan potensi positif. Namun, kegelisahan terhadap perkembangan teknologi ini dapat diatasi dengan kesadaran yang baik, penggunaan yang seimbang, dan kebijakan yang memperhatikan privasi dan keamanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun