Mohon tunggu...
Kurniati CamaliaPutri
Kurniati CamaliaPutri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Seorang mahasiswi Farmasi, Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jangan Anggap Remeh Depresi

8 Juni 2024   15:30 Diperbarui: 8 Juni 2024   15:51 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan ini selalu terdengar kabar yang tidak menyenangkan di negara ini, berita mengenai beberapa orang yang mengakhiri hidupnya dengan cara yang mengenaskan. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut mulai dari ekonomi, keluarga, pekerjaan, atau pun lainnya. Tak banyak juga dari mereka yang mengalami depresi setelah mendapat tekanan–tekanan dari permasalahan yang ada. Terapi psikologis adalah pengobatan yang diperlukan dengan cara mengunjungi psikiater, masih banyak orang yang berpendapat bahwa mengunjungi psikiater sama dengan gila padahal tidak sama sekali. Masyarakat Indonesia harus mulai membuka pikiran mengenai betapa gawatnya gangguan mental jika tidak ditangani dengan serius.

Depresi adalah suatu kondisi medis berupa perasaan sedih berdampak negatif terhadap pikiran, tindakan, perasaan, dan kesehatan mental seseorang. Depresi juga merupakan salah satu gejala dari gangguan kejiwaan. Berdasarkan survei Kesehatan Jiwa Remaja Nasional (I-NAMHS), sebanyak 17 juta remaja di Indonesia dalam rentang usia 10-17 tahun memiliki masalah kesehatan mental seperti fobia sosial, gangguan kecemasan umum, gangguan depresi mayor, gangguan perilaku, gangguan stres pasca trauma (PTSD), dan gangguan pemusatan perhatian/hiperaktivitas (ADHD). Gangguan mental yang paling banyak diderita oleh remaja Indonesia adalah gangguan kecemasan.

Faktor penyebab seseorang menderita gangguan mental sangat bervariasi, salah satunya adalah keluarga. Peran keluarga dalam kesehatan mental sangatlah penting, banyak remaja sekarang yang memiliki gangguan mental dikarenakan oleh keluarga sendiri. Mereka terbiasa memendam semua masalah dialami atau keadaan dalam rumah yang memaksa mereka untuk bertindak lebih dewasa dari yang seharusnya. Remaja dari keluarga yang kurang harmonis atau berasal dari orang tua yang bercerai biasanya sangat rentan menderita depresi, tak jarang juga dari keluarga yang sebenarnya sangat harmonis.

Banyak orang yang masih menganggap depresi adalah hal yang sepele, tidak penting, maupun bukan masalah yang berat. Padahal jika ditelusuri lebih dalam kita dapat menemukan betapa menderitanya mereka mengalami hal tersebut. Hal yang paling diinginkan oleh para penderita adalah dukungan, baik dukungan dari keluarga maupun lingkungan sekitar, bukan padangan meremehkan dari orang lain. Depresi bisa menyebabkan hal sangat fatal yaitu kematian, apabila penderita sudah di tahap berpikir bahwa lebih baik mati daripada hidup dunia berarti penderita sudah berada dalam keadaan yang kronis. Mereka sangat membutuhkan pertolongan dari seorang profesional dan berharap setidaknya ada satu orang yang dapat memahami keadaan mereka. Penderita yang sudah ditahap itu memiliki rasa keputus asaan yang sangat besar, mereka berpikir untuk apa hidup di dunia yang seperti neraka ini. Dan solusi yang mereka temukan hanyalah kematian.

Pada kenyataannya, kematian bukanlah solusi dari segalanya melainkan awal dari segalanya. Mungkin dalam pandangan penderita, kematian akan mengubah segalanya dimana keluarga yang awalnya acuh tak acuh kepada mereka akan menyesal setelah mendapati kenyataan bahwa mereka sudah tiada. Dalam pandangan keluarga, mereka akan sangat menyesal mengetahui bahwa kalian sangat menderita hidup di dunia ini tapi mereka tidak dapat menolong kalian. Seandainya mereka mau mengerti dan mau untuk menolong kalian, hal seperti kematian mungkin tidak akan terjadi dan kalian bisa hidup bahagia bersama keluarga.

Jika kalian merasa depresi atau lelah dengan keadaan, cobalah untuk bercerita kepada keluarga atau orang terdekat. Yakinlah bahwa mereka akan memahami keadaan kalian dan tidak menghakimi kalian. Masih banyak orang di dunia yang peduli terhadap kesehatan mental orang lain, meskipun bukan orang terdekat. Temukan kedamaian hati dengan cara kalian sendiri, ingatlah bahwa kematian bukanlah solusi dari permasalahan. Jika tidak bisa menemukan hal tersebut, mengunjungi psikiater tidak akan merugikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun