Mohon tunggu...
calvyn toar
calvyn toar Mohon Tunggu... Administrasi - Give what you can, cause you only live once!

businessman, seo master, content creator | driven by heart

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Timnas Indonesia Kalahkan Vietnam, Asalkan...

7 Desember 2016   05:58 Diperbarui: 7 Desember 2016   11:26 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Boaz Solossa predator haus gol (via fourfourtwo.com)

Stefano Lilipaly dan Boaz Solossa menakutkan bagi tim lawan (via tribunnews.com)
Stefano Lilipaly dan Boaz Solossa menakutkan bagi tim lawan (via tribunnews.com)
Distribusi bola yang apik oleh Lilipaly sebagai playmaker pun akan menambah kerepotan pemain Vietnam. Agresivitas Lilipaly yang sering membantu alur serangan akan semakin memperkaya kreativitas penyerangan. Namun, sebaiknya Lilipaly tidak melulu memberikan long pass atau umpan-umpan jauh ke depan. Memang, selama ini passing Fano nyaris sempurna. Selalu akurat. Tetapi, dengan melakukan through pass yang diperbanyak, maka serangan Indonesia akan kaya opsi, dan membuka banyak peluang.

Dalam hal bertahan, Fano memang tidak sebaik Bayu Pradana. Di sinilah, peran Bayu menjadi pemain jangkar, yang wajib menjaga kedalaman tim. Bayu, harus lebih berkonsentrasi pada ‘pematah’ serangan lawan ketika menginjak lapangan permainan Indonesia. Jika itu disiplin dilakukan, Bayu akan menyeimbangkan lapangan tengah Indonesia.

 Boaz dan Ferdinand di lini depan

Boaz Solossa predator haus gol (via fourfourtwo.com)
Boaz Solossa predator haus gol (via fourfourtwo.com)
Striker utama harus menjadi milik Boaz Solossa. Kinerjanya sebagai striker tak tergantikan. Ia bukan sekadar predator haus gol, tetapi eksistensi Boaz selalu dapat mengangkat moral tim. Senioritasnya penting bagi tim. Sementara bagi lawan, keberadaan Boaz akan selalu mendapat perhatian utama untuk dijaga ketat.

Ferdinand Sinaga dan Rizky Pora ngotot berebut bola dengan pemain vietnam (via tribunnews.com)
Ferdinand Sinaga dan Rizky Pora ngotot berebut bola dengan pemain vietnam (via tribunnews.com)
Ketika Boaz dikawal ketat, di situlah Ferdinand Sinaga yang selalu bermain spartan akan mendapat ruang untuk berkreasi menembus kotak penalti. Pergerakan tanpa bola, harus banyak diciptakan oleh Ferdinand. Hal itu akan membuat bek Vietnam keteteran. Semakin keteteran, jika Lilipaly, Rizky, Andik dan Abduh Lestaluhu (sesekali) pun melakukan hal yang sama.

 Formasi 4-4-1-1

Kelihatannya, Riedl tidak terlalu memusingkan soal formasi yang akan diterapkannya. Yang penting baginya, pemain dapat bermain sebagus mungkin pada posisinya masing-masing. Namun begitu, formasi 4-4-1-1 adalah formasi terampuh yang bisa diterapkan kembali di leg ke-2 ini sebagaimana di leg pertama, dimana menempatkan Ferdinand sebagai second striker, tepat di belakang Boaz. Skema itu terbilang sukses meredam laju alur bola anak-anak Vietnam. Memang, Dari dulu, Timnas Indonesia biasanya mengandalkan formasi 4-4-2. Formasi ini pun sempat dipakai Riedl di fase grup.

Ferdinand, sebaiknya tidak usah banyak turun ke lapangan tengah apalagi sampai ke jantung pertahanan membantu defender, sebagaimana yang dilakukannya pada leg pertama, karena akan menguras tenaganya. Konsentrasi saja pada posisinya yang dapat membuka ruang, menunggu aliran umpan matang dari Rizky, Andik dan Lilipaly, atau bahkan (sesekali) dari Benny Wahyudi. Karena, sudah hampir pasti eksplosivitas Boaz akan dimatikan terus oleh pemain-pemain defender Vietnam.

Di atas menit ke 70 babak kedua, Riedl dapat memasukkan Evan Dimas mengganti Ferdinand, karena pemain ini tak sekadar pemain flamboyan di lini tengah. Evan cukup bagus jika didorong sebagai ‘penyerang lubang’. Evan akan piawai mengacak-acak pertahanan lawan dengan umpan-umpan satu-dua dan terobosan, yang sering dilakukannya sewaktu membela Timnas Indonesia U-19. Dan, dua lagi kelebihan Evan, ia pandai menempatkan posisi dan memiliki tendangan jarak jauh yang mumpuni.

Opsi lain, Evan menggantikan Boaz. Itu artinya, Ferdinand menjadi target man, dan Evan sebagai striker lubang.

Jika Evan menggantikan Ferdinand atau Boaz, maka Zulham dapat menggantikan Andik. Jika Lilipaly dan Bayu kedodoran tenaganya di babak kedua, maka salah satu dari Yanto Basna atau Fachrudin dapat masuk sebagai full back. Maka, Manahati Lestusen, pemain serba bisa ini, dapat menggantikan posisi Lilipaly atau Bayu Pradana. Manahati memiliki kemampuan menyerang dan bertahan sama baiknya. Passingnya pun bagus sebagaimana yang ditunjukkannya ketika membela klubnya sekarang, PS TNI dan Timnas U-23.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun