Mohon tunggu...
Camarmerah
Camarmerah Mohon Tunggu... -

Penutur omong kosong.\r\nhttp://sampahperadaban.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berkabung Nasional

28 September 2012   03:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:34 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memang tidak boleh ada yang mengkritik, tidak boleh tidak senang, tidak boleh protes, apalagi terdengar separatis. Aceh dihajar sepuluh tahun, dan Papua dua puluh tahun karena berujar "merdeka". Di Timor Timur sepertiga penduduknya, ratusan ribu jiwa, melayang dikuras bersih.

Setiap konflik kemudian dijawab dengan bedil. Perebutan tanah, penggusuran, pembangunan ini dan itu, keagamaan, semuanya menjadi mudah: Dalam nama Soeharto yang berkuasa atas setiap bedil yang dipegang oleh Angkatan Bersenjata Republik Indonesia; sawah-sawah disikat, ladang diduduki, tanah diserobot, yang protes dihabisi, yang membela didor, yang mengabarkan diteror.

Penggusuran-penggusuran membahana; Ciuleunyi Bandung, Raci Pasuruan, Grati Pasuruan, Nyamil Blitar, Kunir Lumajang, Pungguk Blitar, Kunir Lumajang, Pungguk Blitar, Nyinyir Blitar, Sunggal Medan, Tanjung Bulan Sumatera Selatan, Martoba Pematang Siantar, Percut Deli Serdang, Tuntungan Sumatera Utara, Kedung Ombo Jawa Tengah, Pulau Bintan, Agra Binta Cianjur Selatan.

Kematian-kematian merajalela; Petrus, Tanjung Priuk, Makassar, Lampung, Riau, Waduk Nipah, 27 Juli, Marsinah, Udin Bernas, Wiji Thukul, hingga akhirnya penembakan mahasiswa Trisakti 12 Mei 1998.

Semuanya sah-sah saja, semuanya boleh-boleh saja, apapun itu, berapapun biayanya: Demi Tegaknya UUD 1945 dan Pancasila yang Lurus dan Konsekuen, demi Pembangunan Nasional, demi Persatuan dan Kesatuan Bangsa, demi Tetap Utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia, demi Keamanan dan Ketertiban, demi Kestabilan Ekonomi, demi BERDIRI DAN TETAP BERDIRINYA REJIM HAJI MUHAMMAD SOEHARTO!

Tetapi akhirnya jatuh juga, setelah kekacauan besar melanda Indonesia, setelah nyawa mahasiswa melayang, setelah gedung MPR-DPR tempat kacung-kacung dan kawan-kawannya biasa mendekam dikuasai rakyat, ia mengundurkan diri pada 21 Mei 1998.

4

Sepuluh tahun setelah kekuasaannya diakhiri, ia mati pada tanggal 27 Januari 2008 pukul 13.10 WIB, setelah sakit dan terbujur kaku pada perbatasan antara hidup dan mati selama dua puluh empat hari.

Dan ia telah mati: Ketika belum satu kali pun ia masukki jeruji penjara untuk apa yang telah dilakukannya selama berkuasa, ketika ia belum sedikit pun menerima hukuman, ketika harta yang kini dikuasai oleh anak-cucu dan para kroni serta sohib dan sobat-sobatnya belum ada yang dikembalikan kepada rakyat, ketika segala apa yang dirampoknya belum dikembalikan, dan ketika belum ada satupun kejahatannya yang ia pertanggung jawabkan.

Bahkan! Bahkan hingga detik kematiannya tetap belum ada kejelasan resmi apakah ia bersalah atau tidak. Proses pengadilan belum pernah menunjukkan arah yang jelas dan cerah, di mata hukum nama Haji Muhammad Soeharto sang Jenderal Bintang Lima itu tetaplah sebatas "tersangka" yang, berdasarkan asas praduga tak bersalah, tetap saja tidak bersalah. Tidak pernah ada usaha resmi untuk mengungkap kejahatannya di luar urusan korupsi belaka.

Bahkan! Bahkan ia berhasil memenangkan perkara pencemaran nama baik melawan majalah Times!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun